3D - 02 [NEW JOB]

94 13 2
                                    

~ WELCOME IN 3D ~

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

~ WELCOME IN 3D ~

"Hidup bukanlah tentang menunggu badai berlalu, tapi tentang belajar bagaimana menari di tengah hujan."
- 3D -

∆∆∆

DAY 2

Pada hari berikutnya, Dakhsa kembali bermasalah dengan keluarganya, ia benar-benar merasa muak karena selalu disalahkan. Tidak ada yang membelanya satupun.

Saat itu, Dakhsa memergoki Mahendra yang sedang berkomunikasi dengan dukun. Ketika Dakhsa mencoba memberi nasehat kepada Mahendra untuk tidak lagi berhubungan dengan dukun, justru kini ia dimarahi habis-habisan. Disana juga ada Yeri dan Ghina.

"Anak mana yang berani nasehatin orang tuanya sendiri seperti ini? Kamu tuh siapa sih? Seorang anak nggak berhak ikut campur apalagi sampai memberi nasehat ke orang tua! Memangnya kamu siapa? Anak bau kencur! Anak kemarin sore bisa-bisanya," gertak Mahendra.

"Nah dengerin itu! Katanya sekolah dulu, tapi apa begini pendidikan yang kamu terima? Berani melawan orang tua? Kamu tuh lahir darimana? Biaya buat ngebesarin kamu sampai sekarang juga nggak kecil! Seharusnya kamu sadar, kalo nggak bisa balas budi ke orang tua, diem aja! Nurut! Patuh! Jangan suka bantah kalo dibilangin!" tambah Yeri.

"Udahlah Dakhsa, apa susahnya sih kamu tuh nurut aja sama mama dan papa? Kamu harusnya bersyukur punya orang tua kayak mereka, kita dulu dari keluarga kecil loh, dipandang remeh sama orang. Sekarang coba liat? Nggak ada yang remehin keluarga kita lagi kan? Semuanya karena siapa? Ya karena perjuangan mama sama papa, mereka kerja keras, banting tulang sampai kita bisa seperti ini." sahut Ghina mencari muka.

"Oh ya? Saking banting tulangnya, sampai semua kesalahan dilemparkan ke Dakhsa ya sekarang? Dakhsa yang nggak tau diri, suka melawan, pokoknya semua hal buruk ada di Dakhsa. Kalian pernah mikir nggak sih gimana perasaannya jadi Dakhsa? Kalo kalian nggak menginginkan Dakhsa, kenapa nggak kalian bunuh aja sekalian?" jawab Dakhsa, datar, ia sama sekali tidak mengeluarkan air mata, kuat.

"Emang anak nggak tau diri ya kamu? Udah di besarin nggak tau rasa terima kasih sedikit pun! Coba lihat kakakmu, dia bekerja! Dapat banyak uang, ngasih ke mama sama papa sedikit-sedikit. Lah kamu? Pernah ngasih apa ke orang tua? Kerjaannya aja cuma pergi lontang-lantung kesana-kemari nggak jelas! Pulang larut malam!" kata Mahendra lagi.

"Iya Pah, Dakhsa udah tau. Dakhsa anak yang nggak tau diri, anak durhaka, tapi bisa nggak sih kalian tuh jangan ngomong itu mulu? Bosen tau nggak, lagian semua tetangga disini juga udah kalian kasih tau kan kalo kelakuan Dakhsa ini buruk? Jadi ya, yaudah, Dakhsa terima. Orang niat Dakhsa cuma pengen papa tuh berhenti ke dukun doang, tapi ternyata kalian anggap Dakhsa salah. Yaudah, aib Dakhsa nambah lagi kan berarti yang perlu kalian umbar ke para tetangga? Dakhsa suka ikut campur dan berani nasehatin orang tua. Silahkan dicatat dan disebarkan! Dakhsa mau pergi dulu," ujar Dakhsa santai lantas melenggang pergi.

3D: 100 DAYS IMPRESSIONTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang