Chapter 3

816 93 19
                                    

JANGAN PERNAH BAWA CERITA INI KE DUNIA NYATA!!
.

Jangan lupa vote comment nya ya brow!!

Enjoy..!!

.....

Setelah diusir secara paksa oleh Suster yang bernama Muthe, kini Freyan dan Gito hanya berdiri dalam diam di pinggiran pintu masuk UGD.

" Bajingan itu sudah mencoba kabur sebelumnya ternyata, dan sekarang dia dengan licik menipu dokter tersebut dengan memberikan ponsel gua dan kembali kabur. " Kata Gito mencoba menyatukan semua perkataan dokter tadi.

Freyan hanya berdiri dalam diam nya, termenung sambil tersenyum sendiri.

" Yah, seperti nya dia kabur, lagi. " Balas Freyan pelan.

" Kita harus segera mencari bocah itu, pasti dia masih belum jauh dari lingkungan rumah sakit ini. " Ucap Gito sambil melihat sekeliling.

" Yahh, seperti nya lu harus segera keluar mencari nya. " Kata Freyan tanpa sadar, senyuman nya masih belum pudar.

Gito menatap Freyan dengan aneh, tangannya berkacak pinggang. Freyan yang ditatap seperti itu mulai terlihat gugup dan salting.

" A-akhhh... akhh... Kayak nya gua kena usus buntu deh, to. A-akhh, aw.." keluh Freyan beralasan, tangan nya satu bertumpu pada pundak Gito sedangkan yang lain menekan perut bagian kanan nya.

" Usus buntu ada disebelah kiri. " Kata Gito datar.

"A-ah, benar.. disebelah kiri... A-akhhh... Aw.. aw.. " tanganya segera berpindah ke bagian kiri.

" Sebenarnya yang pertama sudah benar. Usus buntu disebelah kanan... " Gito menahan tawa nya setelah mengatakan itu.

Freyan yang dikerjai menatap Gito dengan sengit, tangannya menepuk pundak Gito sebelum akhirnya berjalan keluar UGD.

" Sialan lu, to. Udah, ayo keluar..! "

Time skip

" Kita mau cari kemana tuh bocah? Mungkin aja dia udah keluar dari pekarangan rumah sakit ini, kan? " Tanya Freyan santai.

" Gua ngeliat ada kelompok preman lewat tadi, seperti nya mereka pada di belakang parkiran ini. "

" Lu berpikir kalau bocah tadi ada hubungannya dengan preman preman itu, begitu? " Tanya Freyan lagi, kedua tangannya saat ini dimasukkan kedalam saku celana nya.

" Mungkin aja, lagian aneh aja sekumpulan preman tiba-tiba nongkrong di rumah sakit. Buat apaan coba? " Jawab Gito santai.

Freyan dan Gito melambatkan laju nya saat melihat bocah maling yang mereka cari-cari akhirnya terlihat.

" Wah, bener juga lu, to. Tuh anak nya lagi dihajar banyak orang. " Kata Freyan menunjuk dengan bibir nya.

Gito yang melihat itu berjalan mendekati mereka, tangannya ditahan oleh Freyan segera melihat dia pergi.

" Tunggu, to. Lu segitu nya banget mau ambil ponsel lu, ampe mau ngebantuin tuh anak. Kek nya mereka semua jago berantem semua.. " bujuk Freyan.

" Banyak yang penting ada di hp gua itu, Fre. " Balas Gito datar. Freyan menatap nya aneh.

" Sesuatu yang penting? Hoo... Apakah itu sesuatu yang bagus? Sesuatu hal yang tidak pantas di lihat orang? " Freyan bertanya beruntun, tangannya menepuk perut Gito jail.

" Ya..! "

Freyan tersenyum aneh sebelum akhirnya menyingsingkan lengan jaket yang dikenakannya.

" Baiklah, gua bantuin. Tapi lu harus kasih liat gua, nanti.. " kata Freyan final.

Soldier's & Doctor'sTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang