9. Ribut Terus

170 7 7
                                    

Selesai mandi dan berpakaian, Leomord keluar kamarnya, anehnya di sana ia hanya melihat Harith bermain Ps sendirian dan Estes sudah menghilang karena takut Estes kabur untuk bermain-main dengan pria lain, Leomord pun panik buru-buru mencarinya.

Ia mendengar suara orang yang sedang bersenandung, ia langsung mengeceknya, ia pun menghela napas lega saat melihat Estes di dapur sedang memegang wadah bumbu.

"Kau mau apa?" tanya Leomord.

"Menyenduh kopi untukmu," ucap Estes sudah menyiapkan air panas dan mulai memasukan kopi dan gula.

"Itu mecin, sayang." Leomord menarik wadah bumbu yang sedang Estes pegang.

"Pakai yang instan saja," titah Leomord.

Estes menurut, tidak ada pemberontakan dan Leomord cukup tenang ia pun duduk dibangku bermain PS bersama sang anak.

Sesekali Leomord mengintip ke arah dapur, Estes tersenyum membalas tatapan Leomord. Leomord yang malu-malu pun langsung mengalihkan perhatiannya pada TV.

"Kenapa?" tanya Estes sembari meletakan kopinya diatas meja.

Leomord tak menjawab, fokusnya hanya pada kopi yang Estes seduh, airnya kebanyakan.

"Ya ... setidaknya kau berusaha," ungkap Leomord berusaha tidak menghujat.

"Coba lah," tawar Estes.

Leomord mencobanya tapi ... "Ha ha ha." Bibir Leomord kepanasan dan kopinya tidak pakai gula, Leomord melihat bungkus kopi yang jatuh didapur, ternyata kopi instan itu gulanya dipisah dan Estes dengan IQ -999% tidak menggunakannya.

Tapi untuk menghargai Estes dia tetap menyeruputnya. Estes sang istri dengan seksama memperhatikanya. Matanya berkaca-kaca dan langsung memeluk tangan Leomord sambil mengucapkan kata maaf.

"Kau sengaja bukan?" tanya Leomord menebaknya.

Estes hanya mengangguk kecil.

****

"Biar aku bantu."

Sedikit perubahan, setidaknya Estes sudah tidak terlalu manja, dia membantu Leomord saat akan memasukan sprei ke dalam mesin cuci.

Walau Estes masih harus dikasih tahu.

"Cuci Spreinya dulu, aku sudah mengelap bekas spermanya dengan tisu basah, sekarang masukan tapi jangan campur dengan baju, nanti mesin pengering biar aku yang urus," ucap Leomord menjelaskan.

Estes hanya mengangguk, namun baru juga memasukan sarung bantal dia langsung terjatuh dengan dramatisnya.

"Aku lelah," keluh Estes.

Leomord tidak marah sama sekali dia justru merapihkan pekerjaan Estes dan meneruskannya. Meski tidak bicara dia hanya mencubit pipi Estes dengan gemasnya.

"Kenapa kau sangat baik?" tanya Estes sambil menarik tangan Leomord dari pipinya.

"Aku suamimu," jawab Leomord berusaha sabar.

"Kenapa lagi?" Leomord merasa heran dengan kedua mata Estes yang berkaca-kaca.

"Aku janji aku tidak akan manja, aku sangat menyayangimu, sekarang aku tidak lelah dan ingin membantumu." Minta Estes. Dia pun membawa ember bekas cucian dan menaruhnya ke dalam kamar mandi, tapi sayangnya baru juga Estes masuk kamar mandi dia malah terjatuh sambil memegang tempat sabun dan membuat lantai kamar mandi semakin licin.

Gubrak

Leomord dan Harith melotot menatap satu sama lain dan menelan ludahnya.

"Aku tidak apa-apa sayang!" teriak Estes dari kamar mandi.

[Bl] SparkleTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang