Christy kini sudah berada di dalam kelas bersama teman-teman lainnya, sementara Chika pergi ke ruang guru untuk melapor Flora yang sudah membully Christy. Walaupun bullyannya tidak terlalu parah, tapi Chika menganggap itu tidak wajar dilakukan seorang siswa, apa lagi Flora masi siswa baru di sekolah ini.
Kepala Christy juga sudah agak mendingan jadi dia bisa membantu teman kelasnya untuk menghias kelas. Christy yang ingin membantu Azizi buat memasang poster foto sekelasnya itu tapi tidak di perbolehkan oleh Azizi.
"Istirahat aja toy, kamu baru bangun dari pingsan soalnya" saran Azizi.
Christy yang tidak enakan itu menggelengkan kepalanya pertanda tidak ingin istirahat dan ingin membantu lainnya buat menghias.
"Nggak mau zoy, masa aku enak-enak istirahat sementara kalian malah menghias. Jadi beban dong aku!" protesnya.
"Ya udah, nih." ucap Azizi secara pasrah dan memberikan poster kelasnya kepada Christy.
Dan Christy pun langsung pergi mengambil kursi yang ada di dalam kelasnya sebagai injakan untuk memasang posternya itu.
Selepas itu pun Christy langsung naik ke atas kursi dan memasang posternya, Christy juga di awasi oleh Azizi biar tidak jatuh dari atas.
Teman-teman Christy pun juga telah selesai melakukan kegiatan menghiasnya dan kelasnya sudah bagus, keren, elegan, dan rapi. Menurut Christy kelasnya akan mendapatkan juara dua atau dua katanya dalam hati.
Lomba hiasnya sudah selesai, semua murid di suruh berkumpul ke lapangan karna akan disampaikan yang menjadi juara satu, dua, tiga.
"Assalamualaikum semuanya, jadi kita semua sudah melihat kelas kalian dengan hiasan yang menarik, rapi, juga ada yang elegan. Dan guru-guru juga sudah sepakat untuk menetapkan tiga kelas untuk yang menjadi pemenangnya." ucap ketua osis yang sudah di kenali satu sekolah, dia adalah Shani.
"Kelas kita lah, bener kan kak shanii?"
Yang juara satu kelas guee, bukan kelas lo pada."
"Kelas kita dong kak, uang aku habis dua ratus ribu karna lomba ini doang."
Suara dari kelas lain yang sedang berbincang siapa yang Akan jadi juaranya dan ada juga yang membilang kelasnya yang Akan juara di lomba ini.
"Diam." ucap Shani dingin.
Semua murid yang sedang ngobrol bersama temannya seketika terdiam.
"Jadi yang mendapatkan juara tiga adalah ... , kelas 10 MIPA 2." ucapnya.
"Juara yang kedua di dapatkan okeh kelas ... , kelas 11 IPS 1." sambungnya.
Christy yang sedari tadi fokus mendengar ucapan Shani, dia berharap kelasnya yang mendapatkan juara pertama.
"Untuk juara pertama di dapatkan dari kelas ... "
Seluruh siswa-siswi yang ada di lapangan itu pada deg-degan.
"Kelas 10 IPA 3." Akhirnya.
Christy, Freya, Azizi, Eli, Ella, Adel, dan teman kelasnya yang lain bersorak gembira mendengar ucapan ketosnya yang menyebutkan kelasnya menjadi juara pertama. Wali kelasnya pun juga sangat bangga kepada mereka semua karena sudah bisa memenangkan lomba hias kelas yang di adakan kepala sekolahannya.
"YUHUUUUUU" sorak Christy dan teman-temannya.
"Cih, ini belum seberapa. Kalian jangan seneng dulu, lebay amat." pekik salah satu siswa yang ada di dekat Christy, dia adalah Flora.
Christy, Azizi, Ella, Freya, Adel, dan Eli sontak menatap ke arahnya.
Azizi membuka suara. "Kenapa lo? iri ya karna kelasnya ga menang? atau, lo iri karna kelas kita lebih bagus dari pada kelas lo, iya?" sahutnya tegas.
"Flora berdecih. "Iri sama kelas kalian yang sampah itu? jangan harap gue itu sama lo pada, orang kelas gue lebih bagus." belanya.
Freya tertawa. "Kalo bagus kok nggak jadi juara pertama? bukannya bagus kata lo? kelas lo juga nggak dapet juara, sok paling bagus padahal aslinya jelek kaya muka lo."
"Maksud lo apa anjing? lo bilang gue jelek? sini kita berantem bangsat, kaya muka lo cantik aja. Ngaca!"
Freya tersenyum miring. "Lah kok panas? emang kenyataannya kan? oh iya satu lagi, gue mah cantik dan baik. Nggak kaya lo jelek dan berhati busuk." sindir Freya kepada Flora.
"Dan juga jangan pernah ganggu temen-temen gue atau lo tau akibatnya sialan." lanjut Freya.
Freya Narendza. Anak CEO dan juga punya perusahaan sendiri diusinya yang masi muda. Dia adalah anak tunggal kaya raya, dan bundanya juga artis terkenal nomer 1. Tantenya juga mempunyai cafe yang terkenal di kotanya. Papa Freya bernama Aran Narendza, bundanya bernama Yessica Tamara, dan tantenya bernama Jesslyn.
"Emang gue takut?"
Lagi-lagi Freya tertawa mendengar ucapan Flora. "Haha, lo belum tau gue siapa?" ucapnya.
"Gue perkenalan dulu kali ya? kenalin gue Freya Narendza, anak tuan Aran Narendza dan nyonya Yessica Tamara. Udah kenal belum sama gue?" sambungnya terkekeh kecil.
Flora yang mendengar ucapan Freya itu seakan tidak percaya. "Lo boong? mana mungkin tuan Aran Narendza anaknya kaya gini?"
Freya yang mendengar itu langsung memperlihatkan foto yang ada di album hpnya kepada Flora.
"Gimana?"
"Masi nggak percaya? atau mau gue suruh bokap gue buat pecat ayah lo dari perusahaannya?" ancam Freya.
Flora menggeleng. "Plis, gue mohon jangan pecat ayah gue fre. Gue minta maaf." mohonnya
Freya berdecih. "Kalo mau gue maafin lo harus traktir kita berenam minuman buat besok." saran Freya.
Flora yang mendengar itu langsung mengangguk dan pergi dari sana.
Christy dan lainnya hanya terdiam sambil melirik ke arah Freya."Fre? kamu anaknya tuan Aran?" tanya Adel serius.
"Iya, maaf ya aku nggak kasi tau kalian semua tentang ini."
Ella tersenyum sambil merangkul Freya. "Gapapa, anu fre, minta duit satu miliar." kekehnya.
"Si anjir, malah minta duit." ujar Eli tertawa kecil.
"Boleh aja si La, tapi gue kasi seribu mau nggak?" sarannya terkekeh.
Ella menampakkan wajah kesalnya di depan mereka semua. "Nggak jadi kalau gitu fre." ujarnya memakai nada rendah.
"Haha."
TBC.
pendek dulu yaa, bab berikutnya aku kasi panjang! 😁
KAMU SEDANG MEMBACA
Christy?
Short StoryTentang seorang gadis yang mampu menahan rasa sakit yang ia pendam selama bertahun tahun. Apakah dia sanggup merubah sikap kakaknya manjadi lebih baik kepadanya? kita juga ga tau. Jadi dukung cerita ini sampai end untuk mengetahuinya! kalo ga updat...