01. Grandmother's house.

7 1 1
                                    

Rumah Nenek Laweyan.

Terakhir kali Gayatri mengunjungi ini saat dia berusia 12 tahun. Rumah ini penuh kenangan. Nenek Laweyan namanya. Beliau adalah orang yang mau merawat Gayatri.

Kini, Gayatri menginjakkan kakinya ke sini. Dia merasa teramat senang. Hal pertama kali yang menyambutnya adalah-wangi bunga tulip. Ya, beliau memang menanamnya. Itu adalah bunga kesukaan ibunya Gayatri.

Suara bel berbunyi. Gayatri sudah dari awal ia ingin kemari. Dengan langkah perlahan, Gayatri mendekat. Nenek Laweyan sedang memasak.

Dan...

Hap!

Gayatri memeluknya dari belakang. Dengan senyuman kecilnya, ia berbisik, "siapa aku?"

Awalnya Nenek Laweyan hampir berteriak. Tapi tidak jadi. Ia mengenali cucunya.

"Cucuku..." Panggilnya pelan. Ia berbalik untuk menatap wajah Gayatri. Sementara Gayatri hanya tersenyum. "Aku disini, Nenek."

Keduanya saling berpelukan. Nenek Laweyan menitikkan air matanya haru. Akhirnya... setelah sekian lama, ia bisa memeluk cucunya.

"Apakah aku sudah pantas dirindukan, Nenek?"

Perlu kalian ketahui, mereka sering bercanda seperti ini. Terkadang lelucon Nenek mampu membuat Gayatri tertawa. Namun, yang Gayatri lakukan adalah menggodanya.

"Kau ini... sudah umur berapa, hmm? Masih saja kau menggoda Nenekmu. Kamu seperti Sekar."

"Sekar? Oh! Yang Nenek maksud itu... ibuku?"

"Ya. Anggrek kecil Nenek. Aku yakin, dia masih sangat manja." Mereka pun tertawa. "Nenek..."

Gayatri memasang wajah cemberutnya. Hanya tidak suka ketika Neneknya mengungkit kisah ibunya. Ia berpura-pura merajuk.

"Hahaha... baiklah. Aku tidak menceritakan itu lagi. Omong-omong, bagaimana kau letakkan koper mu itu dulu?" Tanyanya.

"Oh iya! Aku lupa... untung saja ada Nenek."

Gayatri meletakkan kopernya ke dalam kamar. Namun, sesuatu menarik minatnya. Sebuah foto seorang gadis selain dirinya. Siapa dia? Gayatri perlahan melangkah ke sana, melihat foto itu dari dekat.

Tertulis di bingkai itu-Alessia Jhorn. Ia menarik sebelah alisnya, penuh tanda tanya.

"Sayang, sudah selesai?" Panggil Neneknya. Dia belum sempat melihat lebih banyak. Gayatri terpaksa meninggalkan kamar itu segera. "Aku datang, Nek."

Yah... mau tak mau, itu harus dipikirkan nanti.

Sang Nenek tersenyum lembut, dia melambaikan tangannya; meminta untuk duduk di ruang makan. Beliau sudah menyiapkan makanan kesukaannya. Yaitu, sup ayam dengan jagung. Gayatri segera duduk di tempat. Matanya berbinar kala melihat menu yang sudah tersaji di depannya.

Sudah lama Gayatri tak menyantap makanan ini. Bahkan, sudah hampir puluhan tahun.

"Ini luar biasa! Rasanya masih enak. Terimakasih." Gayatri tersenyum cerah. Di usapnya kepala Gayatri dengan perasaan sayang, sang Nenek mengangguk pelan.

"Khusus untuk cucuku."

Setelah itu mereka tertawa bahkan saling bertukar cerita. Mereka melepas rindu. Sangat hangat jika berada dengan orang yang menerima kehadiran seperti ini.

Masih dengan mulutnya yang penuh, Gayatri bertanya, "hmm... Aku penasaran deh? Kemana temanku berada? Apa dia masih disini?"

Yang Gayatri maksud adalah Kanaya. Teman masa kecilnya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 11 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

MEMORANDUMTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang