"Selamat atas pesta debutante anda, Nona!"
Gaun merah yang ia kenakan serta hiasan mawar merah yang telah terkait pada surai gelapnya itu benar-benar akan memaksa semua mata agar terus melihatnya, dia adalah bintang utamanya malam ini. Putri mahkota kerajaan Vivid, Shiraishi An.
"Hehe, Terimakasih bi!"
"Wah, saya tidak menyangka akan melihat anda melaksanakan debutante, waktu benar-benar berlalu dengan sangat cepat."
"Iyakan~ padahal rasanya persiapan pesta ini sangat melelahkan hari-hari sebelumnya."
sang Nanny terkekeh, ia paham betul bagaimana nona-nya ini terlihat terganggu dan kelelahan dengan persiapan pestanya.
"Tetap saja, saya penasaran siapa yang akan menjadi kesatria pribadi anda nantinya."
"Haah~ itu dia, yang paling menyusahkan adalah tradisi itu! Padahal ayah kan tahu aku juga hebat dalam berpedang? untuk apa mengurangi jumlah kesatria untuk erghh- menjaga putrinya yang hebat ini?"
"Selain karena tradisi, mengambil 1 saja dari banyaknya kesatria terbaik kerajaan untuk melindungi putri yang berharga, tentu tidak merugikan sama sekali, Nona."
"Aku bisa melindungi diriku sendiri kok."
"Haha, betul juga, pasti kesatria anda kalah hebat dengan anda."
"hohoho, tentu saja! asal kamu tau aku sudah menentukan pilihanku."
"Oh benarkah, nona? saya menantikannya."
"Khukhu.." Rasanya An yakin sekali soal itu.
2 hari sebelum debutante-
"Tuan putrii-!!"
"Putri! anda dimanaa?! kita harus mencocokkan gaunnya sekali lagi."
terdengar para maid tengah mencari-cari keberadaan putri mahkota, mereka sampai menyusuri seluruh koridor. Tapi putri mereka yang tangkas ini dengan cepat berpindah ke sisi lain taman Istana utama, yang tentu saja itu cukup jauh dari paviliun miliknya.
"Fuuh~ akhirnya aku bisa bernafas sebentar."
Ia terduduk pada sisi belakang semak-semak taman, ia masih tidak ingin sampai ketahuan.
"Yang benar saja?! itu sudah kesekian kalinya aku mencocokkan gaun dan aksesoris lainnya, aku yakin tanpa itu pun aku sudah cukup cantik, iya.. kan?"
ujarnya seraya memegang kedua sisi pipinya."-putri mahkota?"
Bahunya bergidik terkejut mendengar itu. Tidak, dia tidak ketahuan. 'fiuuh~' dia ingin segera beranjak mencari tempat persembunyian yang baru. Namun..
"Ah, pemilihan 'kesatria pribadi'nya itu ya?"
Daun telinganya yang mendengar topik sensitif (untuknya) itu, segera memancing rasa ingin tahunya untuk mengintip siapa dibalik orang-orang yang membicarakan itu. Pembicaraan dua orang knights.
"Aku dengar kau ikut pemilihan itu? apa aku tidak salah dengar?"
"Tidak, aku memang akan mengikutinya."
"WAH HAHSHHAHAH, apakah akhirnya kau akan melakukan sumpah kesatriamu pada seorang putri? aku tidak menyangkanya, aku masih ingat tahun lalu kau bilang...
"Melakukan sumpah kesatria? itu hal yang merepotkan. Huh, aku menjadi kesatria untuk melindungi negara ini, bukan untuk seorang putri cengeng."
"Hah?! Senior berasumsi aku akan melakukan sumpah kesatria? aku mengikutinya, karena peringkatku ini berada di pangkat yang cukup untuk ikut seleksi, dan lagi, memang senior belum dengar? Yang tidak terpilih juga dapat hak istimewa untuk menjadi prajurit di garis depan nantinya."
"Wah, kupikir...jadi ada niat terselubung di balik itu? Bagaimana kau bisa yakin kau tidak akan terpilih?"
"Itu mudah, putri itu pasti mencari satu kesatria yang cukup menarik perhatiannya, aku akan memojok ketika disana."
Terlihat dia mengatakannya dengan percaya diri. Wajahnya menyebalkan sekali. Pikir An.
"Begitu? Kau harus hati-hati, Akito. Kau seperti sedang meremehkan jabatan kesatria pribadi putri mahkota, itu adalah hal yang mulia."
"Senior saja, aku masih tidak ingin menjadi kesatria pribadi seorang putri yang manja."
"Hey! Seenaknya kau bilang begitu, kau lupa ya? aku sudah melakukan sumpah kesatria ku tahun lalu tau."
"Oh benar juga, putri bungsu count Otori ya? aku tidak mengerti, kenapa senior bisa tahan dengan putri yang berisik itu?"
"APA?! cepat tarik kata-kata mu! Itu penghinaan untuk nona-ku!"
Aula pesta-
"Sekarang! untuk acara utama, pemilihan kesatria pribadi putri mahkota!"
An segera bangkit dari kursinya, dia mulai memandangi barisan para kesatria terpilih itu.
' putri cengeng, putri yang manja '
Rasanya An naik darah mengingat itu kembali.
"Lihat saja tuan kesatria, aku pastikan kau menyesali kata-katamu itu!" Dia segera memfokuskan penglihatan tajamnya, mencari surai gingga dengan se-garis kuningnya itu.
Akito tiba-tiba merinding. "perasaanku saja atau putri itu menyusuri sisi pojok?!" Dia yang daritadi menundukkan kepalanya, kini penasaran dengan apa yang sedang dilakukan sang putri?
Set-! Tatapannya itu bertemu dengan telunjuk sang putri yang terlihat mengarah padanya.
"Tuan kesatria yang disana, aku memilihmu menjadi kesatria pribadi-ku!"
Manik mata zaitunnya melebar, tidak percaya. Tsukasa, seniornya yang juga hadir sebagai pasangan nona-nya sedang berusaha keras agar tidak melepas tawanya.
Terlihat sekali ekspresi puas pada wajah An, mengatakan...
"Kena kau!"
.
.
.
KAMU SEDANG MEMBACA
Oath of a Knight. [Akian]
Fanfiction"Melakukan sumpah kesatria? itu hal yang merepotkan." "Siapa bilang seorang putri tidak bisa melindungi dirinya sendiri?!" Sebuah cerita klise tentang putri dan kesatrianya. 🎀 Disclaimer 🎀 • Straight ship only! • OOC (aku sdh berusaha semaksimal...