bab 4 ( 7 sohib )

1 0 0
                                    

" Raz disuruh pak Rahmat ke ruangannya, katanya ada yang mau di bahas " sebuah pesan orang itu sampaikan pada seorang laki laki yang tengah duduk dibangku taman itu bersama temannya.

" Ohh oke thank info nya.. " orang itu pun pergi setelah mengucapkan sama sama. " Gue ke ruangan pak Rahmat dulu. " Tanpa menunggu jawaban dari teman temannya laki laki itu pun pergi ke ruangan yang suruh untuk menemuinya.

Laki laki itu mengetuk pintu meminta ijin untuk masuk ke ruangannya tak lupa juga ia mengucapkan salam pada dosennya itu. " Assalamualaikum pak, saya izin masuk " setelah mendapat jawaban dari dalam ruangan laki laki itu pun masuk dan langsung duduk menanyakan ada hal apa yang harus dibicarakannya.

" Gini raz, berhubung nanti beberapa bulan lagi kita akan kedatangan mahasiswa baru. Saya ingin fakultas kita ini mengadakan beasiswa untuk anak anak yang kurang mampu yang dengan mempunyai kemampuan kepintarannya itu bisa masuk ke fakultas kita. Apa kamu setuju raz? " Ucap dosen itu yang bernama Rahmat sidik itu pada mahasiswanya yang bernama Muhammad Razi Syahputra Abdullah yang mereka panggil dengan nama depannya yaitu Razi.

" Kalau tentang beasiswanya itu saya setuju pak. Tapi, maaf apa pimpinan dan rektor lainnya setuju tentang ini? " Laki laki yang bernama Razi itu bertanya dengan sopannya.

" Tentu sudah, dan mereka setuju tentang ini. Dan saya sekarang memberitahu kamu itu karna kamu kan ketua OSIS sekaligus pengurus di fakultas ini jadi saya ingin meminta bantuan sama kamu untuk mensosialisasikan beasiswa sekaligus universitas kita ini. Apa kamu bisa raz? "

" Kalo memang semua sudah diputuskan insyaallah saya bisa pak dan dengan bantuan teman teman saya juga insyaallah kami bisa menerima tanggung jawab ini "

" Tidak heran saya kalau setiap kali meminta kamu bantuan kamu pasti tidak setuju. Baiklah kamu atur saja jadwal rapat kamu dengan rekan rekan lainnya. Nanti kalau semua sudah setuju kamu hubungi saya agar saya mempersiapkan semuanya " pak Rahmat itu dengan senangnya kepada Razi karena setiap apapun yang dia butuhkan Razi selalu ada untuk membantunya.

" Hmm baik pak kalau begitu saya permisi untuk mengadakan rapat sekarang. Lebih cepat lebih baik bukan? Jadi saya permisi dulu assalamualaikum" Razi pun pergi setelah mendapat balasan salam dari dosennya.

" Waalaikumsallam"

" Semua pengurus OSIS berkumpul di aula sekarang tanpa ada satu pun yang tidak hadir. Saya tunggu 15 menit di aula terimakasih " begitulah isi pesan yang dikirimkan oleh Razi melalu pesan watsappnya.

15 menit sudah semua pengurus OSIS telah berkumpul di aula itu. Tidak sedikit dan tidak banyak, hanya saja mungkin dengan adanya mereka semua akan terasa lebih mudah untuk mengerjakannya. " Baik, saya mulai saja sekarang "

" Assalamualaikum warahmatullahi wabarokatuh "

" Waalaikumsallam warahmatullahi wabarokatuh "

Dengan diawali pembukaan seperti biasanya Razi memulai rapat itu dengan tenang tanpa ada kegaduhan dari pengurus lainnya. " Maksud saya mengumpulkan kalian semua disini yaitu ingin memberitahukan bahwa fakultas kita akan mengadakan beasiswa untuk para siswa yang berprestasi antar sekolah maupun luar sekolah. Dan saya diberi amanat oleh pak Rahmat bahwa saya yang bertanggung jawab atas pelaksanaannya kegiatan ini. Oleh karena itu saya ingin meminta bantuan rekan semua untuk bekerjasama dengan saya dalam meningkatkan kampus kita ini. "

" Dan sebelum acara ini dimulai saya ingin meminta persetujuan kalian yang ingin ikut berpartisipasi dalam hal ini. Dan jika ada yang tidak mau silahkan kalian bisa langsung keluar dari aula ini. Saya beri kalian 10 menit untuk memikirkannya, silahkan " Razi pun memberikan waktu untuk rekannya memikirkan mereka yang ingin ikut bersamanya atau tidak.

10 menit berlalu dan Razi pun melanjutkan pidatonya. " Baik, silahkan jika yang tidak ingin ikut maaf boleh keluar " dan yaa karena kampus itu memilih anggota OSIS dengan sungguh sungguh, sehingga setiap kampus itu mengadakan acara semua pengurus itu tidak ada satu orang pun yang tidak ikut karena memang mereka sudah tekad dengan tanggung jawabnya sebagai OSIS.

" Tidak ada? Alhamdulillah... Terimakasih karena kalian sudah mau berpartisipasi. Kalau begitu saya tutup saja pemberitahuan ini, nanti jika saya sudah mendapatkan semua persiapannya kita akan bertemu dan berkumpul lagi disini. Sekian assalamualaikum warahmatullahi wabarokatuh" Razi pun turun dari mimbarnya dan ikut berkumpul dengan pengurus inti disana.

" Kuat banget ya tekad mereka.. gak sia sia kita pilih mereka sebagai pengurus. " Ucap wakil ketua sekaligus sahabat dari Razi itu yang bernama Reza Artamevia.

" Hmm, nanti gue butuh bantuan kalian semua " agak sedikit lelah dengan hari ini Razi pun memutuskan untuk bersandar di dekat tembok itu sembari menutup matanya.

" Pastilah... Kita kan best friends yaga hmm " salah satu temannya menyahut sembari menarik turunkan alisnya.

" Mulai deh lu fik "

" Habisnya jangan pada tegang gini Napa santai aja santai..  " ucap orang itu yang bernama Fikri Thoriq.

" Orang dari tadi juga santai kita Lo aja yang terlalu serius " kini peraduan mulut Upin Ipin mulai akan dimulai. Memang ya si Fikri dan si Saputra Ananda putra ini jika disatukan dijamin tempat kalian selalu ramai. ' enak aja Lo panggil gue Upin Ipin, eh gue gak botak ya '

" Ckk... Lo pada bisa pada diem kagak? Gue pusing tiap kali liat kalian pada nyerocos " Hadmi sidiq purnama menjadi menengah antara mereka berdua. Dan Upin Ipin pun langsung terdiam seketika yaa meskipun mereka saling beradu tatapan sengit.

" Ternyata kalian semua pada disini. Gue nyari nyari kalian tau gak " seseorang datang sembari membawa bola basketnya itu. Si tampan namun bermulut pedas siapa lagi kalau bukan Alex Irawan Wirjawan. Dengan dibelakangnya diikuti oleh Tirta Iskandar sadiqin si ganteng nan dingin itu.

" Gimana lomba kalian? Menang kagak? " Fikri bertanya pada sahabatnya itu yang baru saja pulang dari olimpiade basketnya itu.

" Ya menanglah kan ada gue " sepede itukah Alex sekarang.

" Bukannya karna ada si Tirta ya. Dia kan jago soal maen basket gituan " timpal Saputra. Dan alex pun hanya mendelikan matanya tajam pada Saputra.

" Lo pada masih ada jadwal kagak? " Tirta si cowok dingin itu mengeluarkan suara emasnya.

" Kagak nih Napa? "

" Gue mau ke warung, Lo pada mau ikut? "

" Ya mau lah, laper soalnya gue belum makan dari 1 jam yang lalu " Saputra mengelus perut nonsixspek nya itu.

" Rugi banget Lo kagak makan 1 jam " Fikri menyahut.

" Ayo... " Razi bangun begitu saja dengan di ikuti oleh Tirta dan yang lainnya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 13 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

" Aqila " pelipur laraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang