2 SIBUK

277 53 20
                                    

Di pagi hari sebelum memulai aktivitasnya, keluarga yang dikepalai oleh Itachi itu menikmati sarapan bersama. Seperti bagaiaman rutinitasnya.

"Enak kan susu buatan aku!" kata Hoshi pada Hoshiko. Tadi ia memang menyiapkan susu untuknya dan kembarannya. Baru saja mereka menghabiskan segelas susu mereka berdua.

"Enak," kata Hoshiko.

"Hebat, ya. Anak-anak bunda emang mandiri," kata Hinata lembut sambil mengusap sudut bibir Ayaka yang sedikit belepotan akibat pepaya yang sedang anak kecil itu makan.

Hoshi menepuk dadanya, "Iya, dong. Emangnya ayah, kopi aja harus selalu dibikinin bunda. Teriak-teriak segala lagi."

Itachi meletakan gelas yang berisikan air mineral yang baru saja ia teguk, "Kan ayah pengen disayang bunda juga."

"Hmmmm, alesan," kata Hoshi tak menerima pembelaan sang ayah. Lalu kembali sibuk makan sambil sesekali mengajak kembarannya bicara.

Itachi tak lagi menanggapi. Ia juga kembali sibuk dengan makannnya dan satu tangan lain juga sibuk memainkan gawai.

Melihat hal itu, Hinata diam-diam menghela nafas. Ia pun menggengam pelan satu tangan Itachi yang memegang ponsel itu. Ia berkata, "Mas, hapenya boleh ditaro dulu? Abisin dulu makannya," ujarnya lembut.

Kali ini Itachi menurut tanpa kata.

Hoshi kembali berceletuk, kali ini bercerita tentang temannya, “Masa mama sama papanya Eren mau cerai, loh. Eren cerita sama aku besok.”

“Eh, kemaren,” kata Hoshi yang langsung mengoreksi kalimatnya. 

Kali ini Itachi yang menimpali, “Emang kamu tau cerai itu apa?”

Hinata juga ingin menanyakan hal yang sama. 

Hoshi menjawab dengan percaya diri, “Tau! Cerai itu berarti pisah rumahnya, gak tinggal bareng-bareng lagi.”

Hinata tersenyum, hendak ikut menanggapi ketika Hoshiko lebih dulu bertanya dengan suara lembutnya, “Kemaren Eren juga cerita sama aku.”

Lalu melanjutkan, “Dia sedih. Kasian. Kenapa ya orang tuanya cerai? Apa mereka gak mikirin perasaan Eren ya, bunda?”

Putrinya yang satu ini entah kenapa kadang memberi pertanyaan yang terlalu dalam untuk anak-anak seusianya. 

Karena ia yang ditanya, akhirnya Hinata pun menjawab, “Mereka pasti punya sebabnya sendiri. Kita kan enggak tahu masalah orang tua Eren gimana. Tapi yang paling penting, Shi chan sama Hoshi kun terus temenin Eren ya, biar dia gak sedih lagi. Ok?”

Setelah semuanya selesai sarapan. Mereka pun bersiap berangkat. Itachi hari ini ada jadwal praktik di Dharma Hospitals. Sedangkan Hinata bertugas mengantarkan si kembar ke sekolah.

Seperti biasa, sebelum Itachi berangkat bekerja, ia selalu mencuri ciuman pada sang istri. Itachi memangut bibir istrinya dengan mesra. Lidah keduanya beradu, bibir saling meraup, hanya sebentar karena takut ketahuan anak-anaknya, barulah Itachi berangkat.

Terlepas dari perubahan sikap lelaki itu, jika urusan kemesraan seperti ini Itachi masih begitu menempel pada istrinya.

.

.

.

Hinata dan Itachi pertama kali mengenal satu sama lain ketika lelaki itu baru menyelesaikan masa studinya di fakultas kedokteran sedangkan Hinata baru anak semester satu. Keduanya dikenalkan oleh Hiashi.

Saat itu keduanya sebatas mengenal, Hinata sendiri sudah mempunyai kekasih yang ia pacari sejak SMA.

Ketika Hinata putus dengan kekasih itunyalah barulah Itachi mendekat, saat itu Hinata sudah berada di semester akhir kuliahnya. Sebenarnya Hinata agak berhati-hati pada awalnya pada Itachi karena Hinata takut lelaki itu mendekatinya hanya untuk memanfaatkannya.

ALL I WANT [ITAHINA]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang