Clara Chaemasa Akravien

4 1 0
                                    

Happy Reading..

Saat ini Clara sedang uring-uringan tak jelas dikamarnya.

"Haaa! Kapan gue bisa ikut nonton konser coba."

"Duit, banyak. Tiket pesawat, tinggal beli. Izin ortu... Hanya mimpi!" Clara cemberut.

Kamar penuh gambar idola-idola nya itu saat ini sedang gelap disebabkan gorden kamarnya yang ia tutup dan lampu yang ia matikan.

Ia bangkit dari kasur keramatnya lalu

~ Clara Chaemasa Akravien

Bukanlah anak yang pintar dibidang akademik ataupun non akademik. Clara adalah seorang anak yang dibesarkan dengan penuh kasih sayang dan kelembutan. Tidak ada yang membantah bahwa Clara adalah sigadis ceria.

Kesehariannya hanya menonton drakor, mendengarkan lagu, jalan-jalan mencari cogan, dan makan. Itu saja. Oh iya, jangan lupa bahwa ia adalah seorang yang julid.

Dia hadir diantara kasih sayang keluarga dan orang tua yang selalu ada untuknya. Tak peduli apapun yang kurang darinya, Clara selalu percaya dengan kemampuan dirinya sendiri.

Clara tidak pernah dituntut orang tuanya untuk sempurna. Ia tumbuh dengan kasih sayang dan keharmonisan dari orang tua dan keluarganya.

Gadis itu terkenal dengan tingkahnya yang sangat random.

Bahkan dia terlihat sangat bahagia.

***

Clara bangun dari tempat tidurnya menuju kolam renang dibelakang rumahnya.

Ia perlu berenang untuk mengatasi kebosanannya. Sebelum itu, ia perlu kedapur mengambil beberapa cemilan untuk ia bawa.

Kakinya melangkah mengikuti tujuan. Tanpa sengaja, tubuhnya bertabrakan dengan salah satu meja pajangan yang ada disudut ruangan. Menyebabkan figura yang terpajang disana jatuh.

Mata Clara terpejam erat sejenak. Tangannya terkepal ragu dengan erat. Kaki-nya gemetar untuk sekedar membuka mata lalu membetulkan letak figura itu.

Isakan kecil keluar dari mulutnya.

Jatuhnya figura itu membuat Kayla— ibu Clara bergegas ketempat itu. Pun disusul oleh Carsha— ayah Clara.

Melihat anaknya menangis dengan memejamkan mata erat begitupun dengan tangannya yang terkepal, Kayla memeluk anaknya erat.

"Sudah sayang.. Itu bukan kesalahan kamu.. Bukan kesalahan kamu..," Bisik Kayla ditelinga Clara.

Clara semakin meraung-raung. Menggeleng cepat, "Bukan salah Clara, mah.. Bukan salah Clara.."

Kayla mengangguk. "Ini bukan kesalahan Clara. Azassa pergi bukan karena kesalahan Clara. Tante Cindy pergi bukan karena kesalahan Clara," Kayla masih memeluk Clara dan mengusap-usap punggung Clara yang bergetar.

"Harusnya Clara cegah mereka.. Harusnya Clara.. Harusnya—"

"shutttt.. Mereka pergi bukan karena kesalahan Clara." Kayla menenangkan Clara. Tangis Clara mereda dan tersisa hanya sesenggukan kecil yang tidak bisa hilang begitu saja.

Carsha membungkuk mengambil figura itu. Disana terlihat seorang ibu dan putrinya yang masih berusia 8 tahun.

10 tahun lepas. Cindy atau adik dari Carsha mengajak Clara. Namun Clara menolak. Sebenarnya rencana piknik bertiga itu sudah direncanakan lama. Namun sehari sebelum Piknik itu terlaksana, Clara bermimpi akan terjadi kecelakaan membuatnya urung ikut dan hanya tinggal dirumah.

Cindy— tantenya beserta Azassa sepupunya yang seumuran dengannya itu terus membujuk Clara. Namun ditolak halus oleh Clara.

Cindy beserta putrinya akhirnya pergi tanpa Clara.

ClaSakaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang