chap 9 - confess

125 11 0
                                    

"Dok, sepertinya jika plak sudah sangat menumpuk kita harus memasang stent untuk tindakan selanjutnya" ucap salah satu dokter muda.

Jourell sedang berada di ruang kerjanya, di sana terdapat beberapa dokter residen yang sedang berdiskusi dengannya. Menganalisa data penyakit pasien memang sudah rutinitas Jourell.

"Baik, saya akan menelaah lagi dari bagian pembuluh darah arteri" jelas Jourell pada dokter residen itu.

Jourell menutup buku tebalnya itu dan keluar dari ruang kerjanya diikuti oleh beberapa dokter residen. Mungkin enaknya menjadi seorang Jourell ialah mempunyai wajah tampan dan gelar dokter spesialisnya.

Tapi percayalah untuk mendapatkan gelar spesialis sebagai dokter kardiologi butuh waktu yang lama, apalagi Jourell masuk kedalam garis keturunan pure blood pasti banyak tekanan pada dirinya.
Dr. Nathaniel Jourell Abraham. Sp.JP
Begitulah ukiran nama yang berada di atas meja kerjanya.

Ia menyalakan ponselnya terdapat 3 panggilan masuk dari Jean yang tak terjawab. Tersirat raut wajah yang berubah, mungkin saja Jourell merasa lelah. Ia tidak ingin ada keributan apalagi berkaitan dengan masa lalunya.

Ini sudah beberapa hari Jean tidak membalas pesan teks yang ia kirimkan, Jourell juga sedang diabaikan oleh Jean tanpa maksud yang jelas. Jourell tidak tahu apa kesalahannya hingga Jean mengabaikannya sampai saat ini.

Lama merasa diabaikan begitu saja, Jourell sempat bertanya kepada kerabat yang lain dan akhirnya ia tahu sendiri penyebabnya. Jourell meminta bantuan Rafka untuk membujuk Jean bertemu dengannya, kali ini ia harus benar-benar menyelesaikan semua ini agar tidak terlibat dalam kisah cinta orang lain.

"Hei dok, dokter jadi mau dinner sama saya?" Tanya gadis cantik itu.

Jourell yang sedang berjalan pun harus menghentikan langkahnya begitu mendengar gadis itu bicara "Maaf, sepertinya Schedule saya penuh hari ini"

"Hmm.... baik dok, kalau begitu saya izin visit ke ruang anak" ucap gadis cantik itu.

Tapi sebelum gadis cantik itu pergi, ia mendekatkan diri pada Jourell dan berbisik "I know your secret dok, its about Wilona"

Jourell yang mendengar kalimat itu membuat tubuhnya sedikit menegang dan matanya seakan melirik gadis itu. Ada maksud lain dari senyuman gadis cantik itu.

"Dari mana ia tahu Wilona dan apa maksudnya tadi?" Gumamnya gusar

————

Jean dan Keylin menelusuri lorong rumah sakit, tangan keduanya masih saling bertaut. Keylin lega karena Jean tidak melepaskan genggaman tangannya, mereka berjalan dengan cepat tapi perlahan-lahan Keylin tidak bisa mengimbangi langkah kaki Jean. Keylin hampir terjatuh saat itu juga, untungnya Jean sadar ia segera menyamakan langkah kakinya dengan Keylin.

Sudah lama tidak merasakan genggaman tangan yang terasa hangat bahkan rasanya bisa tersalur menuju relung hati Jean. Jean melihat kesampingnya dimana Keylin terlihat menahan sakit pada kakinya.

"M-mau di gendong gak?" Tanya Jean ragu.

"Hah?" Keylin merasa ia salah dengar.

Tanpa aba-aba Jean langsung menggendong Keylin ala bridal style, Jean tidak merasa malu tapi Keylin yang merasa sangat malu di lihat di muka umum.

"Kak Jeandra, kamu apaan sih?!" Protes Keylin

"Gua tau kaki lu sakit, jadi dari pada makin lecet karena heels itu mending gua gendong aja deh ya" ucap Jean sambil terkekeh

DIDN'T LIKE THE END?! | JENO X KARINATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang