"Pak, sudahh waktunya Anda pulangh."
Adnan tak menghiraukan ucapan Kanaya, iya masih asik melanjutkan kegiatannya. "Aaahh Kanaya... kamu mengusirku?" ujarnya sambil terus menggy angkan pinggulnya maju mundur memasuki li, ang surga Kanaya.
"Ahh ahhh pak, istri anda ahh ahhh pasti menunggu anda."
"Jangan pedulikan dia, nikmati saja keperka saanku ini."
"Akhhh pakk pe, nis nghhh andahh mengobrak-abrik isi vag, ina sayahh."
"Akhhhh vag, namu sangat nikmathh Kanaya, saya menyukainya."
"Ba-bagaimanahh enghhh shhh dengan milik istri anda pak?" tanya Kanaya.
"Tidak senikmat milikmu ahhhhh kamu menjepit milikku Kanaya."
Kanaya semakin mengeratkan rahimnya agar Adnan semakin frustasi dibuatnya. "Anda ahhh aaahh tidak menyukai jepitanhh sayah pak?"
"Saya menyukainyahh ahhh tapi pen isku terasa lebih sensitif Kanaya ahhh aahhhhh aku akan keluar sebentar lagi."
"Aaaahh pak milik bapak membesar di dalamhh Sanah ahhhh saya juga akan meledakhhh ahhh bersama pakhh."
"Ahh ahh sebut nama saya Kanaya."
Adnan memo mpa pinggulnya semakin cepat untuk mendapat kli, maks.
"Ahhh Adnan kamu membuat tubuhku berantakanhh ahh ahh ahhhhhh itu akanhh meledak di dalamkuhhh aaaaahhhhhhhhh..." Kanaya berteriak nikmat ketika cairan spe, rma Adnan memasuki rahimnya.
"Aaahhhh Kanaya, semuanya keluar di dalam rahimmu, kamu bisa saja hamil anakku.
"Saya tidak mungkin lupa minum obatnya, anda tidak perlu khawatir pak."
"kamu tidak tahu maksud saya?"
Kanaya menatap Adnan yang masih di atasnya.
"Saya harap kamu mengandung anak saya Kanaya, jangan minum pil sialan itu."
"Bapak gila? bagaimana nasib saya jika hamil anak bapak? semua orang akan mencemooh saya."
"Maksudku, saya dan kamu bisa bersama Kanaya."
"Saya hanya penghibur, ingat?"
"Saya akan menceraikan istri saya."
"Saya tidak menginginkan itu."
"Bukan karena kamu, dari awal saya tidak pernah mencintainya, kami menikah hanya karena dijodohkan."
"Pulanglah pak, saya mau istirahat."
Adnan memakai pakaiannya, lalu keluar dari apartemen Kanaya. Dia mengendarai mobilnya pulang menuju rumah. Sesampainya dia di rumah, Adnan disambut oleh istrinya.
"Sayang, kamu pasti lelah kan?"
Adnan menjawab seadanya, "Hm."
"Aku akan menghiburmu," bisiknya sambil menurunkan sedikit lingerienya.
Adnan melepas dasi yang terasa mencekik lehernya. "Saya lelah Dila, tolong siapkan saya air hangat."
Dila menaikkan kembali lingerienya, lalu berjalan ke anak tangga menuju kamar mereka.
Adnan mengikuti langkah Dila menuju kamar dari belakang. Namun sesampainya di kamar mereka, Dila mencumbu bibirnya penuh nafsu.
"Sayanghh aku merindukanmu, sentuhlah aku sesukamu..."
Adnan menghela napas lalu mendorong Dila ke kasur dan merobek lingerie itu dari tubuh indah wanita itu. Adnan mengeluarkan ke jan, tanannya, lalu meng coknya cepat sampai berdiri tegak lalu segera memasukkannya ke dalam kewanitaan Dila.
Bleshhhh.
"Akhhhh Adnan kenapa tidak pemanasan dulu? akhhh tubuhku perih."
"Maaf, saya kira milik kamu sudah basah. Ahhh ahhh ahh Dila lu, bang kamu keringhh ahhh saya susah menggerakkannya."
"Aaahhh Adnanhh penuhh kamu mengg sekh milikku cepat sekalihh ahhh sangat nikmathh aku sukaahhh."
"Aaaaahhh Kanaya..." Adnan mendes ahkan nama Kanaya tanpa sadar, beruntung Dila tidak menyadarinya.
"Ahhh sayanghhh ahh milik kamu nusuk rahimhh aku aaahhh Adnan aku pasti akanhh hamil jika dimasuki pen, ismu setiap hari."
"Ahh ahh ahhh shhh jangan terlalu berharap Dila."
"Shhhh ahhhh Adnan aku mau melakukan ini setiaph hari denganhmuhh."
"Kau harusnya mengerti uhhh saya sibukhh Dila."
Adnan mempercepat gerakannya saat merasa ia akan puncak sebentar lagi.
"Ahh ahhh sayanghhh ahh fasterhh fasterhh ahh aku akan keluarhh."
"Aaahhh shhh akhhh aaaahhh."
"Ohhh nghhh shhhh ahhhh ahhh ahhhhhhh."
"Ahh ahhh ahhh ahhh aaaaahhh."
Dila menahan pinggang Adnan dengan kakinya supaya laki-laki itu mengeluarkan benih di dalam rahimnya.
Kejantanan Adnan menembakkan benihnya ke rahim Dila.
"Aaaaahhh sayanghhhh akhirnya kau mengeluarkan benihmu di dalamku."
"Nghhhh kenapa kau melakukannya, aku belum mau memiliki anak."
"Kita sudah menikah lebih dari 2 tahun sayang, apa kata orang tentangku?"
Adnan beranjak bangun. "Minum pilmu, jangan sampai kau hamil," ujarnya lalu melangkah pergi meninggalkan Dila.
Dila meremas sprei kuat, selama ini ia yang selalu dicemooh seluruh keluarga karena belum juga dikaruniai anak, tapi Adnan dengan tidak peduli selalu menutup mata dan telinga.
"Aku sudah tidak kuat lagi, aku pastikan aku akan mengandung anakmu kali ini."
Sedangkan di sisi lain, Adnan tengah berkeramas sambil diguyur air shower. Kemudian dia memainkan kej, an tanannya lalu menyebut nama Kanaya.
"Akhhh Kanayahhh."
"Shhh andai Kanaya mengulum milik saya dalam mulut hangatnya sekaranghh ahhh saya ahhhh ahhh Kanayahhh."
"Aaaahhhh Kanayahhh saya akan menyem burkan cairan saya pada wajah cantikmu sayanghhh ahhh."
"Bersiaplah Kanaya ahhh ahhh ahhh aku keluarhhh sayanghhhhh..."
Adnan mengeluarkan cairannya pada dinding kaca.
•••
Update seminggu sekali, baca lengkap dikryakrsa(link dibio)