2

379 35 6
                                    

William menjentikkan jari di depan wajah Est yang terpaku memandangnya. Est pun tersadar dan perlahan memandang ke bibir William. Seketika ia menggelengkan kepala.

"Gak mungkin," ucapnya sembari beralih menatap ke mata William.

"Kenapa gak mungkin?"

"Lu bohong ya, Wil?"

"Apakah wajahku terlihat berbohong?" tantang William, diakhiri dengan smirk.

"Feeling gue berkata pasti bukan lu."

"Babe, kamu kan mabuk. Mana sadar?" William menipiskan jarak diantara keduanya. Sontak membuat Est memundurkan tubuhnya. Salah satu tangan William menekan tombol pembuka seatbelt miliknya agar lebih leluasa mendekati Est yang sudah terpojok.

Kemudian tangan itu membelai surai hitam Est sembari semakin dekat dan lalu berhenti di beberapa senti.

"Apa perlu aku praktekkan lagi agar kamu mengingat nya?"

Est mendorong tubuh William dan buru-buru melepas seatbelt nya.

"Buruan bukain pintu."

William segera menjalankan perintah dan Est pun terbebas dari mobil William. Est berjalan cepat memasuki apartemen dengan wajah yang sudah memanas dan detak jantung yang tak karuan.










~~~




Keesokan harinya-tepatnya waktu istirahat kuliah, Est dan Joong sedang bersantai di kantin, sebelum pada akhirnya, Joong hampir menyemburkan air dari dalam mulutnya.

"Santai aja kali Joong."

Joong menelan habis air minum nya.

"Speechless," ungkap Joong

"Tapi feeling gue, dia bukan orangnya."

Kedua kalinya Joong hampir melakukan hal yang sama.

"Pusing gue."

"Kenapa lu yang pusing deh?" Tanya Est

"Pusing aja denger betapa rumitnya pencarian lu."

"Tapi lu bener-bener gak lihat dia deketin gue pas gue tidur di sofa?"

Joong yang ditatap dalam pun seketika mengalihkan pandang.

"E-enggak kok."

"Ada yang lu sembunyiin dari gue ya?" selidik Est

"Enggak ada sama sekali, Est."

Est hanya berdehem. Kemudian Joong buru-buru membuka bungkus snack yang masih tersegel.













~~~















Sore nya, Est mampir ke perpustakaan kampus. Meski matahari hendak tenggelam, tempat ini masih dikerumuni mahasiswa-mahasisiwi dengan beragam motivasi. Kalau boleh jujur, Est hanya sekali menginjakkan kaki di perpustakaan yaitu ospek dan setelah itu, ia mengandalkan puluhan e-book yang bertengger di laptop nya.

Kembali ke Est yang sedang berjalan pelan di samping rak sembari matanya merotasi dari atas ke bawah. Hingga kaki nya terhenti dan tangannya segera menggapai salah satu buku yang berada paling atas. Jangan lupa dibantu oleh sedikit jinjitan.

Tiba-tiba ada seorang yang berdiri di belakangnya dan hendak mengambil buku yang dimaksud Est. Tentu saja mendistrak Est dan membuatnya menapakkan kedua kakinya di lantai. Badannya memutar dan matanya sedikit membulat kala mengetahui orang yang sudah lama tak ditemui.

Drunk Kiss [WilliamEst]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang