31. Sukha

7.2K 789 127
                                    

Semua raut wajah sudah ditunjukkan oleh bocah berambut ungu yang sedang duduk setelah mendengar cerita panjang dari Caine.

Rion yang baru saja selesai mandi berjalan santai mendekati mereka, rambutnya yang masih basah ia usak perlahan dengan handuk.

"Papi kok dulu bego sih?"

Rion yang langsung ditodong dengan hinaan dari anak semata wayangnya langsung melotot, ia mencubit main-main pipi anaknya itu.

"Papinya baru dateng malah diledekin, diajarin siapa sih kamu Exu?" tanyanya.

Exu yang dicubit hanya tertawa, "Lagian Papi sih, aku habis dengerin ceritanya Mami jadi ikutan sebel." jawab Exu dengan santai.

Rion yang mendengar jawaban anaknya ikut tergelak, namun tenaga di cubitannya ia tambahkan. Membuat Exu meringis dan berlari kabur bersembunyi di belakang Caine.

"Mami liat Mi! Masa Exu dicubitin sama Paps!" adu Exu dengan merengek.

Caine hanya tergelak sambil mengupas kulit apel, ia tak habis pikir dengan suami serta anaknya ini. Exu yang merasa permintaannya tak dituruti duduk di lantai dan memeluk kaki Caine.

"Mamii~ Papinya marahin!" ujar Exu lagi sembari menarik-narik pelan ujung apron yang sedang dipakai Caine.

Caine tak mengubris sama sekali, ia malah menatap Rion, mengisyaratkan suaminya untuk menarik Exu menjauh darinya.

Namun, tanpa disangka, Rion malah ikut memeluknya dari belakang dan menenggelamkan kepala pria itu di tengkuknya. Mengabaikan protesan yang Exu layangkan pada keduanya.

Caine menghela nafas lelah, ia menaruh sebentar pisau yang ia pegang. Lalu mengelus sayang kedua surai ungu itu.

"Bentar ya, Mami kan lagi masak. Kalian main ke sana dulu." pintanya dengan lembut.

Namun keduanya malah mengeratkan pelukan mereka, "Bentar aja, Mami..." bisik Rion.

Caine yang sudah sadar bahwa ia kalah suara akhirnya memilih pasrah, membiarkan anak dan suaminya menempel dan menjadi manja di pagi ini. Untung saja rasa sabar milik Caine sudah mengalahkan dalamnya Palung Mariana.

Sembari Caine memasak, Rion dan Exu akan saling mengejek. Mereka juga akan melontarkan candaan yang membuat suara tawa mengudara di ruangan itu dengan bebasnya bak burung yang terbang di langit.

Caine bersyukur dalam hati, keputusan mereka untuk mengadopsi Exu memang bukan sebuah kesalahan. Keduanya memang sempat bertengkar di tahun kedua pernikahan mereka perihal keturunan, Rion memilih untuk tak memiliki anak sedangkan Caine sebaliknya. Namun akhirnya mengalah karena Caine terus-terusan membujuknya.

Dan di tahun ketiga pernikahan mereka, keduanya memutuskan untuk mengadopsi Exu. Bocah berumur sembilan tahun yang memiliki surai berwarna ungu, mirip seperti Rion. Mereka menemukannya setelah mencari di beberapa Panti Asuhan.

Tanpa terasa, bocah mungil yang keduanya adopsi sudah memasuki bangku SMP sekarang. Caine hanya bisa tersenyum tipis, sambil menikmati paginya yang membuat rasa hangat menyelimuti hatinya.

Setelah masakan yang Caine buat selesai, ketiganya sudah duduk dengan tenang di meja makan. Tidak ada obrolan yang terdengar, memang keluarga mereka hanya akan tenang saat makan.

"Jangan lupa nanti malem kita ada acara sama anak-anak kelas ya, Yon."

Rion hanya mengangguk setelah mendengar perkataan Caine, "Siapa aja yang ngga bisa dateng?"

Caine menelan makanannya dahulu, "Elya sama Key, Jaki sama Krow... Terus Garin, Funin sama Souta masih belum tentu katanya."

Rion mengangguk paham, Elya dan Key tak heran jika mengingat keduanya sudah menikah dan tinggal di Belanda sekarang. Jaki dan Krow baru saja mengadopsi anak, dan mereka mungkin masih kewalahan. Sedangkan sisanya biasanya hanya berhalangan karena pekerjaan.

Tokyo Noir Class || RioncaineTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang