Chapter 1 : Wajah Baru

2.4K 112 11
                                    

November 2015

Beberapa bulan sudah berlalu sejak formasi baru EG Group menghadapi kekacauan yang terjadi pada acara akad nikah Pak Indra. Keadaan kembali berlangsung normal, tidak ada hal aneh apapun yang mengganggu mereka kini. Hendra juga sudah bisa beraktivitas seperti sebelumnya. Semuanya kembali seperti sedia kala.

Walau kelima anggota Sub Divisi Penyelidikan Kriminal ini sudah lega karena kehidupan mereka tidak lagi dihantui teror, kini mereka mulai merasa bosan dengan rutinitas mereka. Ketika tidak ada kasus yang begitu besar, mereka hanya akan menemukan beberapa pekerjaan lainnya yang tidak terlalu menantang. Bahkan kadang mereka hanya bisa duduk di ruangan sambil mengerjakan beberapa berkas yang datang ke ruangan mereka.

Seperti kali ini. Hari masih agak pagi ketika lima orang yang berada dalam satu ruangan itu saling mengobrol sambil menunggu kalau - kalau mereka akan mendapatkan tugas atau kasus baru. Mereka mengobrolkan banyak hal yang sering kali berakhir jauh sekali dari apa yang mereka bicarakan pertama kalinya. Tapi, mereka sudah terlihat lebih solid daripada yang sebelumnya, sehingga kini pembicaraan mereka jadi lebih menyenangkan.

Hingga akhirnya pintu ruangan mereka diketuk. Pembicaraan antara mereka terputus sejenak, karena kini pandangan mereka tertuju ke asal bunyi. Pak Indra langsung meminta siapapun orang yang berada di balik pintu itu untuk masuk. Empat orang lainnya saling berpandangan, berpikir bahwa mereka mungkin akan mendapatkan tugas baru, yang tentunya mereka tidak akan bisa menebak apa tugas mereka. Atau bisa saja ada sesuatu yang lainnya, mereka tidak akan tahu.

Pintu ruangan mereka terbuka sedikit, dan di sana muncul sebuah kepala yang merupakan milik Pak Said. Beliau melonggokkan kepalanya ke dalam ruangan dari celah yang yang dia buat. Dia kelihatannya sangat riang pagi itu. Pak Indra yang melihatnya hanya bisa memutar matanya. Dalam hatinya, sang kepala divisi itu berharap kalau apa yang rekannya sampaikan adalah sesuatu yang penting.

"Pagi Pak Indra! Wah sekarang ruangan ini jadi ramai ya? EG Group kayaknya tinggal satu anggota lagi bakalan bisa bangkit dan menuju ke kejayaannya sekali lagi~" ujar Pak Said, sambil cengengesan.

"Heh, dasar kamu, ada - ada saja. Nah, kenapa kamu ke sini, Said? Jangan bilang kalau kamu kemari buat minta stok kuaci saya ya?" sahut Pak Indra.

"Eh, nggak kok! Kalau saya mau cemilan, saya masih bisa bajakin Hendri! Saya kemari karena ada satu hal istimewa yang terjadi hari ini!"

Pak Indra mengerutkan alisnya. Kini dia bertanya akan apa hal spesial itu. Perkataan Pak Said tadi juga sukses menarik perhatian empat orang lainnya yang ada di sana.

"Apaan coba yang spesial?"

"Kan saya tadi bilang kalau EG Group bakalan bangkit, nah kebetulan, ada anggota baru nih! Perempuan lagi! Pas kan, kayak formasi lama EG Group? Dengan ini EG Group bakalan lengkap dengan tiga perempuan dan tiga laki - laki!"

Pak Indra hanya bisa memandang Pak Said selama beberapa saat. Dia ingat pesan ketuanya yang sebelumnya, kalau dia yakin bahwa EG Group pasti bisa bangkit lagi, karena yang namanya semangat untuk membela kebenaran itu akan selalu ada. Entah itu dengan atau tanpa beliau di sana. Tapi, ketika mendengar satu lagi anggota yang akan melengkapi ruangannya membuatnya berpikir, apakah ini saatnya? Apakah ramalan yang dikatakan oleh beliau akan menjadi nyata?

Sementara itu, keempat rekannya hanya bisa menebak siapa dan bagaimanakah rekan baru mereka. Bu Risa sendiri hanya bisa tersenyum, karena dia tahu kalau apa yang dia duga selama ini salah. Mereka masih bisa bangkit lagi setelah satu per satu anggota EG Group pergi.

"Iya deh, terserah kamu saja. Sudah, kasihan dia di luar! Suruh dia masuk saja!"

Pak Said membuka pintunya lebih lebar lagi, sehingga kini mereka dapat melihat siapa yang berada di belakangnya. Seorang perempuan melangkah mendekat ke arah ruangan EG Group dengan agak ragu, dan Pak Said memberikannya gestur untuk masuk. Si perempuan memiliki rambut hitam panjang dan berkulit kuning langsat. Kemudian, entah kenapa kebetulan sekali dia juga berkacamata.

The Detective 3 : Adventure of Accountant's HairTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang