03. Neighborhood Life, 2023

146 51 12
                                    

Malam pertama yang cukup menakjubkan di tempat tinggal barunya, Beomgyu masih saja terus memikirkan keadaan gadis dalam panggilan yang mengaku berasal dari tahun 2027. Entah apa yang terjadi padanya, dan siapa penguntit yang mengancamnya, Beomgyu juga tak bisa membantu secara langsung.

Tepat setelah bangun tidur di pagi hari yang cerah, Beomgyu menatap ke arah meja belajarnya. Masih berantakan, karena semalam ia sibuk mencatat ciri-ciri tersangka dari pelaku yang menguntit Sia. Ia memandangi hasil catatannya, dan kembali berspekulasi akan banyak hal, hingga bel pintu berbunyi dan suara seorang pemuda terdengar.

"PAKET!"

Beomgyu pun bergegas mengenakan kacamatanya dan membukakan pintu. Ia menjumpai seorang kurir paket yang senyumnya sangat ramah. Kurir paket itu juga seorang pemuda tampan yang mengenakan seragam khusus dengan name tag yang tertulis nama lengkapnya, Choi Yeonjun. 

"Selamat pagi. Dengan bapak Choi Beomgyu?" tanya Yeonjun sambil membaca nama penerima yang tercatat dalam kotak paket.

"Ya. Tapi aku belum bapak-bapak."

"Ini kiriman dari Fakultas Ilmu Budaya Universitas Yonhee. Tiga eksemplar buku modul penyusunan skripsi. Silakan tanda tangan terlebih dahulu."

Seperti proses menerima paket pada umumnya, Beomgyu melakukan tanda tangan lalu meletakkan paketnya di lantai ruang tamu. Tak lupa berterima kasih. "Terima kasih."

Sebelum pergi, Yeonjun memberikan selembar pamflet lowongan kerja pada Beomgyu sambil tersenyum. "Ah ya, ambil ini. Anemoia Express sedang membuka lowongan kerja untuk kurir. Jika kau tertarik atau memiliki kenalan yang berminat bisa hubungi nomorku yang tertera di sana. Atas nama Choi Yeonjun."

Beomgyu menerima lembar pamflet itu dan melihatnya sekilas. Ketika Yeonjun hendak pergi, Beomgyu memanggilnya. "Pak Choi Yeonjun."

Yeonjun menoleh dengan wajah merengutnya. "Aku belum bapak-bapak."

"Kau punya pacar?" pertanyaan tidak sopan itu terlontarkan dari mulut Beomgyu.

Yeonjun langsung refleks mundur satu langkah. "Wow, aku masih suka perempuan."

"Kau punya pacar atau tidak?" tanya Beomgyu sekali lagi.

Yeonjun menggeleng. "Tidak. Tapi aku masih suka perempuan."

"Baiklah."

"Baiklah."

Setelah Yeonjun berlalu dan hilang dari lokasi, Beomgyu hendak masuk ke kamarnya lagi. Namun seorang pemuda yang sedari tadi duduk di bangku koridor sambil menggigit sepotong apel--Soobin--memanggil Beomgyu dengan lantang. "Hei, Beomgyu!"

Beomgyu refleks menoleh. "Astaga. Sejak kapan kau di sana?"

Soobin menelan potong apel terakhirnya dan berdiri mendekati Beomgyu sambil memberi peringatan. "Jangan berani macam-macam dengan Yeonjun. Dia milikku."

Beomgyu hampir mengumpat karena tentunya tak mengira harus terlibat masalah dengan seorang gay betulan. Tapi, Beomgyu malah bertanya dengan topik lain. "Dia juga tinggal disini?"

"Tentu saja. Dia penghuni lantai 9. Dia sangat menikmati pekerjaannya sebagai kurir paket, padahal dia seorang sarjana dan bisa saja mendapat pekerjaan yang lebih bagus. Kau sungguh naksir dia?"

"Aku hanya bertanya dia punya pacar atau tidak. Dasar orang gila."

Soobin terkekeh. "Toh, dia memang mempesona."

"Menjijikkan. Dia sudah bilang bahwa dia suka perempuan."

"Dan laki-laki."

Pemuda keras kepala--pikir Beomgyu. Hanya mendengar celotehannya saja Beomgyu hampir muntah, sehingga ia memilih untuk mengalihkan topik. "Ngomong-ngomong, dimana si penjual ganja itu tinggal?"

"Lantai 5. Nomor 501. "

***

Lantai 5 jauh lebih diluar dugaan. Setibanya di sana, Beomgyu disambut oleh seorang pemuda aneh yang mengenakan topeng phantom. Pemuda itu menari di sepanjang koridor, lalu tiba-tiba berlutut dan berdoa. Ia berteriak.

"Aku berjanji! Kepadamu, berulang kali! Masa depanku adalah dirimu!"

Pemandangan itu tentu membuat Beomgyu merinding. Tak mungkin juga ia melintas di depannya begitu saja. Mau tidak mau, Beomgyu harus berhenti dan menonton.

Sekali lagi pemuda itu berteriak. "Di bawah tabir cahaya! Aku akan memeluk dirimu erat, yang bersinar seperti pengantin!"

Karena semakin tidak paham, Beomgyu akhirnya bersuara. "Permisi!"

Pria dibalik topeng phantom itu refleks berdiri dan menoleh, lalu melepas topengnya. Sosok pria tampan yang kesekian muncul lagi. Dengan polosnya ia membungkuk dan meminta maaf. "Maaf, silakan lewat jika aku mengganggu jalan."

Beomgyu berjalan mendekat, sekaligus bertanya. "Pemuda yang tinggal di kamar 501 itu ..."

"Penjual narkoba. Benar."

"Apa dia punya pacar?"

"Daripada berpacaran, kurasa ia lebih terobsesi dengan bisnisnya. Ia sering pergi keluar kota untuk membantu menyelundupkan barang dagangannya. Narkoba."

Tak menggubris, Beomgyu langsung lanjut berjalan menuju pintu kamar 501 yang letaknya jelas berada paling ujung. Ia bertamu disana dan disambut dengan ramah oleh si tuan rumah yang diketahui bernama Huening Kai.

Di ruang tamu, Huening Kai langsung menyerahkan lembar pricelist dagangannya dan siap menawarkan berbagai macam promo diskon. "Selamat datang, Choi Beomgyu. Berikut adalah pricelist-nya. Jika kau kebingungan, aku akan merekomendasikan ganja instan."

Beomgyu mengangguk. "Aku akan lihat-lihat pricelist-nya dulu."

"Oh, silakan."

"Ngomong-ngomong, pria yang di koridor itu, siapa namanya?"

"Yang agak gila itu ya? Namanya Kang Taehyun. Dia seorang seniman teater. Maklumi saja."

"Apa dia punya pacar?"

"Setahuku, tidak."

***
















































Antara kurir paket, seniman teater, dan bandar narkoba, Beomgyu menemukan korelasi antara semuanya. Namun, ia tak bisa menebak mana yang benar. Atau mungkin saja orang gila penghuni kamar nomor 709 adalah pelakunya?

Setelah beberapa hari berlalu, Beomgyu terus memikirkannya. Mencari dugaan paling cocok dengan ciri-ciri penguntit yang disebutkan oleh Sia--seorang pemuda yang selalu mengenakan mantel dan topeng phantom.

Dan jika penguntitnya benar pacarnya, pasti tak jauh dari si kurir paket bergelar sarjana,

seniman teater yang mengenakan topeng phantom,

atau bandar narkoba yang sering pergi keluar kota.

Hingga pada suatu hari, Beomgyu mendapat panggilan misterius itu lagi.

THE GIRL ON CALL | beomgyuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang