13

2.7K 221 17
                                    

Ketika Haechan membuka matanya, ia mendapati tempat tidur sebelahnya sudah kosong. Oh, astaga Haechan kesiangan, buru-buru ia bangkit dan memakai kemejanya yang tersampir di kursi kerja kamar Jaemin. 

Ketika Haechan membuka pintu kamar ia menemukan Renjun yang menggendong Zane. Renjun melihat penampilan Haechan yang berantakan bahkan tak memakai celana dan hanya kemeja putih transparan cukup terkejut tetapi Renjun berusaha menahannya dan bersikap biasa saja. 

"Tuan Jaemin sudah bangun?" tanya Haechan. 

"I-iya, dia sedang sarapan," jawab Renjun. 

"Baiklah, oh ya apa Zane butuh sesuatu?" tanya Haechan, ia menatap bayi dalam gendongan Renjun. 

"Semuanya sudah disediakan, Tuan Jaemin juga bilang kalau butuh sesuatu bisa bilang pada pelayan agar dibelikan," jawab Renjun. 

"Bagus, oh ya nanti ajari aku juga untuk merawat Zane," setelah itu Haechan pergi ke kamarnya untuk mandi sebelum menghampiri Jaemin yang setelah sarapan memutuskan untuk membaca berita dari tablet di halaman belakang. 

"Tuan, apakah hari ini ada yang bisa kita lakukan?" tanya Haechan, mendengar suara familiar itu Jaemin menoleh dan mendapati Haechan yang berdiri disampingnya dengan pakaian yang rapi dan wajah yang segar. 

"Gunakan baju yang telah aku siapkan di kamarmu, kita akan pergi," jawab Jaemin. 

Setelah itu Haechan pergi kembali ke kamarnya dan memakai baju yang rupanya disiapkan Jaemin di lemarinya dengan dibungkus sebuah kotak kado. Isinya adalah satu setel baju, celana, kemeja hitam, dan sepatu baru dari merek terkenal. 

Setelah mengganti bajunya, Haechan mendapati Jeno yang tengah berdiri di depan pintu rumah sambil mengawasi Renjun yang tengah mengasuh Zane. 

"Apa yang kau lakukan?" tanya Haechan, 

"Mengawasi tentu saja," Haechan tertawa mendengar jawaban dari Jeno, ia mengusap rahang pria itu sebelum mengecup bibir Jeno. 

"Kau akan menyukainya," ucap Haechan sebelum pergi ke mobil yang di dalamnya sudah ada Jaemin disana, di kursi kemudi lebih tepatnya. 

Jeno hanya menatap kepergian mobil milik Jaemin, ia tahu sebenarnya kemana mereka akan pergi karena Jeno yang membooking tempat untuk mereka pergi berjalan-jalan hari ini. 

"Hey, apa mereka berdua memiliki hubungan khusus?" Renjun berdiri disamping Jeno tak lama setelah mobil Jaemin meninggalkan rumah. 

"Kau penasaran sekali," Jeno berucap, ia duduk dikursi teras rumah dengan kopi hitam dan beberapa jenis camilan yang disediakan oleh dirinya sendiri karena semua pegawai dan maid diliburkan. 

"Sudah lama aku tidak bertemu dengan Haechan, apa kalian hanya memperkejakan Haechan sebagai budak seks?" pertanyaan Renjun sangat frontal padahal ini mengenai sahabatnya sendiri. 

"Masalah itu kau tidak perlu tahu," ucap Jeno, ia menghabiskan kopinya sebelum membereskan semua peralatan dan masuk ke dalam rumah untuk mengerjakan tugasnya. 

Renjun yang ditinggalkan sendirian jadi bingung hendak melakukan apa ketika baby Zane tertidur. 


Sementara itu, Haechan dan Jaemin kini telah sampai disalah satu villa yang lumayan terkenal, harganya lumayan mahal karena letaknya yang strategis dan memiliki pemandangan indah dan hanya ada satu diatas bukit itu. 

"Wah, villanya sangat indah," ungkap Haechan ketika ia baru melihat villa saat masih dalam perjalanan naik menuju ke atas bukit menggunakan mobil. 

Mata Haechan nampak berbinar, jujur saja ia jadi merindukan suasana desanya di hutan dulu sebelum ia dijual pada Johnny. Iya, dulu ia tinggal di desa yang ada di hutan dan hidup serba miskin bersama dengan orang yang dia panggil Baba sebelum akhirnya ia dijual. 

Rendezvous (Nahyuck) ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang