Tentang Sunyi

71 15 5
                                    





Sunghoon berjalan memasuki kelasnya seorang diri, untuk mengambil tas. Karena sekarang sudah waktu nya untuk pulang. Cukup lama juga mereka berada digudang.

Saat ingin melangkahkan kaki nya keluar kelas, Sunghoon melihat bahwa Sunoo berjalan masuk kedalam kelas. Keadaannya sangat-sangat kacau, tidak seperti saat terakhir kali Sunghoon tinggalkan.

Rambut hitam nya lepek, matanya sembab, celana serta baju nya kotor, dan juga bibirnya sangat bengkak.

Berapa ronde mereka habiskan?

Apakah..Sunoo melayani ketiga-tiganya?

Entah sadar atau tidak tubuhnya melangkahkan kaki menuju meja sunoo, yang sedang membereskan seluruh barang-barangnya.

Ia berdiri di belakang Sunoo.

"Kenapa lo gak melawan atau berteriak?" Tanya Sunghoon pelan

Dahi Sunghoon menyeringit, Ia tak mendapat respon dari sang empu.

Sampai akhirnya Sunoo berbalik badan dan terkejut melihat Sunghoon yang berada dibelakangnya. Jarak mereka sangat dekat.

Sunghoon pun menatap datar Sunoo, dia kesal karena merasa diabaikan.

"Gue tanya sekali lagi, kenapa lo gak berteriak Sunoo?" Dengan nada yang sedikit lebih tinggi Sunghoon bertanya.

Sunoo hanya mengerjapkan matanya, bingung. Apa Sunghoon tidak tahu bahwa dirinya.. Tuli?

'Maaf, tapi aku tidak bisa mendengar'
Sunoo mulai menggerakkan jari-jari nya, menjawab dengan bahasa isyarat.

Melihat reaksi Sunghoon yang terkejut, Sunoo hanya bisa tersenyum tipis. Dan pergi meninggalkan Sunghoon, dia harus pulang.

Sedangkan Sunghoon masih terdiam kaku setelah tahu apa yang terjadi dengan Sunoo, semua pertanyaan nya terjawab. Dan itu semua pasti paksaan dari Junho.

Apakah dia harus menolong Sunoo?

SUNYI DAN DINGIN

Kini Sunoo telah sampai di rumahnya, rumah minimalis yang terletak dibelakang toko roti. Ya rumah itu tersambung dengan toko milik sang ibu.

Ayah Sunoo hanyalah seorang satpam di salah satu Universitas terkenal, namun meski begitu ia tetap menyayangi Sunoo melebihi sang ibu. Sunoo pun begitu.

Ayah nya tak pernah mengeluh karena anaknya yang memiliki kekurangan sejak lahir, selalu berusaha untuk memberikan apapun yang Sunoo inginkan, rela belajar bahasa isyarat sejak Sunoo kecil, agar bisa berkomunikasi dengan sang anak. Ayah nya juga lah yang memaksa Sunoo untuk bersekolah di Hybe High School.

Karena sang ayah berharap bahwa anak nya nanti tak akan seperti dirinya. Ia ingin anak nya melanjutkan pendidikan yang lebih tinggi meski hidup mereka tak begitu berada.

Harapan sang ayah, Sunoo bisa berkuliah di tempat ia berkerja, dan melihat Sunoo berbahagia belajar disana.

Berbeda dengan Sang ibu, yang selalu mengeluh karena anak nya yang cacat, selalu memarahi Sunoo, bahkan sejak dia baru belajar berjalan.

Ibu Sunoo juga sering bermain tangan saat sang ayah tak berada dirumah, Sunoo selalu dikurung jika tidak mendengar perkataan sang ibu. Sebab sang ibu tidak menggunakan bahasa isyarat. Sunoo menjadi sangat bingung mengapa ibu nya seperti itu.

Jika memang dia lahir adalah sebuah kesialan, ia pun tak akan mau, lebih baik ia tak berada didunia.

..

Sunyi dan Dingin | SungSunTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang