Seperti biasa, kantin selalu ramai dengan mahasiswa yang ingin mengisi perutnya. Beruntung, Estu dan Karol mendapat tempat duduk.
"Lo mau pesen apa, biar gue pesenin" tanya Estu ketika mereka telah menduduki tempatnya
"Oh gue pesen sendiri aja, lo pesen duluan gih gue jagain tempat, baru habis itu kita gantian" Karol merespone tawaran Estu itu. Pemuda itu lalu pergi lalu datang kembali dengan makanan miliknya. Kini giliran Karol yang memesan makananya. Ia pergi memilih beberapa macam makanan karena lapar yang membuat nafsu makannya besar.
"Kok lo belum makan?" Karol bertanya ketika ia kembali dan melihat Estu belum menyentuh makanannya sama sekali.
"Enakan bareng. Udah yuk duduk laper ni gue" Respone Estu sambil mengangkat nampan yang dibawa Karol dan menaruhnya dimeja.
"Selamat makan" tanpa buang waktu keduanya menyantap makanan mereka sambil diselingi beberapa obrolan.
Mereka berpindah kembali ke selasar saat perut mereka sudah terisi. Hanya saja, Karol masih lanjut memakan cemilannya. Ketika mengetahui apa yang dia makan nikmat, maka kepala gadis itu bergoyang - goyang. Estu mendapati hal tersebut mengemaskan.
"Lucu banget lo makan selalu tuing tuing kepalanya" Estu mengomentari sambil menirukan gerakan kepala Karol
"Sialan gausah diperhatiin bisa ngga ?" Karol tersipu malu mendengar perkataan Estu. Namun, gadis itu tetap melanjutkan kegiatan makannya. Selesai makan, tubuh karol bukannya segar justru mengantuk. Gadis itu lantas menguap.
"Awas kemasukan serangga" ejek Estu melihat gadis mulut gadis itu yang terbuka lebar. Ejekan itu berhasil membuat Estu mendapatkan tabokan dipundaknya.
"Bisa gausah nabok ga sih" protes Estu, ia pribadi heran mengapa kaum perempuan ini senang untuk menabok orang lain untuk mengekspresikan perasaannya.
"Siapa suruh nyari ribut, tak ada api kalau tak ada asap" ujar Karol.
"Wah keren, tua banget bahasa lo" balas Estu sambil bertepuk tangan. Karol yang merasakan itu sebagai ejekan pun kini melayangkan cubitannya.
"Buset dah, lu kata gue samsak hidup" Estu memegangi bagian yang dicubit Karol.
"Daripada lo buat gua marah mending nonton apa gitu yuk, masil banyak waktu kosong kan ni" ajak Karol sebelum mereka berujung baku hantam.
"Yaudah yuk boleh, gue gamau kenapa - napa juga" Estu mengiyakan
Mereka menonton menggunakan laptop Karol. Gadis itu bertanya rekomendasi tontonan apa yang bisa mereka saksikan. Keduanya mengemukakan pendapat sehingga menghasilkan beberapa pilihan, tetapi keduanya tidak mampu menentukan mana yang akan merekan tontonan. Mereka memutuskan untuk meladder saja.
Film itu mulai tayang, Karol mulai memfokuskan dirinya pada sajian dihadapan matanya. Hanya saja, rasa kantuknya kembali menyerang. Entah dimenit keberapa ia merasa semuanya gelap.
"Hua" Karol terbangun dengan kaget karena hapenya yang bergetar. Gadis itu bergegas mengecek ponselnya yang ternyata sudah banyak pesan menumpuk.
"Upsie, gue udah dicariin" panik Karol.
"Iyalah lah lo tidur kayak orang mati" komentar Estu membuat Karol kaget. Ia lupa kalau tadi dirinya bersama Estu.
"Dia yang ngajak, dia yang tidur. Nyaman lo deket - deket gue" Estu sempat - sempatnya asal berbicara.
"Mari anggap begitu, gue buru - buru. Makasih udah nemenin gue, semoga skripsi lo lancar" pamit Karol sambil tergesa merapikan barang - barangnya.
"Ya sana deh" balas Estu sambil melambaikan tangan.
"Lo sejak kapan suka pake jaket" komentar Aidan, ketua senat fakultas Karol sambil menunjuk pakaiannya begitu Karol sampai.
"Ha?" Karol kebingungan, ia pun melihat penampilannya ternyata ada jaket yang tersampir dipundaknya.
"Astaga, gua gasadar. Ini pasti punya dia" ungkap Karol menyadari kemungkinan ini milik Estu.
"Dia siapa?" Tanya Aidan pada Karol
"Ada orang, udah yuk acarannya mau mulai kan" Karol memilih mengalihkan topik.
KAMU SEDANG MEMBACA
You're My Yellow
Teen FictionEstu dan Karol adalah teman masa kecil dengan karakter bagai langit dan bumi. Suatu hari mereka bersinggungan kembali membawa keduanya pada rasa yang mereka hindari selama ini. Akankah mereka bersatu ?