He Is Cold Hearted
00. Prologue
.
.
.
Amerika, New York City, 21.30, p.m.
"Kau mau mengajakku kemana?" tanya Chaty yang kesusahan mengimbangi langkah Niel yang terlalu lebar karena kakinya amat panjang.
"Ikut saja," jawab Niel tanpa mengalihkan perhatian ke arah Chaty yang tertinggal. Buru-buru gadis itu berlari kecil guna menyusul.
"Dinginnya," kata Chaty memeluk badannya sendiri karena angin berhembus kencang pada malam ini. Ia berkata seperti itu untuk memberi kode kepada Niel supaya pria itu memberikan jaket yang ia pakai kepada Chaty.
Namun, bukannya meminjamkan jaketnya, Niel malah mencibir, "Bodoh. Siapa suruh kau hanya memakai pakaian tipis seperti itu?"
"Ck, siapa yang menyeretku tadi? Padahal aku berharap kau meminjamkan jaketmu kepadaku."
"Tidak mau," tolak Niel tegas membuat gadis itu mendengus sebal. Dasar menyebalkan pikirannya.
"Aku juga kedinginan," lanjutnya lagi.
"Ya Tuhan, mengapa aku bisa jatuh cinta pada pria dingin ini?" gumam Chaty menghela nafas berat. "Tidak ada romantis-romantisnya sama sekali. Aku baru sembuh lho."
Bruk.
"Aduh! Kenapa berhenti sih?" Chaty menabrak punggung Niel yang berhenti mendadak. Ia mengusap-usap keningnya yang berdenyut nyeri. Sial, apakah dia menabrak tembok? Kenapa punggung pria itu keras sekali? Pikir Chaty.
"Cantik."
"Hah? Apa yang cantik?" Chaty mengernyitkan keningnya. Apakah pria itu tengah memujinya? Tapi itu tidak mungkin. Daripada telanjur percaya diri dan berakhir memalukan dirinya, Chaty menggeser tubuhnya ke samping agar bisa melihat wajah Niel yang lebih tinggi darinya.
Melihat arah pandang Niel, gadis itu mendongak menatap langit malam yang dihiasi ribuan bintang serta bulan purnama bersinar terang di atas sana.
Di bawah sana, sebagian besar bangunan bertingkat serta rumah di sekitarnya masih terang menambahkan keindahan pemandangan yang dapat Chaty liat dari atas bukti tempat mereka berada.
Gadis itu mengulas senyum lalu mengangguk, "Ya, sangat cantik." Diam-diam Niel memperhatikan wajah Chaty yang tampak bersinar karena terkena cahaya bulan.
"Benar, sangat cantik," gumamnya pelan.
"Tunggu, kau mengajakku jauh-jauh ke sini hanya untuk melihat langit? Di depan villa juga kan bisa."
"Di sini lebih sepi," balas Niel mengalihkan pandangannya.
"Terus, kalau sepi kenapa?" Gadis itu mengernyitkan keningnya, otaknya mulai memikirkan hal yang tidak-tidak.
Seperti bisa menebak isi pikiran gadis itu, Niel segera berucap, "Aku tidak akan melakukan hal aneh-aneh padamu, bocah." Ia sengaja menekan kalimat terakhirnya.
Chaty mendengus kemudian melipat tangannya di dada dengan ekspresi cemberut. "Huh, menyebalkan."
"Masih kedinginan?"
"Ya, masilah, " ketus Chaty.
Detik berikutnya, Niel memposisikan dirinya di belakang tubuh Chaty, membuka resleting jaketnya lalu membungkus tubuh Chaty di dalam jaket tersebut yang juga masih menempel pada tubuhnya. Sekarang, tubuh keduanya berada di dalam jaket yang sama.

KAMU SEDANG MEMBACA
He Is Cold Hearted
Romance"You perfect just you are ."- Zidane Nathaniel. Catherine dipatahkan oleh cinta pertamanya, Dan berakhir galau di sebuah club terkenal. Pertemuan antara dirinya dengan pemiliki ckub tersebut membuat dirinya sekali lagi tenggelam pada rasa cinta yang...