The Caretaker

27 5 2
                                    

Bismarck terbangun dari tidurnya. Ada suara keras yang terdengar di kamar kos kecilnya itu—suara musik dari gramophone miliknya. Sebuah lagu punk rock yang penuh semangat, cocok untuk membantu mengisi tenaga di pagi hari. Sinar matahari yang menyusup diantara celah gorden, memasuki matanya. Setelah menarik nafas dalam-dalam, ia pun bangkit dan duduk di atas tempat tidurnya yang berantakan bukan main.

Di depan gramophone itu, duduk seorang gadis. Tubuhnya yang kurang lebih seukuran anak SMP terlihat kurus dan kulitnya pucat, sangat pucat seakan ia tidak mendapatkan pasokan darah yang cukup Hanya mengenakan kemeja kebesaran, ia menggoyangkan kepalanya ke kanan dan ke kiri, menikmati alunan lagu. Bismarck menghela nafas, dan menyapa gadis itu, "Selamat pagi, Liz."

Mendengar namanya disebut, gadis itu berbalik dan menghadap Bismarck. Terlihat sepasang mata merah yang terlihat sayu. Rambutnya yang memiliki warna yang sama, panjang dan menyentuh lantai yang penuh pakaian berserakan. Ia tersenyum dengan lemas kemudian membalas salam Bismarck, "Selamat pagi juga untukmu, Biscuit."

Mendengar panggilan itu, Bismarck menggantungkan kepalanya, seperti seorang karyawan payah yang menerima takdirnya yaitu mendapatkan potongan gaji, "Sepertinya aku sudah tidak bisa menghalangimu untuk memanggilku dengan nama itu ya...?" Gadis bernama Liz itu hanya tersenyum polos menanggapinya.

Bismarck turun dari tempat tidur, "Kau suka sekali pada Manics ya? Apa Further Away lagu favoritmu? Kau selalu memasangnya di pagi hari," Liz mengangguk dengan antusias untuk menjawabnya. Bismarck tersenyum, kemudian mengangkat tubuh Liz, memaksanya berdiri, "Ayo kita sikat gigi dan mencuci muka." Liz mengangguk lagi, kemudian berjalan bersama Bismarck ke kamar mandi yang terletak di dekat pintu masuk kos.

Setelah menyikat gigi dan membersihkan wajah, gadis itu membuka pembicaraan lagi, "Seperti katamu tadi, aku memang paling suka Further Away. Entah kenapa, lagu itu memberiku perasaan hangat di dalam hatiku, mengingatkanku pada sesuatu..." Di tempatnya berdiri, Liz mulai membuka kancing bajunya. Setelah itu, ia melepasnya dan akan meletakkannya di atas keranjang cucian, apabila ia tidak menyadari tatapan Bismarck ke arahnya yang terlihat kosong. Barulah ia menyadari ia hanya mengenakan pakaian dalamnya di depan laki-laki itu. Liz tertawa kecil, "Ada apa, Biscuit? Apa kau sedang menikmati pemandangan ini?" Tanyanya sambil meletakkan jari telunjuk dan tengahnya di depan bibir.

Bismarck menggeleng, "Tidak... Aku hanya merasa kagum saja, kau punya alasan yang jelas untuk menyukai lagu itu. Kurasa di bagian itu, kau—kalian kurang lebih sama seperti manusia ya?" Ia tertawa perlahan, yang bagi Liz terdengar seperti ejekan.

"Oh, itu..." Tanpa alasan yang diketahui Bismarck, Liz cemberut dan menggembungkan kedua pipinya. Kemudian kembali ke kamar dengan langkah cepat. Di sisi lain, Bismarck kebingungan. Namun kemudian ia melanjutkan mencukur janggutnya, dan mengenakan kemeja yang ia gantung di belakang pintu kamar mandi. Ketika keluar dari sana, pemuda berambut pirang itu sudah kelihatan rapi.

"Ayo kita segera berangkat, Liz. Matikan gramophone-nya..." Sebelum ia bisa menyelesaikan kata-katanya, Liz yang sudah mengenakan kemeja putih dengan pita biru di leher serta rok mini hitam dengan stoking, melewati Bismarck begitu saja. Keluar dari kos, ia masih juga buang muka, membuat Bismarck kebingungan. "Liz, maaf kalau aku menyakiti perasaanmu... Aku sebenarnya tidak begitu mengerti, tapi pokoknya aku minta maaf," Ujar Bismarck dengan nada memelas.

Liz berhenti tepat di depan pagar. Bahunya kelihatan gemetar, dan terdengar tawa kecil. Kemudian ia berbalik dan dengan pipinya yang sedikit merona, tersenyum, "Tenang saja, aku memaafkanmu. Yang seperti ini, sudah biasa kok~" Mendengar itu, Bismarck merasa sangat lega. Setelah menunggu selama beberapa menit, jemputan mereka pun tiba, sebuah mobil sedan BMW hitam yang kelihatan sangat mewah, lengkap dengan supir berseragam rapi.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 03, 2015 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Pieces ~Their Stories~Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang