chapter 12

67 13 1
                                    

happy reading guys!
.
.
.

Mereka masih berlari walau sudah jauh dari tempat kejadian. Ice berlari adalah suatu keajaiban.

Ini adalah rekor terbaru bagi Ice. Ia masih sanggup berlari bahkan Blaze aja sudah berhenti lari.

" Hah hah huftt.. oy Ice!.. udah Cok!" Panggil Blaze dengan nafas yang tersengal-sengal.

Ice terus berlari, ia bahkan tak fokus dan malah menabrak seseorang di depannya.

Bruk!

" Ahk!.."

" Adoy!.." teriak orang tersebut.

Ice jatuh dan terduduk di tanah. Ia merasakan sakit di bokongnya.

" Heh! Jalan tuh pakek mata! Lu gak liat ada gua di sini? Hah!?" Bentak orang itu kasar.

Blaze yang melihat itu pun kembali berlari menyusul Ice dan membantunya.

" Hoy jamet! Kata emak gua, jalan itu pakek kaki!" Bentak Blaze kembali, ia tak terima kalau Ice di bentak.

" Ini jugak lu pada siapa sih!? " Teriak orang itu lagi. Dia sudah menggulung  lengan bajunya seakan siap baku hantam.

" Gua Blaze, lah lu sapa!?" Blaze ikut-ikutan mengambil ancang-ancang.

" Kenalin gua Gentar, lu salah orang dek! cari gara-gara kok sama gua " Gentar menunjukkan mukak sombongnya.

"Huh? Salah orang? Tuh mukak ngemis mintak di tonjok" Blaze terkekeh dan itu membuat Gentar semakin marah.

" Yang salah siapa yang songong siapa!?" Amuk Gentar dan memegang kerah baju Blaze.

" Hah apa? Meh.. tumbuk lah dapat duit aku" ledek Blaze lagi.

Kini emosi mereka sudah di puncak. Wajah Gentar sudah memerah padam menahan amarahnya.

Gentar mengepalkan tangannya dan sudah mau melayang ke wajahnya Blaze. Namun  tiba-tiba seseorang menghentikan mereka.

Plak!..

Plak!..

" Aduh!.." teriak keduanya kesakitan. Seseorang itu menggeplak kepala mereka menggunakan kipas tangan.

" Siapa sih-" Gentar tidak jadi mengamuk setelah melihat orang yang menggeplak kepalanya.

" Mohon maaf ini ada apa yah?" Suaranya lembut dan halus namun penuh penekanan, membuat Blaze dan Gentar terdiam.

" E-em.. bukan aku duluan! Suer terkewer-kewer" bela Gentar pada dirinya sendiri.

" Ah.. maaf ini salahku " ucap lemah Ice dan menarik Blaze ke sampingnya.

" Oh ya? Memangnya kau ngapain?" Tanyanya lagi.

" Itu.. aku tidak sengaja menabraknya.. sekali lagi maaf ya" Ice meminta maaf dengan tulus bahkan membungkukkan badannya.

" Nah begitu Gentar, ia tak sengaja jadi maaf kan ya" orang itu tersenyum penuh arti ke Gentar.

" O-okeh.. gua maafin. Tapi enggak sama dia! Dia blm minta maaf ke gue" Gentar menunjuk ke arah Blaze.

" Hah? Memangnya gue ngapain?" Selah Blaze.

" Ah untuk anak ini tolong maafin juga ya. Dia begitu karena gua jugak" Ice kembali meminta maaf. Namun tangannya sudah mencubit lengan Blaze.

" Ahk!.. iya-iya gua minta maaf agak khilaf tadi" teriak Blaze dan menampilkan senyum terpaksa.

" Nah gini kan enak. Kalau gitu kenalin aku sopan. Salam kenal" sopan memperkenalkan diri. Wajahnya terlihat ramah, siapa saja pasti merasa damai setelah melihat senyumnya.

" Kalau aku Ice dan dia Blaze. Salam kenal juga" balas Ice ikut tersenyum.

" Nah kenalin, gua Gentar. Seorang atlit taekwondo, dan seorang juara berturut-turut. Ha-ha.." sombong Gentar sambil berkacak pinggang, dan tertawa membanggakan diri.

" Dih.. sekali lagi. Kenalin gua Blaze seorang atlit silat. Mo apa loh" sombong Blaze tak mau kalah.

" Heh seperti yang gua bilang gua juara berturut-turut di sekolah" Gentar memandang remeh Blaze.

" Ooo.. juara sekolah ya.. jangan meninggi dulu dek. Di langit masih ada langit. Gua juara provinsi silat" balas Blaze sambil menyeringai.

Gentar kaget, dia tak mau kalah dari Blaze.

" Bapakku PNS!" Teriak Gentar.

" Lah kok ke bapak larinya?" heran Ice.

" Bapakku penjabat!" Balas Blaze tak mau kalah.

" Lah!? Nih anak malah ngikut" batin Ice.

Ia sudah malas meladeni mereka. Ia sedikit menjauh. Kebetulan ada batu besar di sana, jadi dia duduk di situ.

Melihat Ice sedang duduk melamun, sopan pun ikut duduk di dekat Ice. Ternyata Ice masih terngiang dengan kejadian tadi. Jadi ia melamun dan tak sadar kalau sopan memperhatikan dirinya.

" Sudah jangan terlalu dipikirkan" ucap sopan dan itu membuat Ice kaget.

" Hah? Maksud?" Tanyanya heran.

" Aku tau kau mengalami kejadian menyeramkan tadi kan?" pertanyaan  itu membuat Ice mengkerut kan alisnya. Bagai mana sopan bisa tau?

Melihat wajah kebingungan Ice, sopan pun hanya terkekeh. Ia menyibakkan kipasnya.

" Aku punya sebuah kemampuan, aku dapat melihatnya" jelas sopan, dengan kipas yang menutupi mulutnya.

Kini Ice kaget bukan main. Ia ingin menyampaikan sesuatu ke sopan. Namun sopan menghentikannya.

" Lebih baik kau tidak membahasnya lagi. Beri tau temanmu itu, jangan diceritakan ke orang lain" ucap sopan dengan suara yang lebih halus namun  tajam.

" Kenapa? " Tanya Ice penasaran. Memangnya kenapa kalau dia ceritakan?

" Takutnya dia akan ikut. Mengikuti kemana kau menceritakan mereka" sopan menampilkan senyumannya. Namun bagi Ice senyuman itu sangatlah menyeramkan.

" Ah.. baiklah" Ice mengangguk-angguk.

" Oh apakah kau melihat seseorang yang menggunakan kaos biru merah?" Tanya sopan ke Ice.

" Hah? Tidak. Lu cari orang ya?" Tanya Ice.

" Iya kami mencari seseorang. Dia memang suka menghilang, dia blasteran " detail sopan.

" Oh kaya orang bule ya? Tinggi jugakan? Kalau namanya siapa?" Tanya Ice memastikan.

" Kau mengenalnya? Namanya FrostFire"

" Ya aku mengenalnya. Ayo ikut kami, tadi dia bergabung ke rombongan kami " ajak Ice. Meraka berdiri dan memanggil Blaze dan Gentar yang masih adu bacot.

" Bapakku yang punya tata Surya!"

" Bapakku yang punya Galaksi!"

" Hey! Sudahlah itu. Ayo kita kembali " Ice menyeret Blaze. Begitupun Sopan yang ikut menyeret Ganter.

Mereka masih tak mau kalah, dan kini beradu tatap tajam. Ice dan sopan hanya menghelah nafas.

Bersambung~
.
.
.
.
Terimakasih sudah membaca~

KemahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang