Di sebuah ruangan yang sunyi terlihat secercah cahaya masuk melalui lubang lubang fentilasi di ruangan itu, cahayanya begitu menyilaukan hingga membangunkan salah seorang pemuda bernetra merah menyala yang ada di ruangan itu.
"Ugh... silau" ucapnya sembari melirik ke dinding tempat jam dinding berada. ruangan itu bernuansa biru dan merah yang saling melengkapi dan banyak hiasan ikan paus serta boneka ayam di sana, ada juga hiasan dinding bernuansa putih biru di sana
"Hah!!! kesiangannn!!!" teriaknya yang langsung berlari menuruni kasurnya dan berlari ke kamar Mandi dengan handuk yang menggantung di pundaknya.
tak berselang lama pemuda itu keluar dari kamar mandi dan berlari menuju ruang ganti.
"Eh, ice belum bangun! ice BANGUUNNNN!!!" teriaknya lantang memanggil seseorang yang masih tertidur pulas di kasur yang tadi di tempatinya.
mendengar suara yang lantang itu seseorang yang di panggil pun terbangun dan mengerjapkan matanya, iris Aquamarinenya itu masih belum terbuka sepenuhnya, dan nyawanya masih berlum terkumpul.
"Ya, aku bangun kak... hoammm" jawab pemuda yang di panggil ice, dengan setengah sadar ia berjalan gontai menuju kamar mandi lalu selang beberapa saat ia berteriak
"kak Blaze! handukkk"
"ish hhhh, ya bentar.." jawab blaze setelah memakai seragamnya5 menit berlalu, kakak beradik tadi pergi menuju garasinya dan .berangkat ke sekolah mengendarai mobil Lamborghini berwarna merah dengan Blaze yang menyetir dan ice yang kembali tidur di sebelahnya. Blaze melirik jam tangan yang ada di tangannya dan jam itu menunjukkan pukul 06.40
"Duh, masih sempet gk nih" mengingat jarak antara rumahnya dan sekolahnya cukup jauh dan butuh waktu sekitar 20 menit untuk sampai ke sekolah Blaze terus menaikkan kecepatan mobilnya agar ia bisa sampai sebelum gerbang di tutup pukul 06.55
06.50, mobil Lamborghini berwarna merah memasuki parkiran sekolah SMA. Blaze masih sempat memasuki sekolah tanpa telat dan harus terkena hukuman.
"huhhhhhhh..... untung sempet, eh ice? bangun Lo ah, ngebo mulu" blaze menepuk nepuk pipi gembul adik kembarnya itu, sang empu yang terganggu pun akhirnya membuka matanya dan terlihatlah iris Aquamarinenya yang menyejukkan.
"Dah sampe kak?" tanya ice
"udah ayo keluar, bentar lagi masuk"hampir semua pasang mata yang ada di tempat itu mengalihkan pandangannya pada kedua insan yang keluar dari mobil itu, baju OSIS yang mereka kenakan di tambah dengan jas sekolah yang rapi menambah kesan tampan mereka berdua, rombongan orang itu memekik melihat ketampanan kedua insan itu, sementara sang empu hanya menatap malas dan pergi secepatnya dari sana meninggalkan sekumpulan orang yang mereka anggap *fans gila*"hhh... berisik" ucap ice malas
kakak beradik itu pun pergi menuju kelasnya dan tertulis 11-2
"ceklek" gagang pintu di dorong dan pintu kelas terbuka lebar, menunjukkan hampir seluruh murid yang berada di kelas itu, ada juga murid kelas sebelah yang mempir sekedar ngobrol dan meminta jawaban soal.
kebetulan ice dan blaze berada di kelas yang sama, ice langsung ngacir ke kursinya dan di ikuti oleh blaze di belakangnya. Mereka berdua duduk sebangku. ice memposisikan tangannya sebagai bantalan untuknya tidur lalu dengan segera pergi ke alam mimpi. blaze yang melihat itu hanya menggeleng gelengkan kepalanya melihat kelakuan kembarannya ini.
tak lama kemudian 3 orang masuk ke kelasnya dan menghampiri meja ice dan blaze
"oy blazeee...." ucap seseorang itu pada blaze dan langsung memeluknya, dan membuat sang empu yang di peluk tercekik
"gk bisa napas ni kak! kek mau mati gua!!" teriak blaze pada orang itu, taufan itu kakak ke 3 nya
"a'elah blaze gitu doang, lemah lu ah"
"jangan gitu fan, ngamok nanti dia" sahut kakak kedua mereka, gempa
"iya iya kak gem"
KAMU SEDANG MEMBACA
Dalam kegelapan malam
FanfictionOrganisasi kriminal, atau mafia lebih tepatnya, tujuh bersaudara ini menggeluti dunia mafia dengan sempurna tanpa adanya kesalahan. darah dan teriakan memilukan mengiringi jalan hidup mereka, sudah tak terhitung berapa banyak nyawa melayang akibat p...