Ch 8.Bermain

849 117 9
                                    

.
.
.

Calistio tersenyum dengan wajah polos.

"Tidak."

Jawab yang singkat, tapi membuat beberapa orang di kelas tertawa,
tawa yang merendahkan.

Tapi, tawa itu terhenti karena
Ian yang menyerbarkan mananya, membuat semua orang tertekan oleh kehadirannya. Walau hanya sebentar tapi itu membuat mereka takut.

Derick menahan tekanan yang di berikan Ian tadi mengunakan aura
nya. Dia tidak mengerti kenapa Master sihir sepertinya melindungi Calistio.

Elena memijit keningnya. Dia
akhirnya memjelaskan dan peraktikannya perlahan kepada Calistio cara untuk menguji tingkatan mana.

"Apa anda paham?"

Calistio menganguk, menyudahi dramanya, dia meletakan kedua telapak tangannya di atas bola
kristal sihir.

Hanya seperkian detik benda itu bercahaya terang, lalu meredup,dan mempertahankan cahaya yang sama terangnya seperti milik Simon.

Calistio mengangkat tangannya dengan cepat. Hal yang terjadi tadi
itu karena ia tidak bisa mengontrol mana miliknya dengan benar.

'Sial! Apa mereka melihatnya.'

Calistio di liputi rasa khawatir.

"Hah, tanpa di lakukan pengukuran
pun mana nya sudah pasti rendah."
Simon mengomentari hasil pengukuran mana Calistio.

Calistio sebenarnya cukup kesal biasanya saat mendengar ucapan Simon. Tapi kali ini ia terselamat
karena ucapan sombong bocah bodoh itu.

Calistio menghampiri Louis dengan wajah sedih yang akan menangis.

"Tidak, apa-apa Yang mulia." Louis menepuk-nepuk pundak Calistio.
"Anda mau permen." Louis memberikan permen pada Calistio.
Calistio sebenarnya sedikit bingung sebenarnya, tapi tetap mengambilnya karena berpikir Louis menganggap
nya seperti anak kecil.

"Mau, terimakasih Louis." Ucapnya
dengan wajah yang kembali berseri.

'Mudah sekali,membuatnya
kembali senang.'Batin Louis, untungnya ia membawa permen seperti perkataan Been.

Di antara banyak orang yang
tidak menyadarinya. Ian
tersenyum tipis.

"Menarik."
Gumamnya.

Pengukuran mana terus berlanjut
sampai selsai. Saat ini Ian sedang menulis formula sihir dasar di papan tulis.

"Silahkan catat ini dan kuasai, di pertemuan selanjutnya kita akan mengujinya. Lalu untuk siswa yang mana rendah di perbolehkan mengunakan tongkat sihir untuk membantu. Apa ada pertanyaan."

Seorang siswa laki-laki yang duduk
di belakang mengangkat tangannya.
"Apa ini tugas dari Profesor Ian,
lalu apa anda juga asistennya." Anak itu bertanya setelah mendapat isarat dari Ian.

"Maaf, saya lupa memperkenalkan diri, senang bertemu kalian, saya Ian Lauger profesor yang mengajar di kelas sihir." Ian memperkenalkan dirinya.

Sebagain siswa terkejut, sebagian
lagi sudah mengetahuinya hanya diam.

"Untuk kelas hari ini cukup sampai
di sini, sampai jumpa minggu depan."
Setelah mengatakan itu Ian berjalan keluar di ikuti Elena di belakangnya.

Calistio memperhatikan beberapa siswa yang keluar.
"Apa kelas berikutnya?"
"Tidak ada, hari ini cuma satu kelas."
Louis menjawab pertanyaan Calistio.
Dia kemudian beranjak dari duduknya.
"Saya mau berlatih pedang, apa
anda mau ikut ke tempat latihan?"

The Return of The MagicianTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang