4. Kembali Asing

19 1 0
                                    

Nardha pov

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Nardha pov

Setelah beberapa hari ini gue dan Naya banyak interaksi bareng gue kira hubungan kami akan mulai mencair tapi ternyata enggak. Justru jarak antara kami makin jauh membentang karena kata-kata gue di kampus waktu itu mungkin menyakiti hati Nay. Dan sekarang Nay yang lebih menghindari gue.

Seperti pagi ini ketika gue buang sampah ke tong sampah depan rumah gue ketemu dia juga yang lebih dulu buang sampah. Dia pergi lebih dulu tanpa lirik ke gue. Sebenernya gue udah biasa diem dieman kayak gini sama Nay, tapi nggak tau kenapa kali ini gue pengen jelasin ke dia soal kalimat gue yang kemarin di kampus. Tapi realitanya begitu ketemu dia gue nggak bisa buka bibir gue, sepatah katapun gue nggak bisa katakan ke dia. Gue membiarkan dia pergi begitu saja dan membiarkan kesalahpahaman itu tetap tak terjelaskan.

Sore harinya gue mencoba membuka gorden jendela (yang sebenernya jarang banget gue buka) cuma buat lihat apa Naya ada di kamarnya atau enggak. Tapi yang gue temukan hanya jendela kamar dia yang tertutup rapat oleh gorden bermotif bunga bunga kecil. Tumben banget jendelanya nutup terus seharian.

Gue mikirin kesalah pahaman antara gue dan Naya semaleman dan akhirnya gue mengambil keputusan untuk nggak perlu jelasin apapun ke dia karena kami juga nggak sedekat itu. Mungkin juga emang Naya nggak mau banyak interaksi sama gue karena dia adalah Naya 21 tahun yang punya dunianya sendiri yang nggak bisa gue pahami. Yang jelas gue berhenti sampai disini dan mencoba melupakan semuanya.

Semua kembali ke tempatnya semula. Gue dan Naya, kami kembali tidak ada interaksi lagi. Harusnya gue biasa aja sama situasi ini, tapi entah kenapa rasanya ada yang aneh karena beberapa hari lalu gue dan dia banyak interaksi berdua tapi tiba-tiba kami kembali ke posisi semula. Seperti dua orang asing lagi. Seperti hari hari yang kemarin itu tidak pernah terjadi. Bagaimana kami saling menatap saat gue nggak sengaja lihat dia mau ganti baju, bagaimana gue dan dia untuk pertama kalinya ngobrol berdua setelah sekian lama, bagaimana tangan gue dan dia bersentuhan dan bagaimana gue dan dia berangkat kuliah bareng. Semuanya itu seolah tidak pernah kami lewati.

Pagi ini kebetulan gue ketemu sama mobil yang biasa dinaikin Nay di depan gerbang kampus. Gue menghentikan langkah kaki gue tepat di samping mobil bang Johnny yang lagi berhenti untuk menurunkan Naya.

"Bang Nardha!" Gue tersenyum melambaikan tangan ke Chandra yang saat ini nyapa gue lewat jendela depan mobil Bang Johnny.

Bang Johnny juga mengklakson beberapa kali sebagai tanda dia nyapa gue. Dua orang itu tersenyum sumringah melihat keberadaan gue, tapi tidak dengan Nay. Gadis itu turun dari mobil dengan raut wajah tidak peduli akan kehadiran gue di sana. Dia bahkan melewati gue ketika gue masih senyum ke Chandra dan Bang Johnny. Harusnya gue nggak papa, cuman nggak tau kenapa sekarang rasanya aneh aja. Dada gue kembali bergemuruh tanpa alasan.

Setelah mobil Bang Johnny pergi, gue memutuskan buat masuk ke dalem kampus. Otak gue emang bilang untuk nggak peduli tentang Nay tapi alat gerak gue berjalan tidak semestinya dan membawa gue melangkah di belakang Nay dengan jarak cukup jauh agar dia nggak tau keberadaan gue.

My First And LastTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang