"Aksa udah gede ya sekarang. Udah punya pacar belum nih..?" tanya Annisa teman bundanya."Belum, tante."
"Ohh.. kalau sama anak tante aja gimana? Kamu pasti ingat dong sama Dira, anak gadis tante? Umur kalian juga ga terlalu jauh"
"Ingat, tan. Tapi untuk sekarang saya belum siap buat pacaran dulu."
"Ya kan bisa pdkt-an dulu.. siapa tau nyaman. Iya ngga, Rin? Sayang loh, anak kamu udah cakep begini belum punya calon pacar"
Raut wajah Aksa yang terlihat tidak nyaman dengan pernyataan teman bundanya itu membuat Sabrina selaku bundanya Aksa seakan mengerti apa yang di pikirkan oleh anak semata wayangnya.
"Semua tergantung kemauan Aksa, Nis. Aku ga pernah ada niatan maksa Aksa terkait perasaan dia. Dan aku sebagai orang tuanya percaya kalau Aksa bisa nyari pasangan yang tepat untuk dirinya sendiri" jelas Sabrina.
"..."
Keheningan seketika menguasai ruang tamu itu setelah perkataan yang diucapkan oleh Sabrina. Dan-
Drrttt. Drrttt.
"Aksa mau angkat telepon dulu, bun."
"Iya" jawab Sabrina lembut.
Aksa pun berdiri dari tempat duduknya dan keluar dari ruangan itu.
"...""Hm?"
"Jadi ngumpul kaga? Anak-anak udah pada nungguin"
"Ya, tunggu.""Oke siap"
Pip
Aksa memasukkan kembali hp nya ke dalam saku celananya dan berjalan ke garasi mengambil kunci motor dan helm full face nya.
Terlihat motor sport milik Aksa yang terparkir dengan gagah berwarna hitam pekat ditambah dengan carbon kevlar kualitas tinggi melekat pada body motor nya.
Aksa pun menaiki motor itu dan menyalakan mesin motornya.
Brum. Brum.
"Nak! Mau kemana lagi? Ini udah mau malam loh" tanya Sabrina.Aksa yang mendengar suara bundanya dari dalam rumah itu pun menoleh dan berhenti.
"Ngumpul sama anak-anak sebentar, bun." balas Aksa sambil membuka kaca helm full face nya.
"Ya udah hati-hati. Jangan lupa pulang"
Aksa pun mengangguk dan menutup kembali kaca helm full face nya dan melenggang pergi meninggalkan perkarangan rumah nya.
Aksa mengendarai moge nya dengan kecepatan maksimal menuju ke markas.
Menembus angin kencang di malam hari seakan menghilangkan rasa lelah yang tertumpuk di dalam diri Aksa.
Sebelum Aksa menuju ke markas nya. Dia mampir ke supermarket membeli sebotol kopi kemasan dan meminumnya dengan sekali tegukan.
Sudah menjadi kebiasaan Aksa setiap malam. Dirumah nya pun Aksa seringkali menyetok botol minuman berisi kopi itu di lemari es kamarnya.
Sabrina selalu berkata bahwa meminum kopi akan memberi dampak negatif pada kesehatan anaknya itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Protect You
Random"Aksa!" "Apa lagi?!" "Kunci motor lu ketinggalan" jawab Rio sambil tersenyum manis sambil memberi kunci motor milik Aksa. "Sejak kapan..?" gumam Aksa dalam hatinya. Padahal tadi kunci nya sudah ia masukkan ke dalam saku celananya. "Jatoh tadi. Nih"...