AC -Medicine for pain

332 24 7
                                    

🚩Warning! This page contains 15+ Sensitive content⚠️

------Happy reading------

Begitu turun dari motor, Gravi pingsan dipelukan Faren, pria manis itu nampak seperti mayat, wajahnya pucat pasi, dan suhu tubuhnya pun dingin. Hal itu tentu membuat Faren panik bukan main. Pasalnya ia tidak pernah melihat sakit yang seperti ini.

Saat ini Gravi masih memejamkan matanya dengan damai di atas tempat tidurnya, sedangkan Faren tengah sibuk membuat bubur dan mencari penyakit apa yang cocok dengan gejala yang Gravi alami di internet.

Mau memanggil dokter pun dia tidak tega meninggalkan Gravi di rumah sendiri. Apalagi ia tidak tau harus menghubungi dokter mana.

Faren melangkahkan kakinya ke kamar Gravi, dengan nampan berisi bubur dan air putih di atasnya, untuk obat dia belum mendapatkanya untuk saat ini.

Matanya membesar begitu melihat Gravi telah sadar dari pingsanya, Faren buru buru mendekat, menaruh nampanya di atas meja samping tempat tidur lalu segera menangkup wajah pucat Gravi

"Lo kenapa? Ko bisa gini?" tanyanya, yang ditanya malah membulatkan matanya kaget, kemudian segera memalingkan wajahnya

"Kaka kenapa ga pulang?" tanyanya serak, matanya menatap kosong pada jendela kamarnya yang menghadap ke luar menghindari tatapan Faren padanya

Faren menghela nafasnya mendapat respon dingin dari Gravi, rasanya ia jadi kehilangan sosok manis yang biasanya berisik dan banyak bertingkah.

"Gw khawatir sama lo." katanya sembari mengambil mangkuk bubur dan mengaduknya untuk mendinginkan.

Gravi meliriknya sekilas, meski terasa cuek namun kini hatinya berdegup kencang merasakan perhatian kecil Faren padanya saat ini. telingganya bahkan sudah memerah lucu

"Padahal aku gapapa kalo harus ditingal sendiri.." katanya rilih, tanpa sadar Gravi menggigit kuku jempol tanganya gelisah merasakan sesuatu dalam dirinya yang kembali mengolak begitu tubuh Faren mendekat dan duduk di sisi ranjangnya

Faren menarik lenganya, menatap dalam mata yang nampak gelisah menatapnya, bahkan mata cantik itu tak samggup menatap Faren lama lama. Gravi kembali memalingkan wajahnya kearah lain

"Gravi," pangil Faren, dia masi setia menatap sosok di depanya. Sorot kekhawatiran jelas masih kentara dalam tatapan Faren

"Gravian." pangilnya lagi lebih tegas kala sosok manis itu tak kunjung menatap matanya

Gravi meneguk ludahnya, wajahnya perlahan ia alihkan menatap Faren dengan tatapan bertanya dengan wajah canggungnya

"Kenapa ka?" tanyanya, Gravi meremat ujung selimut yang dikenakanya, menggigit bibir bawahnya menahan hasratnya untuk tak menyerang sosok dihadapanya sekarang juga

'Pleasee menjauh! Aku ga mau kamu disini ka faren..' jeritnya sembari memejamkan mata

Bahkan pendengaranya terasa tuli saat Faren menawarkan dirinya untuk makan terlebih dahulu.

"Grav? Are you oke? Sakit lagi?" tanya Faren lenganya bergerak membelai pipi chubby milik Gravi yang dingin

Gravi dengan tiba tiba menyambar lengan hangat Faren membuat sang empunya tersentak kaget. Apalagi saat melihat tatapan sayu yang kembali dilayangkan Gravi padanya

"Aku.. Butuh kaka." katanya sebelum akhirnya menarik tengku Faren mendekat dan mempertemukan kedua belah bibir manis itu tanpa aba aba.

Hmppp!

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 02 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

A CRIMINAL | FarenGraviTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang