awal mula

17 9 8
                                    

Akhirnya aku bisa pulang setelah 4 hari di rumah sakit. Ibu dan ayah datang menjemput ku, bersamaan dengan itu dokter datang dan memberikan beberapa saran kepada ku. Setelah itu kami pun pulang bersama. Tepat pukul 10 malam kami sampai di rumah.

"Udah sana istirahat, besok kan kamu sekolah." Titah ibu.

"Ayah mana bu.?" Tanyaku.

"Itu..." Jawab ibu sambil menunjuk sofa panjang yang sudah ditiduri oleh ayah. Ayah terlihat sangat lelah.

Aku terbangun dari tidur karena bermimpi hal itu lagi. Dimana ayah dan juga ibu ku mati terbunuh. Entah sudah berapa kali aku bermimpi hal itu. Di rumah sakit juga demikian. Apakah ini semacam pertanda?

Karena masih pagi aku putuskan untuk olahraga sebentar sambil menunggu masakan ibu matang, itu jawaban yang kuberikan kepada ibu saat ditanya.

Aku melakukan olahraga yang sederhana, seperti lari, push up, pull up dan masih banyak lagi. Jam tangan ku menunjukkan pukul 05.50 pagi. Aku putuskan untuk pulang ke rumah.

Saat di perjalanan, aku berpapasan dengan seorang pria. Dia mengatakan sesuatu, dia mengatakan "waktu mu telah tiba."

Sontak saja,aku langsung menoleh kebelakang namun orang tersebut sudah tidak ada. Aku mencoba untuk menghiraukan nya dan kembali ke rumah secepat mungkin.

"Dari mana saja kamu nak? Nggak masuk sekolah?" Tanya ayah sembari menyirami bunga taman.

"Habis olahraga sebentar ayah. Pengen aja kan juga udah lama nggak gerak." Jawab ku.

"Nah, mantap itu nak. Kapan kapan ajak ayah ya. Ayah juga mau olahraga." Ucap ayah.

"Bukannya ayah cuma mau lihat Tante tante yang lagi joging ya." Sindir ku.

"Husstttt!!!"

Ayah langsung menutup mulutku rapat rapat. Takut rahasianya terbongkar.

"Ayah kan cuma liat aja, nggak godain."

Tanpa ayah sadari ibu sudah ada dibelakangnya. Aku coba memberitahu nya tapi ayah tetap melanjutkan omongannya.

"Tapi ya, sesekali nggak apa kan. Kamu tahukan alasan ayah." Ucap ayah sambil malu malu.

Namun dibelakangnya ibu mengangguk sambil tersenyum jahat.

"Tolong ya jangan beritahu ibu. Pliiss!!" Mohon ayah.

Terserahlah, aku sudah mencoba memberitahunya kalau ibu sudah ada dibelakangnya dari tadi. Aku mengulanginya lagi dan ayah kebingungan.

"Ada apa sih nak. Kamu dari tadi kok aneh." Tanya ayah.

Aku memberitahunya dengan lirikan mata.

"Ooo, jadi begitu ya kelakuan ayah dibelakang ibu selama ini." Ucap ibu dengan nada yang mengerikan.

Seketika itu juga ayah langsung sujud kepada ibu. Ayah mencoba mengalihkan topik tetapi malah situasi yang semakin rumit.

"Juna!"

"Baik ibu!" Jawab ku mantap.

"Sekarang kamu makan kemudian berangkat sekolah. ibu akan mengurus ayah mu ini dengan sepenuh hati."

HORIZON: The Legend Of PowerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang