Suara mendesing pelan terdengar di dalam rumah yang terbuat dari batu bata itu, Xiaozhi terus menerus memainkan Pokeball dengan rasa penasaran.
"Untuk pokeball berubah menjadi kecil membutuhkan waktu satu detik, dan entah kenapa aku merasa kurang nyaman dalam satu detik itu.."
Xiaozhi melakukan hal itu berjam jam, selama menghabiskan waktu ia melemparkan pokeball kesana kemari, dan untungnya ketahanan bola ini sangat keras, setidaknya lebih keras dari besi.
"Fiuh..." Xiaozhi menghela napas setelah puas memainkan jiwa beladirinya, ia juga kelelahan karena kekuatan jiwanya hampir habis.
'Luar biasa... jiwa beladiriku ini super hemat kekuatan jiwa...' Xiaozhi bergumam
"Hei.. kenapa mereka begitu lama?" Yang di tunggunya adalah orang tua angkatnya.
[Menyelesaikan misi! *mencoba menggunakan jiwa beladiri untuk terbiasa, pemilihan acak starter monster roh terbuka!*]
"Pemilihan starter! Jadi aku tak perlu menangkap monster roh?"
"Aku ingin memilih sekarang!" Perintah Xiaozhi.
[Peringatan! Kekuatan jiwa host dalam kondisi lemah! Tak bisa memilih starter sekarang!]
"Yah.. mungkin lain kali..."
Xiaozhi tak tahu cara memulihkan kekuatan jiwa, tapi ia akan mencoba bermeditasi.
Duduk bersila, menutup mata, fokus dan mencoba konsentrasi, mengabaikan pikiran yang tak penting, segera tubuhnya seperti sponge kering.
Beberapa saat berlalu, segera energi hangat masuk kedalam tubuhnya, berkumpul perlahan lahan di dantian.
Entah kapan, notifikasi itu datang.
[Kekuatan jiwa host terpenuhi! Pemilihan starter dimulai...!]
Belum sempat mengetahui apa starternya, suara pintu di ketuk sayup sayup terdengar, dan malah semakin kencang.
Tak bisa fokus, Xiaozhi membuka matanya dan berdiri, berjalan cepat menuju pintu.
Pintu di buka, terlihat seorang pria paruh baya dengan wajah marah, sedih, takut. Bercampur secara aneh.
"Ayah?" Ucap Xiaozhi heran menatap pria itu karena ekspresi anehnya. Meskipun ia tahu ia bukan anak kandungnya, ia berbaik hati di panggil seperti itu.
Pria itu segera menerobos masuk rumah tanpa menjawab, berkata apapun, matanya merah berair, seperti menahan tangis.
Xiaozhi bingung, tapi saat ayahnya kembali membaca sebuah tombak dengan ujung hitam legam, ia segera menyingkir dengan ekspresi kaget.
Pria itu berlari dengan terburu buru entah kemana, merasa aneh, xiaozhi menutup pintu dan mengikuti.
Ternyata perjalanan yang cukup jauh, namun untungnya ia tak jarang olah raga naik turun gunung sejak berumur 3 tahun.
Pria itu berhenti di sebuah goa, memegang tombak besi hitam itu erat erat dengan sedikit gemetar.
"Sttttts!" Suara aneh bergema di dalam goa, menuju kemari.
"Suara ular? Dan.. kenapa aku tak melihat ibu saat ini? Tunggu..." Xiaozhi bergumam dengan perasaan buruk, memanggil pokeballnya, starter sudah di pilih oleh sistem, semoga monster roh yang kuat! Ia berjaga jaga, siap melemparkan pokeball kapan saja.
Segera ular panjang merangkak dari dalam, perutnya buncit, ayah xiaozhi yang melihat itu, tambah gemetar, tapi menunjuk ular itu dengan tombak.
"Ayah... ibu..." ucap Xiaozhi ragu. Ayahnya yang mendengar itu berhenti bergetar, seolah kemarahan dan semangat juang muncul.
KAMU SEDANG MEMBACA
Douluo: pokemon?
ФанфикIa adalah remaja malas, hingga gemuk, sering di sebut jari pendek. namun saat terlahir kembali, itulah namanya, Xiaozhi.