BAB 7 (KERIBUTAN)

24 5 0
                                    

Karena mereka penasaran dengan suara pekikan tersebut, akhirnya mereka buru buru mendatangi arah suara tersebut. Ketika sudah sampai disana ranaya dikejutkan dengan seorang santriwati yang tengah mengusap usap kepalanya sambil merintih kesakitan. *Wajar sihh soalnya ranaya ngelemparnya gak pake hati tapi pake ginjal gess*.

"Siapa sih yang main sandal malem malem gini bikin sial aja deh". Ucap salah satu santriwati yang berada disebelah korban ranaya yang tengah kesakitan.

Ranaya dan Amel kemudian berlari menghampiri mereka ber dua.

"Ehh- aduh sorry ya gwe bener bener gak sengaja ngenain kepala lo" ucap Ranaya membuat mereka ber 2 membalikan badan ke belakang.

"Ohh, jadi kamu yang lempar sandal ke arah ku?, lihat  sakit tau nih pala". Protes leya, korbannya ranaya.

"Maaf ya gue bener bener minta maaf asli gue gak sengaja maaf ya". Ranaya merasa tak enak hati.

"Enak aja segampang itu kamu minta maaf ,Liat nih untung aja gak kena muka ku,kalo sampe kena pasti mukaku jadi mines gara gara ketampol tu sandal". Cerocos leya panjang lebar.

"Halahh muka Lo kan emang dah mines dari dulu, ketampol dikit gak ngaruh kalik". Ucapan Amel sontak membuat ranaya mendelikan matanya tajam.

"Heh gak ngaruh pala kau, kamu gak Liat nih temen ku kesakitan ha?". Ucap Sarah membela temannya itu.

"Ya lagian kan ranaya udah minta maaf, ribet banget sih jadi orang". Protes Amel dengan nada naik satu oktaf.

Keributan yang mereka ciptakan sontak menyita perhatian para santri yang tengah melintas, tak terkecuali salah satu ustadzah yang terkenal akan kekejaman nya dalam hal menghukum.

"Heh hehh ada apa ini?, kenapa kalian ribut malam malam begini?". Ocehan
tersebut langsung mereka ber empat bungkam.

"Nah nih mumpung ada ustadzah Vivi, nih Lo ustadzah masa mereka berdua  nglempar saya pake sandal barusan." Adu leya kepada ustadzah vivi, salah satu pengurus di pesantren AL-IMAN.

"Benar apa yang dibilang leya?" Tanya ustadzah Vivi kepada ranaya dan Amel.

"I-iya ustadzah tapi nay gak sengaja." Jawab ranaya se sopan mungkin.

"Bohong ustadzah, mereka pasti mau nyuri rambutan makannya nglempar sandal, kan gak mungkin tu sandal bisa terbang sendiri." Perkataan Sarah langsung membuat ranaya dan Amel panas dingin.

"Jadi kalian mencuri?" Tanya ustadzah Vivi sambil menatap tajam mereka berdua.

"E-enggak dong ustadzah, tadi tu kita lagi kejar kejaran terus amel kesandung makannya tu sandal gak sengaja kelempar ke arah leya, iyakan mel?." Bohong ranaya sembari memberi kode kepada Amel.

'maafin nay sama Amel yaallahhh kita berbohong demi kebaikan dan kelancaran aktivitas bersama.' ucap Ranaya dalam hati.

"Ah iya bener ustadzah tadi saya kesandung hehe". Ucap Amel sambil menatap sinis ranaya yang hanya cengar cengir tak bersalah.

"Bohong tu ustadzah"
"Beneran ustadzah"
"Bohong"
"Beneran"
"Bohongggg"

Kebisingan leya dan Amel membuat kesabaran ustadzah Vivi yang setipis tisu dibagi sepuluh telah habis.

"Diammmm.....,kalian ini malah tambah ribut, kalian mau saya suruh bersihin toilet karna ulah kalian ha?".

Ancaman ustadzah Vivi membuat mereka berdua langsung bungkam.

"Afwan ustadzah" ucap leya dan Amel bersamaaan.

"Kamu buruan minta maaf dan leya, kamu harus maafin toh dia juga udah ngakuin kesalahannya." Nasehat ustadzah Vivi pada Ranaya dan leya.

"Sekali lagi maaf ya tadi beneran gak sengaja" ucap Ranaya kembali meminta maaf kepada leya.

"Hemm.." jawab leya singkat sambil menatap sinis ranaya.

"Yasudah sekarang bubar, kalian kembali ke kamar dan jangan nglayab lagi"
titah ustadzah Vivi dengan wajah datarnya.

"Nggih ustadzah" jawab mereka bertiga kecuali Ranaya karena ia belum terlalu paham bahasa Jawa.

"Assalamualaikum ustadzah" salam mereka ber empat sebelum bubar ke kamar masing-masing.

"Waalaikumsalam warahmatullahi wabarakatuh." jawab ustadzah Vivi yang kemudian melenggang pergi ke kamar pengurus.

RANAYA ALGAZHEIRTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang