Chapter 12

122 14 2
                                    

Selang 10 menit Laksamana Maskmana  dan Ying, Yaya berada pada ruangan 198

" Eh? Laksamana! Saya menemukan kertas ini! " Ucap Boboiboy memberikan secarik kertas itu

" Saya akan menyimpannya terlebih dahulu. " Balasnya

" Eh? Dimana Fang dan Kapten Naren? " Tanya Kaizo tidak melihat adeknya dan teman karib nya

" Eh, saya tida tau kapten! Tadi sudah coba hubungi tapi tak bisa! Jaringannya ter disconnect " Jawab Gopal seraya terus mencoba menghubungi Fang

" Hu? Jaringan disini memang tak stabil, kirimkan pesan saja. Pasti mereka akan melihat nya. Lebih baik kita masuk lebih dahulu " L.maskmana memasuki Ruang rahasia itu

Ruang rahasia itu cukup gelap, mereka masuk hanya membawa senter kecil dan nyawa.

Suara batuk ringan keluar dari mulut lelaki muda

" Ugh.. sakitnya.. " gumamnya. Ia memperhatikan sekitar tempat dia berada.

Ia tak pasti berada pada dimana.

" Bang Naren!! " Teriak Fang melihat Naren yang tergeletak. Mungkin ini efek dari bom itu? Entah lah

Fang menghampiri Naren dengan sedikit pincang karena kakinya yang sedikit sakit
Fang sedikit mengguncang tubuh Naren, tak lama Naren membuka matanya

" Uh? Kita dimana ini Fang? " Naren mencoba duduk

" Entah aku pun tak tau, aku sedang coba hubungi yang lain! Tapi tak kena pun.. " Panik Fang karena tak dapat menghubungi yang lain

" Apekah? Kita jatuh saat terkena bom tadi? " Pikir Naren

" Mungkin iya? Jadi? Kita harus apa??? " Seru Fang Cemas

" Gausah cemas, kita pasti bisa keluar! " Yakin Naren

Mereka berdua menelusuri jalan itu sampai mereka menemukan pintu besar nan tinggi yang bertulis ' RATU DAN RAJA '

" Ratu dan Raja? Ruangan apaan ini!? " Tanya Naren pada Fang

" Gatau, kita aja baru pertama kali ke sini! " Jawab Fang.

Naren mendorong pintu itu, terlihatlah lukisan yang amat besar, hampir menghabiskan dinding yang tinggi dan lebar itu.

Di dalam bingkak itu terlihat Raja Mensis dan Ratu Ilanga, tetapi di tengah tengah mereka terdapat anak laki laki, yang saat itu berada pasa pelukan mereka berdua

" Hu? Siapa dia? " Tanya Fang menunjuk anak itu.

" Sepertinya itu anak Ratu Ilanga dan Raja Mensis " ucap Naren.

Naren melangkah masuk kedalam yang diikuti oleh Fang. Naren menemukan buku yang sampulnya seperti akar kayu hitam, dan di tengah tengahnya terdapat permata atau berlian Ungu.

Naren membuka buku itu, dan membaca nya.

Saya, Raja Mensis kehilangan tahta saya karena di fitnah oleh wakil yang saya anggap sebagai keluarga saya sendiri.

Ilanga, menyuruh kita pindah ke Planet lain. Tempat asal Ilanga sebenarnya, beberapa bulan setelahnya Ilanga melahirkan anak ke 4 kami.
Kami disana mengganti identitas, dari marga, nama, dan lain lainnya

Sebuah Sihir (Hiatus)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang