*note : cerita ini cuma karangan aku (author) doang...cuma cerita fiksi!..dan gak berasal dari kehidupan nyata
Happy Reading~
9|You Can Tell Me Everything
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
“Ketahuilah bahwa menyembuhkan luka yang terpendam itu tidak mudah” ---Rumah Kita
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
“Sungguh, lebih baik utarakan aja perasaan kamu... daripada dipendam sendirian, bukan? Aku percaya akan ada orang yang selalu siap mendengarkanmu”
“Aku paham itu mungkin sulit untuk beberapa orang yang mungkin memiliki trauma? Jadi untuk kamu yang seperti itu, aku gak bisa maksa kamu... Namun, Aku harap kamu gak menyimpan luka yang besar dibalik senyum indahmu”
---Juan Abimanyu
"Bang, dua bulan lagi udah Ramadhan aja, ya?"
"... Iya, Ka... Alhamdulillah kita insyaallah masih sempat ngerasain ramadhan tahun ini"
"Tapi... Bang Hilal... kalau bulan Ramadhan biasanya kita libur, kan..."
"Iya, terus?" Ucap Hilal yang kini terlihat khawatir
"Nanti Jaka pulangnya kemana, ya?... sedangkan orang tua Jaka aja udah gak mau liat Jaka lagi..."
"Jaka—"
"Jaka pengen deh punya keluarga lagi... Jaka aja udah lupa gimana rasanya punya keluarga..."
Hilal kini terdiam, jujur saja dari relung hati terdalamnya, ia tak tega mendengar curahan hati Jaka. Ia mungkin bisa saja menangis saat ini, namun ia harus kuat demi adiknya, bukan?
"Jaka... Abang ada di sini... Jay sama adek-adek yang lain juga... Kita semua keluarga kamu, loh"
Jaka hanya terdiam. Ia merenungkan kata-kata Hilal. Memang benar ia menganggap enam sahabatnya itu sebagai keluarga. Namun, apakah salah jika ingin mendapatkan kasih sayang dari kedua orang tua kandung kembali?
