❄️ 0.2 Diary Aku!

171 21 1
                                    

vote dulu yuuukkk....

HAPPY READING

Akibat pulang terlalu sore karena melaksanakan ekskul basket, Gamaliel langsung merebahkan tubuhnya di ranjang tempat tidur tanpa membersihkan badannya dan mengganti pakaiannya terlebih dahulu. Tubuhnya terlalu lelah untuk melalukan hal tersebut dan berujung melelapkan matanya yang sudah mengantuk.

Suara ketukan pintu terdengar dari luar sana, Gamaliel yang masih setengah sadar hanya terdiam. Sudah terlalu nyaman di tempat tidurnya.

"Den, saya pulang, ya. Sudah sore, Den Gama kalau mau makan, sudah saya siapkan di meja makan." ucap Mbak Ani di luar.

Karena merasa tidak ada jawaban apa-apa dari sang pemilik kamar, Mbak Ani memutuskan untuk pulang. Iya, jadi Mbak Ani bukan asisten rumah tangga yang tinggal, ketika sudah sore begini ia akan pulang dan meninggalkan makanan yang sudah ia masak untuk makan malam Gamaliel.

Namun langkah Mbak Ani terhenti sesaat karena melihat sosok bayangan anak laki-laki yang sedang meringkuk di pojok ruangan musik didekat piano.

"Eh, siapa tuh..." bayangan itupun hilang begitu saja setelah Mbak Ani melihat dengan seksama. Pintunya terbuka sedikit, "Kok bisa terbuka ya? Padahal Den Gama belum pernah masuk ke sini." Pikirannya mulai kemana-mana.

"Ma'enya, jurig..." gumam Mbak Ani.

(Masa iya, setan...)

Tanpa berpikir lama Mbak Ani langsung menutup rapat-rapat pintu yang terbuka sedikit. Pikirannya ia buang jauh-jauh.

"Halah, paling bayangan matahari, udahlah. Mending saya pulang." kata Mbak Ani melanjutkan langkahnya menuruni tangga.

Waktu demi waktu berlalu, jam sudah menunjukkan pukul setengah enam sore. Sedangkan Gamaliel sama sekali belum membuka matanya. Sampai suara buku terjatuh mengganggu pendengarannya, ia baru bangun dari tidurnya yang cukup lama. Tak terasa sudah tiga puluh menit Gamaliel tidur saking lelahnya.

Badan yang sudah berkeringat dan lengket membuat Gamaliel merasa tidak nyaman, apalagi setelah ia bermain basket dari siang sampai sore tadi. Itulah kegiatan buruk yang belum Gamaliel ubah sampai sekarang, kalau bukan Ibunya siapa lagi yang akan menasihatinya. Tanpa berpikir panjang, ia langsung mengambil handuk dan beranjak pergi ke kamar mandi untuk membersihkan badannya.

Air yang cukup dingin menyentuh kulit Gamaliel, ia sengaja tidak menambahkan air hangat. Mungkin pengaruh cuaca juga, ketika di malam hari Ibu kota akan terasa sangat dingin, jadi Gamaliel harus memakai selimut yang cukup tebal untuk melindungi tubuhnya dari udara dingin.

Dua puluh menit sudah di habiskan Gamaliel untuk membersihkan badannya. Sekarang ia harus menyelesaikan tugas-tugasnya yang cukup menumpuk.

"Duh laper, mending kerjain tugas dulu apa makan dulu?" ucap Gamaliel sembari memasang pose berpikir.

"Makan dulu, isi perutmu dulu."

"Oke! Makan dulu lah, Mbak Ani masak apa ya kira-kira?"

Gamaliel keluar kamarnya untuk mengambil makanan dan membawanya ke kamar. Gamaliel hanya mengambil sedikit udang goreng tepung dan kentang balado. Sepiring nasi dan lauk pauk juga tidak lupa dengan air putih, keduanya sudah berada di tangan Gamaliel. Waktunya ia kembali ke kamarnya.

"Kira-kira, tadi siapa ya yang nge-bisikkin gue?"


| | | | |

Terimakasih Gamaliel [GEMINIFOURTH] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang