Part 2

178 7 0
                                    

Demo. Satu hal yang paling dibenci Elang.

Elang memang suka tawuran. Tapi setidaknya tawuran yang Elang lakukan tidak se-barbar para pendemo yang sering melukai orang-orang yang tidak terlibat. Elang pun hanya akan berkelahi jika dengan alasan yang jelas.

Elang berhasil bertemu dengan teman-temannya.

"Hahhhh hhhhh stoppp"

Elang kaget, dan baru tersadar kalau sedari tadi dia masih menggandeng seseorang.

"Lang? Lo nyulik anak mana?" tanya Malik yang kaget melihat Elang datang bersama orang lain yang belum pernah mereka lihat.

Elang sontak melepaskan gandengan tangannya.

"Sorry sorry. Lo gapapa kan?" Tanya Elang.

Melihat nama dialmamater yang terselip, Biru Ocean, Elang mengetahui nama orang tersebut.

Ivan yang sedari tadi duduk menemani Bagas mengompres luka-lukanya kini bangkit, setelah menyadari gerik laku Biru yang terus memegang pinggang kanannya.

"Kayaknya dia luka dipinggangnya" ucap Ivan.

Elang mengarahkan badan Biru untuk duduk disebelah Bagas. Lalu mencoba untuk mengangkat sedikit baju Biru untuk melihat kondisi Biru. Biru yang sudah dalam kondisi kesakitan, membiarkan Elang melihat badannya. Dan benar, ternyata pinggang kanan Biru sepertinya terkena hantaman saat berusaha masuk kedalam lingkungan kampus.

"Gas, lo bisa jalan? Motor gue ada di Bang Aden soalnya. Kita ke UKK pun pasti penuh" tanya Elang.

"UKK manajemen juga bisa kali Lang" jawab Ivan.

"Lo Biru kan? Sorry gue tahu dari almamater lo. Gue anter ke UKK ya, lo coba hubungin temen lo biar diijinin dulu gak ikut kelas" ucap Elang.

Biru yang kaget karena pria didepannya ini tahu namanya. Biru hanya mengangguk menjawab pertanyaan Elang.

Setelahnya mereka berlima berjalan menuju UKK manajemen. Untung saja dikampus mereka ini tiap gedungnya memiliki UKK sendiri. Jika ada demo seperti ini sudah menjadi kebiasaan UKK akuntansi akan lebih penuh daripada manajemen.

Bagas, Malik dan Ivan berjalan didepan, sesekali terdengar umpatan dari Bagas. Pasalnya dia yang baru saja tiba dikampus tadi harus terjebak diantara baku hantam para pendemo. Dan begitu saja terkena tonjok hanya karena ada pendemo yang mengenalinya sebagai teman Elang yang sering memenangi balapan.

"Emang babi tuh orang, kalo kalah mah kalah aja. Ayam geprek gue jadi korbannya. Anjing emang" celoteh Bagas.

Malik dan Ivan yang mendengar keluhan Bagas hanya tertawa. 

Dibelakang mereka ada Elang yang memapah Biru, membantunya berjalan.

"Gue bisa jalan sendiri kak" ucap Biru.

"Kak? Emang lo semester berapa?" tanya Elang.

"Semester 2. Btw makasih udah nolongin gue"

Elang hanya mengangguk.

Sesampainya mereka di UKK, Bagas dan Biru segera ditangani oleh penjaga UKK. Malik dan Ivan hanya meminta plester saja karena luka mereka tidak seberapa dibandingkan dengan tawuran yang mereka lakukan bersama lalu menunggu diluar UKK sambil merokok. Sedangkan Elang, masih berdiri disamping ranjang tempat Biru diperiksa.

"Udah hubungin temen-temen lo?" tanya Elang ke Biru

Biru hanya mengangguk sambil menahan sakit saat luka memarnya diobati oleh penjaga UKK.

"Mana hp lo"

"Buat?" tanya Biru

"Mana?"

Tidak mampu mendebat karena luka memarnya, Biru hanya menunjuk letak HPnya berada. Elang segera mengambil dan memasukkan nomornya kedalam kontak.

Blue and Grey {Taekook lokal AU}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang