✎(Bukan) Akhir yang Bahagia

45 6 1
                                    

Semenjak satu bulan terakhir sebelum Nathan kembali ke kampung halamannya, ada satu hal yang sangat mengganggu pikiranku. Ini tentang perasaanku yang sebenarnya. Siapa menyangka sebelum dia pergi dari rumah ini ada suatu kejadian yang sangat tidak terduga.

~

Waktu itu, saat hari panas yang paling panas. Tubuhku tak kunjung puas walaupun hanya dengan kulkas dan kipas angin di kamar. Cuaca extreme membuat peluhku ada di mana-mana.

"Keeaan~" Dia kembali merajukku.

"Please! Gak usah membujukku pake cara kuno kayak gitu deh" Haahh... Nyebelin banget sih nih anak.

"Keaan!!" Ah... Tidaak! Jangan rambutku!!

"A-Aw aw ARGH! Iya iya. Kita jalan-jalan hari ini. Emangnya kamu mau jalan kemana sih?" Akhirnya dia berhenti menjambak rambutku.

"Ya udah, ayo cepet salin sanaa!" Jiah aku diusir dari kasurku sendiri.

"Ck, bisa lebih kalem dikit gak sih?! Kalau aku berubah pikiran gimana?"

Nathan hanya menggembungkan pipinya dengan kesal. Gak usah nunjukin wajah kayak gitu ke aku!

Krieet.

Sreet.

Nathan masih belum keluar dari kamarku. Dengan antengnya dia duduk di atas kasur. Aku gak jadi membuka bajuku.

"Kamu mau sampai kapan ada di kamarku, hah?"

Mukanya berubah jadi kecewa, "Eh... Gak boleh yah? Haah... Sayang banget..."

"Apanya yang 'Sayang Banget'!? Kamu mau njahilin aku lagi kan! Udah deh, sana keluar!"

BLAM!

"Ah... Kean jahaat"

Cih, dasar. Di hari yang super males ini, gak ada angin gak ada hujan dan halilintar sekalipun, dia ngajak jalan di siang bolong gini. Seharusnya aku yang jalan sama Neng Mita. Aw, jadi kangen deh. Walau pun dia agak berubah sekarang tapi cintaku padanya tidak akan pudar semudah daster Mama yang gampang banget luntur. Aish, aku mikir apaan sih. Malah mikirin Neng Geulis lagi, ehehe. Btw dia lagi ngapain ya?

"KEAAN! UDAH BELUM?!!" Teriak Nathan di balik pintu.

"Dari tadi kamu nungguin aku di depan pintu?" Balasku tidak percaya.

"Kalau kamu gak ditungguin, kamu gak bakalan keluar, ya kan?!" Haah... Anak ini.

"Iya iya. Aku keluar sekarang"

Heran deh, posesif banget. Pernah sekali dia nungguin aku di depan gerbang saat pulang sekolah. Walaupun pada waktu itu dia tau kalau aku ngapelin Mita, tapi tetep aja dia nungguin hampir sejam lamanya. Pantes sampai sekarang dia gak punya pacar. Sifatnya beda banget sama image-nya.

~

Akhirnya kita udah sampai di pusat kota. Daritadi aku melihat wajahnya masih sumeringah dan gak berhenti tersenyum.

"Kamu mau kemana, Nathan?"

"Hmm... Kemana yaa?" Ack... Selama ini dia gak tau mau kemana?

"Phhft... Mukamu gak usah gitu amat. Aku kan jadi takut, hehe..." 'Hehe' mbahmu!

"... Aku males di rumah terus, Kean! Butuh refreshing!"

"Aku gak begitu suka sama kota, enakan nyari ikan di sungai"

"Gak ada alternatif lain apa?! Aku kan gak mau jadi gosong kayak kamu!" Apa kamu bilang?! Dasar anak kota.

"Balik ah..."

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 03, 2015 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Love is Simple -eXtra Stories-Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang