02. PERTEMUAN

1K 75 8
                                    

"Pengalaman paling indah itu saat mengenal dirimu"

HAPPY READING

Setahun setelah berakhirnya hubungan Gibran dengan Kirana, mereka mulai menjauh satu sama lain. Kirana kini menjadi siswa kelas 12, dengan sifat yang berubah setelah kejadian satu tahun lalu. Sementara itu, Gibran tetap duduk di bangku kelas 11 karena ia tidak naik kelas, disebabkan oleh banyak masalah di sekolah dan nilai-nilainya yang selalu tidak mencapai batas KKM.

Kejadian itu membuat Gibran dihantui rasa penyesalan. Seandainya ia tidak membuat onar dan tidak mengejar cinta yang tak pasti, mungkin semuanya tidak akan terjadi. Namun, terlepas dari semua itu, yang sudah berlalu harus dijadikan pelajaran. Perjalanannya untuk menggapai mimpi belum sepenuhnya selesai, sehingga usaha Gibran perlu lebih dari biasanya.

⚝⚝⚝

Suasana pagi datang dengan gemerlap cahaya mentari yang mengusir kegelapan malam. Burung-burung menyapa dengan nyanyian ceria, mengiringi langkah-langkah di awal hari. Suasana pagi membangunkan alam dengan keindahannya, memberikan harapan dan inspirasi untuk hari yang baru. Gadis yang sedang tertidur lelap mulai membuka matanya saat ia mendengar suara ayam berkokok.

Kukuruyuk...

Melihat jam menunjukkan pukul 06.30, gadis itu tersentak kaget menyadari waktu yang sudah larut.

“Waduh sudah jam segini, gua baru bangun,” cemas gadis tersebut.

Dengan cepat, ia bangun dari tidurnya, menyambut pagi yang cerah dengan semangat baru. Suara ayam berkokok menjadi tanda bahwa hari baru telah dimulai, dan gadis itu siap menjalani petualangan yang menanti.

Gadis itu keluar dari rumahnya. Ia merasakan semilir angin pagi yang menyegarkan membelai wajahnya, memberikan kehangatan pada kesibukannya. Langit biru yang cerah memantulkan semangat baru yang membara di dalam dirinya. Suara alam yang riang mengiringi langkah-langkah gadis itu, menambahkan keceriaan pada awal hari yang penuh harapan. Dengan penuh semangat, ia melangkah menjelajahi petualangan yang menantang.

“Semoga hari ini membawa kebahagiaan untukku,” ucap gadis tersebut yang bernama Adara.

Adara Bianca merupakan seorang gadis yang cukup cantik. Ia memiliki mata berwarna biru dan juga rambut pendek berwarna kecoklatan. Tapi, sayangnya, Adara kerap kali dibully oleh teman-teman sekelasnya di saat dirinya masih berada di sekolah yang dulu. Itu alasannya mengapa dirinya pindah ke SMA Academie Brilliance.

Dengan mesin motor sport yang menyala, ia memulai perjalanan menuju sekolah barunya.

⚝⚝⚝

Sesampai di sekolah barunya, gadis yang memiliki nama Adara, langsung memarkirkan motornya. Setelah memarkirkan motor, Adara bergegas menuju ruang kepala sekolah. Namun, di saat dirinya berjalan di lapangan sekolah, semua orang tertuju pada dirinya termasuk tiga orang laki-laki yang memperhatikan dari atas sampai bawah. Mereka sangat terkesima melihat kecantikan cewek tersebut.

“Cakep banget,” kagum seorang laki-laki yang bernama Rahsya.

Rahsya Rafandra atau yang biasa dipanggil Rahsya, merupakan cowok terpopuler di sekolah karena ketampanan dan juga prestasinya di bidang olahraga basket.

Saat Adara sedang berjalan menuju ruang kepala sekolah, ia dihadang dengan tiga anak laki-laki.

“Kiw kiw cewek,” goda seorang laki-laki dengan nada tengilnya.

“Boleh kenalan enggak?” tambah laki-laki tersebut yang bernama Irsyad.

Irsyad Paramudya yang kerap kali dipanggil Irsyad, dikenal dengan sosok penyayang walaupun dirinya terkadang suka jahil dengan orang lain. Selain dikenal dengan sosok penyayang, Irsyad sering kali dikenal dengan kepintarannya di bidang akademik.

Adara yang merasa risi dengan godaan laki-laki tersebut, langsung berlari menuju ruang kepala sekolah. Namun, larinya terasa sia-sia karena segerombolan laki-laki terus mengikutinya. Adara yang cukup kesal dengan laki-laki itu langsung memberhentikan langkanya. Lalu, Adara memberanikan diri untuk menatap tiga anak laki-laki secara bergantian dengan pandangan tajam.

“Kalian bisa gak sih, enggak usah ngikutin gua!” gertak Adara.

“Galak amat sih,” sahut seorang pria yang mengenakan hoodie hitam polos.

Adara yang tak terima dengan pernyataan laki-laki tersebut langsung menampar wajahnya tanpa aba-aba.

PLAK

Laki-laki tersebut sontak terkejut melihat perilaku gadis itu terhadap dirinya. Laki-laki itu tidak bisa menahan emosinya. Ia pun mengeluarkan amarahnya kepada gadis tersebut.

“Lo seenaknya ya sama gua, enak benar lo nampar gue? ingat ya, lo itu masih murid baru di sekolah ini! jadi gak usah belagu,” bentak laki-laki yang bernama Gibran Narendra.

“Eh, lu amnesia ya? jelas-jelas lo duluan yang sudah ganggu gua,” ketus Adara dengan menatap tajam Gibran.

Namun, saat melihat tatapan gadis itu, ada sesuatu yang tampak familiar. Rasa ragu sempat melintas di benak laki-laki itu. Entah kenapa, mata biru itu mengingatkannya pada seseorang yang pernah ia temui di kafe kecil dekat sekolah beberapa minggu yang lalu. Saat itu, Gibran, tanpa sengaja, berkenalan dengan seorang gadis di taman.

"Apa mungkin dia?" gumam Gibran dalam hati, masih terkejut.

Adara yang tidak menyadari kebingungan di wajah laki-laki tersebut, tetap menatapnya dengan penuh ketegasan.

“Lo mikirin apa?” cecar Adara, membuat Gibran tersadar kembali.

“Nggak, enggak ada apa-apa,” elaknya cepat.

Setelah satpam datang dan melerai mereka, keduanya dibawa ke ruang kepala sekolah. Sesampainya di ruang kepala sekolah, perbincangan berlangsung seperti sebelumnya. Gibran hanya mengaku bahwa dialah yang mengganggu Adara, meskipun teman-temannya juga ikut terlibat.

Adara yang mendengar paparan dari Gibran seketika heran. Mengapa Gibran hanya mengaku jika dirinya saja yang melakukan hal itu.

"Anak ini aneh. Apa dia merasa bersalah?" batin Adara.

Setelah pertemuan dengan kepala sekolah selesai dan Gibran meminta maaf, Adara tetap merasa ada yang ganjil.

“Gue percaya sama lo, Gibran. Semoga janji lo dapat dipertahankan,” jawab Adara dengan senyumannya yang manis.

Namun, dalam hati, Gibran tahu kalau dirinya pernah mengenal Adara sebelumnya. Meskipun hanya pertemuan singkat di kafe, ada sesuatu dari tatapan Adara yang sulit dilupakan. “Jadi ini gadis yang waktu itu…” batinnya, masih terkejut melihat kebetulan yang tidak ia duga.

⚝⚝⚝

Adara yang baru saja masuk ke kelas baru, mencoba menyesuaikan diri. Saat waktu istirahat tiba, ia pergi ke kantin dan tanpa sengaja mendengar perbincangan antara Rahsya dan Irsyad.

"Gibran kenapa ya?" tanyanya dalam hati, kembali mengingat tatapan laki-laki itu saat di ruang kepala sekolah. “Apa dia ingat sesuatu?”

Dengan penuh rasa ingin tahu, Adara memutuskan untuk mengikuti Gibran dari belakang. Ia ingin mencari tahu, apakah benar ini hanya kebetulan, atau mungkin mereka memang pernah bertemu sebelumnya.

Bersambung...

-JANGAN LUPA DI VOTE YA GUYS-

Perantara Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang