01. Incoming Call, 2023

207 60 6
                                    

Apartemen Tomorrow kedatangan penghuni baru hari ini. Choi Beomgyu—seorang pemuda berstatus mahasiswa semester akhir itu kini resmi tinggal di kamar nomor 707, tepat di lantai 7. Tidak ada alasan khusus mengapa ia tiba-tiba pindah tempat tinggal. Sesungguhnya hanya karena, di apartemen sebelumnya, ia pernah cekcok dengan ibu pemilik kontrakan.

Lebih baik pindah, daripada harus menghadapi keributan, menurutnya.

Sekilas, memang tidak ada yang janggal dengan lingkungan barunya. Hari kepindahannya cukup membosankan. Sebagian besar tetangganya tidak cukup ramah dan belum ada yang cocok untuk diajak berteman. Namun itu bukan masalah besar bagi pemuda yang mencintai kesunyian seperti Beomgyu.

Semuanya terasa aman hingga malam tiba dan suasana menjadi berbeda. Angin malam masuk menembus jendela dan terasa sangat dingin. Di tengah keheningan malam yang mencekam, sebuah panggilan masuk, dari nomor tak dikenal. Kebetulan tidak sibuk, Beomgyu mengangkat panggilan tersebut. "Halo?"

"Tolong ... ada seseorang mencoba masuk ke dalam apartemenku ... tolong, ia akan membunuhku ..." Suara seorang gadis muda terdengar sangat pelan. Gadis itu berbisik seakan seperti ada hal yang membatasinya untuk berbicara.

Beomgyu keheranan dan tentu menganggap itu salah sambung. "Maaf, nona, kurasa kau salah sambung. Seharusnya kau menghubungi panggilan darurat."

Gadis dalam panggilan tampak frustasi. "Sialan ... Lagi-lagi ... Aku sudah menghubungi polisi berkali-kali namun selalu terhubung ke nomor orang secara acak."

"Mungkin aku bisa membantu? Siapa namamu dan dimana posisimu sekarang? Akan kupanggilkan polisi."

"Namaku Sia. Min Sia. Aku ada di apartemenku ... Apartemen Tomorrow, nomor 708. Tapi, dengar, kau tidak akan bisa membantuku."

Belum sempat membalas, Beomgyu sudah dibuat tertegun lebih dahulu oleh informasi terkait posisi gadis tersebut. Apartemen Tomorrow, nomor 708. Itu jelas-jelas kamar yang berada tepat di sebelah kamarnya. Sebagai orang waras, Beomgyu segera keluar dari singgasana untuk mengecek kondisi kamar sebelah.

Pintu apartemen nomor 708 itu kini berada tepat di depan mata. Beomgyu memukul pintu itu dengan agresif. "Apa ada orang di dalam!"

Tak ada yang menjawab. Justru seorang pemuda bertubuh tinggi yang kebetulan lewat di lorong, malah menegur. "Apa yang kau lakukan?"

Dengan polosnya Beomgyu menjawab, "ada orang yang terjebak di dalam."

Pemuda itu membantah. "Kamar itu kosong. Belum laku terjual. Tidak ada siapa-siapa di dalam sana. Masuklah ke kamarmu dan jangan buat keributan."

Ditegur lelaki galak, Beomgyu hanya bisa diam dan memperhatikan postur pemuda yang sangat tinggi. Tubuhnya juga kurus dan wajahnya tampan seperti bintang K-Pop. Hanya saja, penampilannya sangat urakan, didukung oleh satu plastik ganja instan yang ditentengnya.

Pemuda itu malah menawarkan. "Kau mau? Ganja instan? Aku membelinya di salah satu penghuni lantai 5, namanya Huening Kai. Dia seorang bandar narkoba."

"Berapa satu pack-nya?"

"Kau bisa tanya sendiri pada yang jual. Ngomong-ngomong, aku Choi Soobin, aku tinggal di kamar 709. Salam kenal."

"Choi Beomgyu."

Soobin mengangguk dan sempat berkomentar. "Kau agak sinting, tapi disini, semuanya sinting," ujarnya sambil terkekeh, lalu lanjut berjalan dan masuk ke kamarnya.

Perkenalannya dengan Soobin cukup singkat. Beomgyu juga tak terlalu antusias, yang jelas tak mau menganggap orang gila pecandu narkoba barusan sebagai temannya.

Karena tiba-tiba teringat bahwa ia belum menutup panggilan dari ponselnya, Beomgyu pun kembali masuk ke kamar. Dan benar saja, panggilan masih terhubung. "Halo, nona?"

"Apa yang kau lakukan barusan? Tolong jangan gegabah. Dengarkan aku baik-baik ... Kau tidak akan bisa membantuku. Percuma. Ini adalah lorong waktu. Aku mencoba menghubungi polisi tapi selalu terhubung ke nomor di masa lalu. Mungkin terdengar aneh, tapi ini nyata."

Pernyataan diluar nalar itu membuat Beomgyu nyaris tak percaya. Tapi, jika mengingat kamar nomor 708 belum berpenghuni, agaknya masuk akal. Lalu Beomgyu bertanya, "kau dari masa depan?"

"Ya. Aku dari tahun 2027."

THE GIRL ON CALL | beomgyuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang