©Author POV®
Base militer dipenuhi para penyintas.
Berbagai umur.
Berbagai kondisi.
Berbagai macam orang.
"Kenapa tidak didulukan?"
"Maaf, kondisi anda tidak terbilang gawat un--"
"Apa katamu? Lihat luka ini!"
Bahkan dikondisi terdesak pun masih ada orang yang masih memikirkan posisinya.
Di situasi yanv genting.
Di mana sifat asli manusia bisa mincul.
"Kau mau apa? Uang? Nih!"
Ditampar oleh selembaran yang untuk situasi ini tidak terlalu penting.
Sekalopun uang sebanyak apapun dalam koper yang baru saja dibuat untuk menampar petugas medis.
"Hei!", seru seseorang berseragam. "Stay back!"
Seruannya bagai seekor binatanv buas yang buat suasana riuh itu menjadi senyap.
"H-hey, stay calm dude, we can talk it okay?"
Pelaku yang menampar tersebut mengipasi beberapa lembar uang ke tentara tersebut.
"You touch Saseum you die"
Geraman sang tentara membuat orang tersebut terduduk dan mengompol.
Langkah berat khasnya mendekati sang petugas medis yang pipinya merah dan bengkak karena ditampar koper.
Hidungnya pun sedikit mimisan.
"Saseum, Saseum", Horangi menangkup wajahnya. "Shibal sekiya..."
"I-i'm fine, really"
"No, no, no, Saseum you hurt...kau mimisan dan pipimu bengkak"
"Aku dokter, aku bisa tangani sendiri"
"I will make a deal with them later"
"No, don't do that Horangi"
Horangi ingin sekali protes.
Tapi sentuhan tanganmu dan kata yang keluar dari bibirmu membuatnya luluh.
"Please don't...for me", suaramu pelan dan lembut di telinganya.
Helaan nafas berat keluar dari mulut Horangi. "If you said that, okay...but let me take care of you, may i?"
"Okay, okay"
🐯🦌🐯
*Reader POV*
SAKIIIIIT!
GILA YA DITAMPAR PAKAI KOPER BEGITU!
Meski kecil sih, tapi sakit!
Horangi memegangi ice bag di pipiku yang bengkak.
Padahal aku bisa sendiri.
"Don't worry about me, Saseum"
Baru mau tanya, tanggannya tidak kedinginan.
"After this let me see your mouth"
"If i honest...are you going mad again?"
"Did i scare you, Saseum?"
Aki terdiam.
Untuk tadi, aku sempat takut.