3

315 25 5
                                    

Pukul 20.34

Mobil William berhenti di depan gedung fakultas Est dan sudah tak ada eksistensi siapapun. William segera menelepon Est untuk kesekian kalinya dan tak ada jawaban dari lelaki itu. Helaan nafas berat bersuara dan tanpa pikir panjang, ia meninggalkan kawasan tersebut.






~~~


Di lain tempat, Meen dan Ping sedang menyantap makan malam di salah satu restoran. Kemudian Ping meletakkan kedua alat makan nya dan membuat Meen beralih pandang ke arahnya.

"Belum habis," ucap Meen pada makanan Ping yang masih tersisa sebagian di atas piring.

"Sebenarnya kejadian di perpustakaan cukup mengganjal di pikiran ku," ungkap Ping dan Meen masih dengan ekspresi tenang nya.

"Dia benar mantan SMP mu kan?"

Meen paham siapa yang dimaksud Ping.

"Iya."

"Kamu masih ada rasa sama dia?"

Giliran Meen meletakkan alat makan yang sedari di genggamnya dan lelaki itu membalas dengan senyuman. Senyuman yang paling dibenci oleh Ping karena berhasil membuatnya bertekuk lutut dan tunduk pada Meen.

"Kamu cemburu?"

"Menurut kamu?"

"Aku sama dia udah lama gak ketemu dan tadi dia lagi kesulitan ambil buku makanya aku bantu. Aku harap kamu gak cemburu sama dia karena dia hanya orang dari masa lalu ku. Sekarang kan ..."

Meen menggenggam tangan Ping.

"Sekarang kan aku sama kamu jadi jangan ungkit-ungkit yang lalu ya."

Meen melepaskan tangan Ping, berdiri dan memeluk kekasih nya dengan erat sembari matanya menutup. Berbeda dengan Ping yang masih belum bisa mendamaikan isi pikirannya yang semakin beradu.



~~~







Est menonton series yang sedang tayang di televisi dengan ekspresi tegang. Maklum yang ditonton series thriller. Saat ini layar sedang menunjukkan perempuan yang bersembunyi di dalam lemari. Ia membekap mulut dan hidung nya agar tak keluar suara apapun. Matanya mengintip dari lubang kecil di lemari lama tersebut.

Est mengambil popcorn yang ada di meja dan mengunyahnya.

Di tengah situasi yang menegangkan, tiba-tiba ada pisau yang mendarat di lemari dan hampir mengenai tubuh wanita tersebut. Ternyata ini bersama an dengan suara bel yang berhasil mengagetkan Est.

Est sedikit mengomel sebelum ia menuju ke pintu utama. Lalu ia membuka pintu dan sudah ada William berdiri di depan dengan wajah melas nya.

"Ealah lu ternyata. Kenapa ke apart gue ?"

"Kamu sudah makan?"

"Ini sudah malam ya. Jadi jelas gue udah makan," ketus Est

"Kamu marah sama aku?"

Est membulatkan mata setelah mendengar pertanyaan William.

"Oh gak marah sih cuma kesel dikit karena lu hilang gitu aja."

"Kamu tadi pulang sama siapa?"

"Jalan. Lagian gak jauh juga."

"Aku minta maaf ya karena tadi ada kekacauan di kelas dan semua anak gak boleh main ponsel. Saking kacau nya sampai molor pulang nya. Aku tadi udah panik pas kamu gak angkat telepon."

"Ponsel gue lagi mati karena lowbat," terang Est dan cukup membuat William sedikit tenang.

"Temanin aku makan," lontar William tanpa aba-aba.

Drunk Kiss [WilliamEst]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang