𖣂. petaka

216 24 1
                                    

       »»————- ♔ ————-««

Siang yang terik, Harry hari ini mendapatkan tugas bagian membersihkan taman belakang istana, kepalanya dari kemarin terus berdenyut dan semalam ia seperti merasakan panas di tubuhnya.

Harry Potter, Beta berumur delapan belas tahun, yang sebatang kara dan hidup dan di besarkan di panti asuhan Vincentius Laurent sejak kematian kedua orang tuanya saat ia baru berumur satu tahun. Dari kecil Harry adalah anak yang mandiri walaupun ia seorang Beta tapi Harry memiliki wajah yang manis seperti laki-laki omega, badan nya pun standar tidak tinggi juga tak terlalu pendek.

Merasa tugasnya sudah selesai Harry pun pergi ke dapur istana untuk mengambil jatah makan siangnya. Saat berjalan Harry kembali merasakan pening badan nya seperti lemas mungkin karna ia belum makan siang pikir Harry.

        »»————- ♔ ————-««

"Hai Harry, tugasmu sudah selesai?." Hermione yang sedang memanggang roti menghentikan sebentar pekerjaan nya saat melihat kedatangan Harry.

"Ya Mione apakah semua rotinya sudah matang?" Harry berjinjit untuk mengintip roti yang berada di atas nampan.

"Tentu tinggal satu loyang lagi dan semua sudah siap untuk di simpan, tunggu Harry kau sangat pucat apakah kau sakit?" Hermione mendekat ke arah wajah pucat Harry.

"Tidak Mione aku hanya belum makan dari pagi, setelah makan siang mungkin aku akan kembali bugar." Harry mengambil piring yang memang disiapkan untuk para pelayan makan, ia mengambil tiga buah roti gandum dan segelas susu.

"Baiklah, makan yang banyak Harry kau sudah bekerja keras hari ini." Hermione mengusap rambut Harry dan kembali fokus pada acara memanggang rotinya itu.

"Tentu Mione terima kasih banyak, roti buatanmu sungguh enak." Harry berbicara dengan roti yang berada di mulutnya.

"Telan dulu makanan mu sebelum berbicara anak nakal." Canda Hermione sambil berkacak pinggang ke arah Harry.

"Baiklah mum kau cerewet sekali." Canda Harry yang membuat mereka berdua terkikik geli.

"Harry kau diberi perintah oleh raja untuk membawakan makan siang ke kamar utama." Tiba-tiba saja kepala pelayan datang dan membuat Harry mengernyitkan keningnya heran.

"Maaf tapi kenapa-" Sebelum Harry melanjutkan perkataannya Kepala pelayan langsung menyuruh Harry untuk bergegas karna raja muda itu tidak suka menunggu terlalu lama.

Harry pun buru-buru menyelesaikan makanya dan pamit kepada Hermione.
 
        »»————- ♔ ————-««

Harry membawa nampan yang sudah berisi makanan untuk disajikan kepada sang raja, kamar utama berada di lantai paling atas otomatis Harry harus berjalan melewati puluhan anak tangga.

"Astaga kenapa sakit kepalanya tidak hilang, dan kenapa tangga ini tak ada habisnya sungguh membuatku tambah pening." keluh Harry entah kepada siapa.

Akhirnya setelah penuh dengan keringat dan perjuangan Harry sudah sampai di depan pintu kamar utama, dengan sedikit gugup Harry mengetuk pintu tiga kali. Saat sudah ada izin untuk memasuki kamar Harry langsung membuka knop pintu aura disana sedikit panas apakah kamar sang raja memang seperti ini.

"Kenapa kau datang sedikit lama apakah kau baru diberi tahu untuk datang kesini?" Draco yang tadinya menatap ke arah jendela langsung mengalihkan pandangannya ke arah Harry.

"Maaf raja tadi saya sedikit kesusahan saat menaiki tangga yang sangat banyak." Setelah menaruh nampan di meja yang ada di sana Harry menunduk hormat menyesal akan keterlambatan nya membuat sang raja menunggu lebih lama.

Draco hampir tertawa mendengar perkataan jujur yang keluar dari mulut Harry, sungguh lelaki yang jujur batin Draco.

"Baiklah tapi karna kau terlambat aku akan memberikanmu hukuman." Sepertinya mengerjai Harry bukan ide yang buruk pikir Draco.

"Maafkan saya raja maaf atas keterlambatan saya, tolong jangan hukum saya." Harry makin menunduk kepada Draco ia masih pemula disini ia tidak tahu kalau raja nya ini suka menghukum pelayannya.

"Ya baiklah, kemari." Draco berjalan menuju sofa yang berada di kamarnya dan duduk disana, Harry mengikuti draco dan berdiri di depan Draco menunggu apa yang akan sang raja lakukan kepadanya.

"Hukuman mu adalah temani aku makan siang Harry, apakah kau keberatan?." Draco berkata sambil menepuk tempat duduk di sebelahnya tanda Harry harus duduk di sana.

Harry mendongakkan kepalanya terkejut dan kemudian menuruti perintah sang raja untuk duduk di sampingnya.

Saat memperhatikan Draco makan tubuh Harry kembali menjadi panas dan ia seperti mencium pheromone yang sangat memabukkan. Tunggu, pheromone? Harry kan seorang beta mana mungkin ia bisa mencium pheromone. Dengan sedikit tidak nyaman Harry bergerak dengan gelisah Draco yang juga merasakan hawa panas menyadari gelagat aneh Harry.

"Harry kau baik?." Draco bertanya dengan suara baritonnya ia menghentikan acara makanya, melonggarkan dasi yang ia kenakan hawa disini menjadi sedikit panas.

Harry hanya menggeleng tanda ia tidak tahu apa yang terjadi dengan dirinya, Draco semakin kewalahan menangani pra-Rut (pikirnya) saat melihat bibir merah muda Harry.

Draco mengikis jarak diantara mereka Harry terdiam kaku di tempat. Dapat! bibir mereka sudah saling menempel.

Harry mendesah saat ciuman yang awalnya biasa kini menjadi ciuman sensual yang menuntut, permainan di dominasi oleh Draco yang sudah kehilangan akal sehatnya karna rutnya [pikirnya lagi].

Harry semakin mendesah saat Draco mengendus lehernya dan memilin putingnya yang masih terbalut pakaian lusuhnya.

Draco merasakan tak mencium pheromone atau apapun akhirnya kembali melanjutkan aksinya karna ini akan baik-baik saja, Harry adalah seorang beta dan tidak akan menghasilkan anak atau apapun yang merugikan omega, bajingan tapi itulah Draco.

                To Be Continued
      »»————- ♔ ————-««

                      Bewitched
 Drarry || Omegavers || 26.06.24

Bewitched [Drarry]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang