***
Duduk di taman seorang diri sambil mendengarkan musik adalah kebiasaan Hira sejak dulu. Perempuan berambut sepunggung itu menggeser layar hp-nya, tidak ada yang menarik sedari tadi, hanya ada vidio konten orang-orang sedang berlibur di pantai. Dia juga kan mau ke pantai, masalahnya.. siapa yang mau dia ajak ke pantai? pasti temannya pada sibuk.
"Hai," seseorang menyapa Hira. Laki-laki berkulit tan itu memakai stelan kaos putih yang dibalut jaket hitam serta celana levis sobek di bagian lutut, dan jangan lupa parfum yang dipakai menambah kesan seperti anak geng motor.
"Iya? siapa- eh, lo Haikal kan?!" Hira kaget ternyata laki-laki tersebut adalah teman semasa sekolah dasar dulu.
"Aku kira kamu lupa."
"Yaa, gw pangling lo berubah banget, dulu lo aja sepundak gw sekarang udah kaya tiang listrik ya."
"Haha.. hari ini kamu free ga? mau maksi bareng?" Haikal bertanya pada Hira apakah dia mau diajak kencan- maksudnya maksi.
Hira mengerutkan alisnya "maksi? itu apaan?"
Dia bertanya kepada Haikal apa itu maksi. Inilah kenapa dia sering disebut nolep kurang bersosial sama orang sih jadi gitu."Kamu serius ga tau maksi?" pertanyaan Haikal mendapat gelengan dari Hira.
"Maksi itu makan siang Hir,"
"Owalahh... makan siang toh, ya gw mana tau singkatan itu."
"Udah lah, lama, keburu lewat jam maksi nya," ucap Haikal mengingat.
Mereka pun akhirnya pergi menuju parkiran tempat motor Haikal berada. Hira berangkat pulang dijemput 'curut' adiknya jadi ga bawa motor.
***
Sesampainya mereka warung mie ayam pinggir jalan. Haikal memarkirkan motornya di tempat yang sudah disediakan untuk parkir kendaraan. Mereka masuk, dan memesan 2 porsi mie ayam dan 2 es teh sebagai minumnya. Haikal memilih duduk di kursi paling pinggir dekat jalan raya.
"Hira, duduk situ tuh, dekat jalanan biar bisa liat kendaraan lewat." Haikal menunjuk tempat duduk yang dipilihnya, yang dibalas anggukan oleh Hira.
Setelah menunggu, pesanan mereka akhirnya pun datang. "Ini mas, mbak. Monggo dinikmati nggih," ucap seorang ibu-ibu yang mengantar pesanan
"Nggih bu, matur nuwun." Hira berucap sambil tersenyum pada ibu itu.
"Baca do'a dulu ege, ga berkat tu makanan," ucap Hira mengingatkan Haikal yang dibalas anggukan kepala.
Selesai makan, mereka pun hendak membayar. Haikal berkata bahwa dia lah yang akan membayar pesanan tadi. Namun Hira menolak karena merasa tak enak hati, tapi Haikal tetap meyakinkannya.
"Udah biar aku aja yang bayar, lagian kita kan ga mungkin bakal makan bareng kaya gini lagi."
"Ya udah..tapi lain kali gw bayar sendiri." Haikal mengangguk mendengar ucapan Hira.
Akhirnya Haikal pun membayar pesanan tadi dan mereka pulang.
***
.
.
.Segini aja dulu, masih bingung mau dibawa kemana alur ceritanya.
Jangan lupa pencet⭐ sama kasih saran di comment💬
Dan jangan lupa follow biar ga ketinggalan update cerita ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
REWRITE THE STARS
General FictionPutus nyambung itu, karna hubungannya yang ga kuat atau karna omongan orang lain? "Kamu jangan friendly ke cowo dikelas. Bisa mikir perasaan ku ga?" "Pikiran lo jelek banget, lo ga percaya sama gw ya!" Hubungan Ralgar sama Hira itu emang aneh. Orang...