Love Bomb🍒

258 21 4
                                    

Hayes memasuki kelas dengan memasang senyum sumringah sambil menepuk-nepuk perut gemasnya "Leganya diri ini setelah melepas satu beban hidup. EITS!! ADA APA TUH RAME-RAME, MAIN JUDI YA KALIAN?!" Tidak ada yang menjawab pertanyaan membuat ia semakin penasaran. Hayes segera mendekat dan seketika dibuat terkejut saat menemukan kehadiran sosok baru yang rupanya tak asing "Anak baru? Mirip model Syeline gak sih?"

"Emang dia orangnya! Echi kenalin ini Kana, Kana kenalin ini Echi" Balas Ren seolah dirinya sendiri sudah akrab lama dengan Kana "Ci tadi Ryo pingsan abis liat Kana, katanya Kana cantik bangettt bangettt terus gak lama langsung tumbang. Mending samperin sana best friend kesayanganmu itu"

"Skip. Mending disini, soalnya Echi mau panjat sosial biar kecipratan jadi artis terus bisa main film bareng Niscap. Si Ryoka mah biarin aja, emang belum puber bocahnya jadi liat yang cantik langsung salting brutal" Hayes menyerobot kerumunan supaya bisa duduk berhadapan dengan Kana, sementara yang menjadi pusat perhatian saat ini berusaha tersenyum walau jujur saja merasa tertekan dan canggung

"Salam kenal ya Hayes dan semuanya, semoga aku bisa diterima di kelas ini. Aku permisi dulu ya, ada keperluan sebentar" Tanpa basa-basi Kana langsung berjalan cepat, bahkan tidak memerdulikan anak kelas yang sedang menyoraki sosok lelaki berisi yang baru saja datang itu "Aduh! Kabur kemana ya enaknya...." Ide cemerlang yang tiba-tiba saja muncul membuat Kana tersenyum lebar

Ia membawa langkahnya menuju unit kesehatan sekolah, tempat di mana Ryoka berada. Sepi dan tepat untuk menyendiri dari kerumunan, selain itu terdapat kehadiran sosok yang membuatnya cukup terhibur hari ini "Selamat pagi, bu. Maaf mengganggu, saya ditugaskan untuk liat kondisi Ryoka. Apakah boleh?"

Kana memasang senyum manis andalannya ketika penjaga ruangan memperbolehkan masuk. Hanya ada satu tirai tertutup, sehingga ia berasumsi bahwa Ryoka lah yang ada di dalam "Halo? Aku ikut masuk ya"

"You okay?" Kana sedikit bingung melihat Ryoka yang saat ini berbaring dengan wajah menghadap langit-langit dan kedua mata yang sudah terbuka sempurna. Namun kehadirannya justru seolah tidak dianggap "Hei, Ryoka? Kamu serius gak apa-apa? Mau aku anter ke rumah sakit kah?"

"Nama kamu?"

"Kana. Aku Kana, salam kenal ya"

Kana duduk tepat di sebelah ranjang Ryoka dan memilih memperhatikan sosok lelaki berambut hitam yang saat ini tetap mempertahankan posisinya tanpa bergerak sedikitpun, seperti masih kehilangan kesadaran "Kalau mau sesuatu bilang aja jangan sungkan, nanti aku bantu bawain"

"Iya"

Cukup lama tak terdengar suara hingga tiba-tiba saja Ryoka mulai memberanikan diri membuka mulut terlebih dahulu "Kana"

"Iya, kamu butuh sesuatu? Mau makan atau minum atau mau ke kelas? Aku anter"

"Enggak...." Ryoka kembali diam, jelas Kana dibuat bingung sekaligus jengkel setengah mati. Sebenarnya apa yang diinginkan oleh teman kelas barunya itu?! Mengapa hanya memanggil nama kemudian kembali terdiam? "Kana boleh tidak.... kamu keluar"

"Oh! Maaf, aku gak bermaksud ganggu"

"BUKAN! Eh maksudnya, enggak gitu...." Ryoka memegang tangan Kana, seakan-akan memintanya untuk tetap tinggal dan menemaninya "Aku mau pindah posisi, tapi aku takut lihat wajah kamu. Kalau aku pingsan lagi aku bakal malu banget, Kana"

Kana berbalik dan ia dibuat semakin jengkel ketika Ryoka melepaskan tangannya dengan kasar kemudian segera menutup kedua mata "Takut? Kenapa takut sama aku? Aku enggak ada maksud jahat atau ganggu kamu loh!"


"Aku tau kamu enggak jahat" Ryoka membuka jari tengah dan telunjuk bersamaan, membuat penglihatannya sedikit terbuka "Kamu cantik, Kana. Aku gak pernah liat orang secantik kamu.... Aku minta maaf kalau kamu jadi risih. Tapi serius kamu cantik, cantik sekali sampai aku jadi kikuk dibuatnya. Aku juga enggak ada maksud buruk ke kamu. Maafin aku ya, Kana"

Kana mengulum bibir untuk menyembunyikan senyum jahilnya. Ia kemudian bersedekap dada dan sengaja membuang muka agar terlihat marah "Katanya aku cantik, tapi kenapa mata kamu selalu terpaku di tempat lain? Kalau kamu gak buka tutup mata, aku bakal cium pipi kamu sekarang juga!"

"IYA! Ini dibuka.... Kok...."

Kana berusaha mati-matian menahan tawa saat melihat Ryoka mematung tepat setelah ia sengaja mencium pipi lelaki berkacamata kocak itu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Kana berusaha mati-matian menahan tawa saat melihat Ryoka mematung tepat setelah ia sengaja mencium pipi lelaki berkacamata kocak itu. Kedua tangannya pun masih berada di bahu yang lebih tinggi "Ryoka, hahaha are you there?"


"Kana"

"Yes?"

"Kana"

"Iyaaaaaa Ryokaaaaaa"

"Tolong ambilkan tissue"







To Be Continue

Kiss My Cheek -Nomin-Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang