2 - AGRAN

0 0 0
                                    

Makan malam dilalui dengan tenang. Kini para orang tua dan anaknya sedang berkumpul di ruang tamu membicarakan perihal perjodohan kedua anak mereka.

"Jadi kalian berdua setuju kan, untuk perjodohan ini?. " tanya Razi yang melihat kedua anak yang akan di jodohkan itu diam.

Beberapa saat hening. Tidak ada yang mengeluarkan suara.

Sampai Agran membuka suara pertama kali.

"Dad, kami berdua membutuhkan diskusi. " ujar Agran dengan raut wajah serius.

Mereka para orang tua pun mengangguk. Melihat itu Agran segera menarik El untuk keluar menuju teras.

"Jadi? " tanya Agran seraya menaikkan sebelah alisnya

"Ha? Jadi? Jadi apa? " tanya El dengan polos. Apakah author lupa menyampaikan bahwa El ini selain pikunan juga lemot?

Agran yang melihat itu melongo dibuatnya.

"Cantik cantik lemot" gumamnya. Tapi masih di dengar oleh El.

"Gue tau kok gue cantik gausah diperjelas! " ujar El dengan percaya diri.

"Serah" pasrah nya.

"Topik awal, lo mau Terima perjodohan atau gak? " tanya Agran kepada El dengan intonasi dingin bin datar.

"Ganteng ganteng nyebelin" gumam El kemudian. Tentu masih bisa di dengar Agran tapi memilih diam saja.

"Kalo gue sih, asal ortu seneng apapun bakal gue lakuin" ujar El. "Kalo lo? " tanyanya melihat Agran yang hanya diam memperhatikan dia bicara.

"Terima." Singkat, padat, dan jelas.

"Alasannya? " ujar El yang kepo nya membuat orang geleng kepala.

Tapi melihat Agran yang tidak menghiraukan nya dan memilih masuk, membuat El kesal sampai ubun ubun.

"Dasar manusia nyebelin!!" pekiknya.
"Tapi sayang ganteng" lanjutnya pelan takut ada yang dengar.

El kemudian ikut masuk ke dalam rumah, melihat Agran yang sudah menghilang dari pandangan.

"Jadi gimana El kamu setuju kan? " saat baru masuk El langsung disuguhi tatapan bertanya dari semua orang tua.

"Eum.. El setuju pah, " apapun untuk kebahagiaan kalian. Lanjut El dalam hati.

"Baiklah, mereka berdua sudah setuju. Sekarang mari kita bicarakan lebih baik kapan kita mengadakan acara pernikahannya. " ucap Dad Razi yang diangguki semuanya.

"Nasib gue gimana nanti? Masa harus nikah muda. Tapi gapapa deh, yang penting Agran baik. " batin El.

"Semoga gue bisa ngelaluin ini. Demi ortu. " batin Agran .

---

Agran sekeluarga sudah pulang beberapa menit lalu. Pernikahan Agran dan El akan di gelar 2 minggu lagi.

Mendengar itu tentu Agran dan El syok, tapi apalah daya nya. Para orang tua terlihat sangat tidak sabar saat membicarakan tentang pernikahan mereka.

Sekarang El, papah, dan mama ada di ruang keluarga. El dipanggil oleh sang mama yang katanya punya sesuatu yang ingin dikatakan untuk El.

"El, mama tau, kalau kamu syok dengan pernikahan yang sangat cepat ini. Dan juga umur kamu yang baru menginjak 16 tahun, " mama menjeda sejenak sambil menatap papah. "Tapi kami berempat sudah merencanakan ini sedari lama. " mama berusaha memberi pengertian kepada El yang terlihat berberat hati dalam menerimanya.

"Kamu mau bahagia-in mama sama papah kan?" mama menatap El yang juga menatapnya.

"Kalau El tidak mau membahagiakan mama sama papah, sudah jelas akan  El tolak perjodohan ini" El menghela nafas sebentar sebelum melanjutkan. "Tapi yang El pikirkan, apakah nanti pernikahan kami bisa bertahan kalau tidak dilandasi cinta? Dan juga kami masih labil atau abg, belum bisa terlalu memikirkan masalah pernikahan. Bagaimana juga nanti dengan pendidikan kami? Apakah akan berjalan lancar jika sampai orang di sekolah mengetahui nya? " El menatap kedua orang tuanya yang diam mencerna perkataannya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 10 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

A G R A N Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang