02 || Desa Terisolasi

246 46 9
                                    

Aloha~

Aku suka bikin fanfic santai kayak gini.

Hehehe ku harap kalian juga suka.

{•°•♡•°•}

'Apa kalian benar-benar tidak bisa mendengar ku?'

Sepuluh kali, ini sudah sepuluh kali Cale berbicara dalam pikirannya. Berharap setidaknya ada satu kekuatan kuno yang menyahuti, namun nihil tak satupun ada yang terdengar.

Kehadiran mereka masih dapat Cale rasakan secara samar tetapi mereka yang biasanya berisik, tidak terdengar sama sekali. Ini seperti mereka adalah kekuatan kuno yang memang pada dasarnya tidak bisa berkomunikasi dengan pemilik.

Tangan terangkat mengusap wajahnya. Mata kecoklatan Cale melirik ke gadis rambut hitam yang berjalan disebelahnya.

Mereka sudah berjalan berjam-jam melewati padang rerumputan, hutan kecil dan sekarang jalanan setapak yang sepertinya mengarah kesebuah desa.

Mengherankan karena keduanya belum melihat manusia lain, seolah hanya ada mereka di dunia baru ini.

Seperti Adam dan Hawa yang diturunkan ke bumi. Duh.

Hari juga sudah gelap, udara malam terasa menusuk.

"Cale, kau tidak apa-apa?" mata ruby menatap tenang kearah Cale.

Anggukan samar Cale berikan sebagai tanggapan.

Dibandingkan dirinya sendiri, Aley terlihat lebih rentan. Coba saja lihat kulit pucatnya yang seperti mayat itu, saat pertama kali melihatnya, Cale sungguh mengira dia hantu.

Ditambah dress tipis yang tidak memiliki lengan, hanya berupa tali pita tersampir dipundak. Cale yang memakai kemeja lengan panjang dan celana panjang saja menggigil kedinginan.

Keadaan mereka sekarang lebih membuat Cale frustasi daripada saat bergelut ditengah-tengah peperangan.

Hwussh~

Angin malam berhembus dingin. Benar-benar! Cale mengutuk didalam hati, matanya sudah sangat mengantuk, serta perutnya bergemuruh minta di isi.

Mereka sempat makan buah-buahan diperjalanan. Yah, tentu saja tidak cukup.

Aley tiba-tiba berjalan kearah lain kemudian berjongkok ditepian jalan. Dia meniup-niup kedua telapak tangannya setelah itu menangkup pipinya sendiri, berusaha menghangatkan sedikit pipinya yang terasa beku.

"Ayo duduk sebentar, Cale. Kaki ku sakit."

Seakan dia mengerti kalau Cale juga kelelahan, Aley berinisiatif duluan untuk mengajaknya beristirahat.

"Baiklah." Cale memasukkan tangan kedalam saku celana, bergerak duduk disamping Aley.

Keduanya duduk dalam kesunyian. Langit malam penuh bintang menjadi tontonan, untungnya karena bulan yang bersinar terang sekali, mereka masih bisa melihat sekitaran.

Cale duduk dengan posisi kedua siku ditekuk keatas lutut, dia menutup wajah menggunakan sepuluh jarinya. Mati-matian mencoba tidak tertidur diatas rerumputan tepian jalan.

Jiwa kelelahannya yang sedari dulu meminta kemalasan, berteriak secepatnya untuk istirahat.

Mungkin kalau ada Crybaby, dia akan menangis mengkhawatirkan keadaan Cale.

Melirik ke pemuda rambut merah, Aley berpikir sesaat. Kemudian mengambil keputusan.

GREP!

Chaotic Couple || TFC x OcTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang