Prolog

4 0 0
                                    

Api menyala-nyala menjadi penerang gelapnya malam hari.

Tetapi api itu melahap sana-sini, seluruh rumah penduduk kota terbakar api. Seekor naga besar berwarna coklat menyemburkan nafas api dalam jumlah besar.

Semburan api itu melahap seisi kota. Jeritan penduduk yang terbakar pun menggema diseluruh sisi. Semua penduduk yang menyelamatkan diri dihadapkan pada keputusasaan.

Keluarganya mati terbakar, atau terkena reruntuhan bangunan mebuat harapan seolah tak lagi ada.

Naga besar dengan kedua sayapnya dan dua kakinya yang menjuntai terbang mendekat ke permukaan. Lalu dengan sengaja menabrakkan diri ke kerumunan warga yang mencoba mengungsi.

Beberapa prajurit kerajaa mencoba menggunakan kesempatan ini untuk menyerang naga tersebut dengan melempar tombak dan menghempaskan panah. Tapi tidak satupun dari serangan mereka berefek pada naga.

Para penyihir pun juga berupaya dengan melemparkan bola api. Tapi sang naga tetap berdiri tak terkoyahkan.

Hingga akhirnya seorang sosok pria berpakaian hitam dengan kumis dan brewoknya terbang menghadap naga. Pria itu dengan penuh percaya diri tersenyum dihadapan naga. Lalu menendangkan kakinya kearah kepala naga. Siapa sangka, naga merasa kesakitan dengan tendangan tersebut.

"Aaarrrrggghh..." naga tersebut mengeluarkan erangan kesakitan.

Lalu berjuang membalikkan keadaan naga tersebut membalas serangan kembali menyemburkan api kearah orang tersebut, ia berhasil menghindarinya.

Naga itu terbang mendekat lebih cepat kearah pria itu lalu mengibaskan kepalanya. Dengan satu tangan, pria itu dapat menahan serangan naga. Lalu pria yang memiliki tahi lalat dibawah matanya itu tersenyum lantas mengangkat dua jarinya ke mulut. Jari telunjuk dan jari tengahnya menempel pada bibir lantas ia berkata,

"Geni Ireng...!!"

Sebuah bulatan api hitam muncul di jarinya. Pria itu terbang mundur. Diiringi serangan naga yg kian agresif dan mencoba melahapnya. Dilemparlah bola api hitam kedalam mulut naga yang sedang terbuka lebar.

Booommbb....

Bola api itu meledak di mulut naga.

Gelimpungan naga itu dibuatnya. Pria itu terbang ke bahu badan naga. Lalu mengangkatnya, membawa naga itu terbang dan membuangnya disebuah bukit. Getaran bumi dibuatnya karena kejatuhan naga tersebut. Tak lama, naga itu meledak, ledakan yang cukup besar hingga meratakan bukit tersebut.

Rupanya, karena ledakan tersebut baju pria itu robek-robek. Dengan sedikit tersegal, pria itu mendekatkan dirinya ke bangkai naga, lalu mengangkat jari telunjuknya ke mayat naga.

"Ramlan"

Mata dan mulutnya pun bersinar cerah, sambil ia membacakan mantra. Itu membuat beberapa bagian tubuh naga terukir sebuah tulisan. Sebuah ramalan yang akan terkenal dimasa depan.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 09 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Dunia Fantasi Lepas KerjaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang