💛 30

21.8K 2.1K 61
                                    

.
.
.
.

Happy Reading 🏚


Rumah adalah dimana kita bisa merasakan kehangatan didalamnya, mendukung satu sama lain, memberi nasihat agar menjadi lebih baik, bercerita yang diselaingi dengan tawa maupun tangisan. Rumah adalah dimana tempat ternyaman untuk mengadu keluh kesah diri.

Alexander menghela nafas. Menatap dedaunan pohon yang berjatuhan karena kering. Padahal bulan ini sudah memasuki musim hujan. Akan tetapi pohon itu lebih memilih mati dibandingkan untuk bertahan.

Alexander tidak tinggal lagi dimansionnya, ia tinggal diapartemen untuk sementara agar ia bisa melihat Kaylan lebih dekat. Ia akan memperbaikinya dengan benar saat ini.

"Pukul 7 dia berangkat kesekolah?"

Alexander menatap catatan dokumen mengenai kegiatan Kaylan yang ia dapatkan dari asisten barunya. Mengenai Chris, Alexander sudah melupakannya. Walau ia sangat terkejut saat tahu jika tangan kananya itu ternyata memiliki hubungan dengan Selena.

***

Angin pagi berhembus pelan, suasana pagi terasa sangat dingin. Bahkan gerimis pagi tidak berhenti sejak pagi.

Zack tersenyum tipis menatap Kaylan yang sedari tadi memakan biskuitnya. Ditambah tubuhnya yang hampir tenggelam karena hoodienya yang kebesaran.

Berbeda dengan Hansel dan yang lainnya. Mereka Semua menatap aneh Zack yang berprilaku tidak seperti biasanya.

"Biarkan Max, selagi dia tidak membunuh para kelinci maupun hewan lainnya." ucap Veer  sambil menatap Max.

Max menghelan nafas. Siapa juga yang akan mengganggu Kaylan? Ia hanya ingin menyentuhnya sedikit. Akan tetapi, sedari tadi Zack mengawasinya. Seakan-akan dirinya binatang buas untuk Kaylan.

"Hik" Kaylan langsung menutup mulutnya agar suara dari mulutnya tidak keluar.

Semua orang yang duduk dimeja makan tertuju pada Kaylan. Mereka menatap bocah kecil yang sedang menahan mulutnya.

"Jangan ditutup," ucap Zack lembut sambil menarik tangan kecil Kaylan.

Arvin yang melihat itu mendengus, adiknya benar-benar tidak ingin berdekatan dengan dirinya karena kejadian kemarin. Ditambah opa dan omanya sedang pergi keluar negri karena urusan mendadak.

"Abang Arv_" cicit Kaylan menatap Arvan abangnya yang baru datang. Ia sangat malu saat ini.

Arvan tersenyum tipis menatap Kaylan, lalu mengangkat tubuh kecil adiknya agar duduk dipangkuannya.

"Hik, Kay tidak suka suara ini__hik," ucap Kaylan dibarengi dengan cegukannya. Ia menatap sedih Arvan abangnya. Bahkan mata bulatnya sudah berkaca-kaca.

Arvan yang melihat mata cantik adiknya tersenyum, lalu mengusap dada Kaylan pelan. Berharap cegukan adiknya menghilang. Ia tidak kuat melihat wajah menggemaskan adiknya ini.

Zack yang melihat itu menggigit bibir bawahnya, ia menatap datar suasana didepannya. Sepertinya ia harus lebih berusaha untuk mendekati makhluk manis itu.

Arvan menarik minumnya, lalu memberikannya pada Kaylan agar cegukannya hilang. Walau itu terlihat lucu baginya dan juga yang lainnya.

***

Disebrang jalan. Alexander memegang erat payung hitamnya kuat. Ia tersenyum tipis melihat pemandangam didepannya. Apakah boleh ia menyapanya? Ah, mungkin Kaylan akan menatapnya takut karena ulahnya waktu itu.

Remove Wounds Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang