24 › selamat ya, Gazza.

388 43 40
                                    

Hari ini adalah hari pertandingan terakhir yang diikuti GazzaㅡYa, Kallaruna hadir ditemani Yasya yang ia paksa untuk ikut. Dari pagi hingga sore, dari awal babak hingga babak final, Kallaruna dan Yasya duduk di tribun.

"Kenapa pilih tribun atas? Kita nanti kalau sudah selesai susah turun, berdempetan!" Desis Yasya kesal melirik Kallaruna yang terlihat menikmati babak final pertandinganㅡBenar, Gazza sedang bertanding di tengah lapangan bersama siswa dari sekolah lain, "Hei, kamu mendengarkan aku tidak sih?"

"Dengar, aku sengaja pilih tribun atas,"

"Ya, aku tahu kamu sengaja tapi aku tidak tahu alasanmu."

"Kejutan, tadi aku tidak memberitahu Gazza kapan akan berangkat. Lalu, tadi saat time off  aku lihat Gazza melihat tribunㅡ"

"Pantas kamu memakai topi, kasihan sekali jadi Gazza.. dia pasti sedang berpikir jika kamu tidak datang melihatnya lagi," Celetuk Yasya menatap iba Gazza yang sedang menyerang lawan, "Gazza akan mengambil studi Aussie ya? Aku dengar dari Nathan, Gazza juga berhenti Taekwondo setelah ini."

"Hm," Dehem Kallaruna sebelum senyumnya mengembang karena Gazza berkali-kali mendapatkan poin, "Dia memang akan berhenti dari hobinya itu dan fokus pada studi."

"Di Aussie?"

Sejenak Kallaruna mengalihkan pandangannya dari Gazza pada Yasya yang terlihat penasaran, "Aussie?" Ulangnya mendapatkan anggukan dari Yasya.

"Jika benar Gazza mengambil studi di Aussie, kamu akan ditinggalkan oleh Gazza selama empat tahun kan?"

Kallaruna jatuh melamun memikirkan apa yang dikatakan Yasya, benar, Gazza pernah mengatakan padanya jika pemuda itu akan mengambil studi di Aussie setelah lulus dan kemungkinan besar meninggalkan Kallaruna.

Gazza meninggalkan Kallaruna? Setelah tiga tahun bersamaㅡTanpa hubungan yang jelas..?

"YEAH, GAZZA MENANG, KALLA!"

Teriakan Yasya yang berseru bersamaan dengan suara peluit wasit membuat Kallaruna tersentak sadar dari lamunannya, spontan Kallaruna melihat ke arah lapangan dan layar yang menunjukkan jumlah poin akhir.

"Memang pantas jika Gazza diajukan di setiap kompetisi," Yasya bertepuk tangan mengikuti penonton lainnya yang mengapresiasi sang pemenang, "Tapi.. kenapa dia menolak posisi ketua ekskul bela diri ya?"

Kallaruna memperhatikan Gazza yang sedang melakukan sesi foto dan penyerahan hadiah dari panitia, "Aku tidak tahu, mungkin posisi anggota ekskul sudah cukup melelahkan.. lagipula Nathan tidak buruk dalam memimpin anggota ekskul."

"Tentu saja, kekasihku itu hebat!" Yasya memuji Nathan, ia melihat Nathan yang duduk bersama pelatih tepat di tepi lapangan.

"Ya, Nathan memang hebat, saking hebat dia.. kamu sampai tertipu." Kallaruna tertawa sinis sebelum beranjak dari duduknya, melangkah turun dari tribun tanpa memperdulikan Yasya yang tertohok.

Kallaruna menuruni anak tangga tribun, melangkah mendekati Nathan yang sedang membereskan barang bawaan GazzaㅡBotol minum, kotak P3K dan handuk kecil untuk menyeka keringat.

"Mana Yasya?" Tanya Nathan saat Kallaruna berhenti di sampingnya.

"Masih di tribun." Kallaruna melipat kedua tangannya di depan dada tanpa menoleh pada Nathan, "Kapan kamu berhenti mempermainkan temanku?"

"Mn, maksudmu?" Nathan Kembali berdiri tegap di samping Kallaruna setelah selesai memasukkan barang yang sudah tidak di perlukan ke dalam tas, ia juga sudah mempersiapkan pakaian ganti Gazza.

"Mencampakkan Yasya demi bermain dengan orang rendahan."  Sekilas Kallaruna melirik Nathan yang tersenyum tipis, "Aku tidak tahu jalan pikiranmu, menyimpan berlian demi memoles batu."

Conglomerate Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang