•CHAPTER TWO•

11 2 6
                                    

•••
MINE.
•••


•L0V3-R•

Orang yang dengan sengaja menumpahkan kopi itu adalah Javas, ya dia orangnya. Membuat seorang siswa itu merasa sangat malu hingga ia terpeleset kulit pisang yang sengaja dibuang oleh Javas.

Siswa-siswi terus tertawa melihat betapa bodoh dan berapa malunya siswa itu, begitu juga Javas yang tertawa terbahak-bahak.

"Aduh, sorry ya, sengaja, makanya jangan ganggu Dhita gue." Ucap Javas sambil terus memegang erat tangan Anindhita.

Javas dan Anindhita terus berjalan, hingga sampai di kantin sekolah. Lalu, Anindhita dengan cepat melepaskan genggaman tangan Javas saat melihat ada guru.

"Udah gue antar ke kantin. Lo makan, gue mau balik lagi ke kelas." Ucap Anindhita yang ingin pergi, namun terhenti ketika salah satu tangannya dipegang dengan sangat erat oleh Javas.

"Yang suruh Lo nganterin gue siapa? Gue cuma pura-pura gatau biar Lo bisa ikut makan. Lagian, gue juga udah dikasih tau denah sekolah sama kepala sekolah." Ucap Javas, lalu tanpa menunggu ucapan Anindhita, Javas menarik tangan Anindhita menuju meja kantin untuk memesan makanan.

"Tapi, gue lagi diet, Javas! Lo aja sih, sendiri makan. Ga harus banget sama gue.." Ucap Anindhita sambil menatap kearah Javas dengan kesal.

" Gaada diet. Makan. Lo, udah kurus begitu masih aja diet, lagipula diet ga bagus buat kesehatan Lo" Ucap Javas, sambil memaksa Anindhita untuk duduk.

Lalu, Javas pergi ke tempat makanan untuk memesan makanan pada ibu kantin. Sambil tersenyum ramah ke ibu kantin, Javas melihat menu makanan yang tersedia.

"Bu, saya mau pesan pasta nya satu sama sandwich nya satu ya" Ucap Javas, kemudian Javas menunggu dengan sabar meskipun tatapan mata yang tajam membuat siapapun takut dengannya.

Setelah menunggu beberapa saat,  makanan yang di pesan oleh Javas pun selesai dibuat, dan Javas pun membayar nya lalu membawa pasta dan sandwich tersebut kearah tempat duduk Anindhita.

"Ini, makan." Ucap Javas sambil menaruh kedua makanan tersebut dihadapan Anindhita dan juga dengannya.

"Ih, gue bilang gue gamau makan, Javas! Gamau tau, gue ga akan pernah makan!" Ucap Anindhita, kemudian Anindhita melipat kedua tangannya di depan dada nya.

"Makan, Dhita. Gausah sok sok an diet. Tubuh lo udah kecil apa lagi yang mau di kecilin?" Ucap Javas, dan Javas pun merasa geram tanpa aba-aba, Javas memegang erat dagu Anindhita.

"Gue ga suka omongan gue diulang, Dhita. So, you better start eating before I actually force you... " Ucap Javas, dan Anindhita yang mendengarnya pun merasa bulu kuduk nya berdiri, dan tanpa membuka suara Anindhita mulai memakan makanan yang dibawa oleh Javas begitupula dengan Javas.

Javas dan Anindhita memakan makanannya dalam keadaan hening, salah satu dari mereka tidak ingin membuka mulut.

Ting!

Suara notifikasi ponsel Javas berbunyi. Javas pun mengecek pesan tersebut. Dan, ia merasa sangat marah dan kesal. Ia pun segera menggandeng erat tangan Anindhita berjalan menuju tangga ke kelas.

Banyak siswa-siswi yang berbondong-bondong masuk ke dalam kelas dengan sedikit ricuh. Anindhita yang melihat itu pun merasa kesal karena, Anindhita sangat ingin masuk kelas dengan cepat, namun terhambat.

Javas memperhatikan Anindhita, dan dengan cepat Javas memegang lebih erat tangan Anindhita, membuat Anindhita terkejut dan mencoba untuk melepaskan genggaman erat tangan Javas.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: 5 days ago ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

L0V3-R Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang