©Reader POV®
Aku tidak bisa tidur.
Aku habis melakukan operasi panjang.
Lelah tapi tidak bisa tidur.
Memang di jam segini ada yang bangun selain tentara jaga malam?
Itu pun tidak banyak.
Hm, kalau yang kulihat sekitar sini ya tidak banyak.
Mungkin banyak.
Wow, ada oranv yang lagi santai malam-malam.
Hantu kah? Kenalan ah.
"Tidak bisa tidur?"
Kagetnya sampai salto, wow.
"Saseum!?"
Oh, Horangi ternyata.
Tidak jadi kenalan sama hantu, cih.
Eh, dia tidak pakai apapun di kepalanya seperti biasa.
"Horangi, tidak--"
"Jangan mendekat atau melihatku!"
Kenapa? "Baiklah, kalau segini tidak apa?"
Aku duduk di tempatnya duduk tadi.
Jarak kami tidak terlalu dekat atau jauh.
Dia hanya mengangguk, aku hanya boleh lihat punggungmu ya?
Langit malam di tempat kacau ini ternyata bisa indah.
"Saseum...seharusnya kau tidur setelah operasi lama itu"
"Maunya begitu tapi aku tidak bisa tidur"
"Sangking lelahnya ya?"
"Anggap saja begitu"
Aku penasaran kenapa dia begitu tidak inginnya aku melihat wajahnya.
Apa dia jelek?
Punya tahi lalat sewajah?
Apa jangan-jangan wajahnya cantik tidak sesuai badannya?
Orang Korea kan cantik-cantik sekalipun lelaki, itu yang kudengar.
"Horangi sendiri?"
"Cari angin saja"
"Angin malam tidak baik lho"
Dia hanya berdehem singkat.
Aku merebahkan diriku ke tanah tapi sudah dialasi jaket?
Sejak kapan?
Tadi tidak ada lho, ajaib.
Aku mendengar suara merdu, dia bernyanyi?
Suaranya bagus juga.
"Lagu apa?"
"Idol SMP dari negaraku"
"Tentang apa?"
"...kegundahan hati"
"Horangi, you can talk to me about it if you don't mind it"
Aku melihatnya menggaruk belakanv lehernya.
"salanghae bogo sipjiman na animyeon nega sangcheobad-eulkka bwa (i love you, i miss you, but afraid me or you get hurt)"
"What that mean?"
"Mie dingin di musim panas yang sangat panas sampai ibu menghemat gas"
Astaga, aku kelepasan tertawa sampai memukul punggungnya.
"Apaan sih?"
"Kau harus mencobanya Saseum, akan kubuatkan kalau kau mau"
"Mie dingin? Aku belum pernah coba jadi takut"
"Is cold and refreshing"
🐯🦌🐯
©Horangi POV®
Kelakuanmu bodoh sekali Horangi.
Tinggal bilang ternyata sesusah ini huh...
Tidak sekarang, aku tidak mau menunjukkan wajah zombie ini padanya.
Dia pasti akan takut dan jijik padaku.
Aku tidak mau hubungan yang sudah kami bangun patah hanya karena itu.
Hubungan pertemanan saja sih, untuk sekarang.
Stary night so beautiful.
Aku meletakkan jaketku untuk alasnya merebahkan diri.
Dengan kecepatan Neptune aku meletakkannya.
"You have sibling, Saseum?"
"Yes, he still on elementary school"
Jauh juga jaraknya.
"Adik tiri...dari ibu baruku, ayahku menikah lagi"
"Oh, ibu kandungmu?"
"She passed away...two years ago"
WHAT THE FUCK YOU JUST DOING HORANGI?!
"I'm sorry to hear that...i don't mind it"
"It's okay..."
Jadi canggung sekarang.
Stupid Horangi.
Aku membuat situasinya jadi begini.
"Saseum"
"Yes?"
Duh, ngomong apa ya enaknya?
Astrologi? Aku bodoh soal itu.
"Apa tentara di sini selalu pakai nama julukan mereka?"
"Hah? Oh, um...yeah"
"Apa tidak boleh pakai nama asli?"
"Begitulah, kita tidak boleh ketahuan musuh Saseum"
"Kalau aku tahu namamu apa tidak boleh?"
"...not now Saseum"
Aku belum siap untuk memberitahumu.
Segalanya.
Bahkan wajah ini.
Wajah yang selalu tersembunyi di balik topeng militer.
Wajah buruk rupa bagai monster ini.
Aku takut kau akan jijik apalagi membenciku.
"Saseum?"
Aku bisa merasakan punggung kami bersentuhan.
Nyaman.
"Woi! What the hell?!"
Tiba-tiba dia menekan punggungku sampai aku hampir mencium rumput.
"Cheer up! Cheer up!"
"What the heck with that?!"
I think i know what face she make, she grinning.
So bright like sun.
"Horangi, bawa aku liburan ke negaramu dong"
"Boleh saja, kapan-kapan ya"
"Kok gitu sih~"
"I'm not ready to go home"
"Promise someday...one day, brinv me there to holiday"
Promise huh?
I afraid make promise.
My man died after make promise.
But i want to hope it with you.
"Promise"
"I can't wait!"