ONE

1.1K 85 30
                                    

Salam bahagia buat para Readers..😘😘

Aku datang bawa cerita baru ni.. Baru nemu ini cerita di folder lama tulisanku. Ternyata banyak juga cerita-cerita aku yang belum di publish dan rata-rata pada mentok ditengah semua 😅😅 tanpa minat di lanjut atau bahkan sampai di lupakan begitu saja😅😅

Sebenarnya ini cerita untuk kolaborasi (aku lupa namanya siapa) dengan aku yang nulis, seseorang yang jelasin alur ceritanya, dan seseorang lagi yang jadi kang edit.

Dan ini cerita mentok di bagian flashback. Aku baca berulang kali baru bisa nemu kelanjutannya yang sebenarnya di luar dari cerita aslinya (aku juga lupa aslinya bagaimana 😆).

Karena mubazir yakan.. Jadi cerita ini aku per singkat, mungkin cuma dua atau tiga chapter doang.

Semoga kalian menyukainya, dan maaf jika tidak sesuai dengan ekspektasi kalian. Harap maklumi saja ya saya yang lagi gabut..🤣🤣

Oke sekian cuap-cuap mesranya....

Selamat menikmati hidangan kalian !! 😘😘

.

.

 

Enjoyed!!

.

.


Seorang pemuda menapaki kedua kakinya pada halaman sebuah rumah tua yang sudah berpuluh-puluh tahun tidak di huni. Menggulirkan kedua matanya ke kiri dan ke kanan hanya untuk memindai halaman luas yang tidak terurus. Terlihat dari banyaknya dedaunan kering yang gugur dan berserakkan sehingga membentuk tumpukan yang tidak beraturan di sekeliling rumah tua itu.

Kedua kaki pemuda itu bergerak perlahan dengan masih mengamati sekitarnya, lalu berhenti tepat di depan pintu utama Rumah tua tersebut. Jika ia boleh berpendapat, keadaan sekitarnya jauh dari kata menakutkan seperti yang dibicarakan orang-orang tentang rumah tua ini.

Kedua tangannya lantas terangkat naik untuk meraih gagang pintu dengan sedikit mendorong pintu tersebut. Derit memekakkan telinga terdengar seiring geseran daun pintu yang ia dorong. Benda tinggi itu tidak terkunci sehingga membuatnya terasa mudah di awal.

Saat sudah berada di dalam rumah tua yang besar itu, ia mengedarkan pandangannya pada setiap sudut ruangan besar itu yang – anehnya - sama sekali tidak terlihat seperti rumah tua ini di tinggal sudah berpuluh-puluh tahun lamanya, sangat berbeda jika di lihat dari luar.

Ruangan ini terlihat seperti rumah kebanyakan yang di tinggalkan begitu saja oleh pemiliknya. Hanya sawang-sawang yang memenuhi ruangan itu, dengan susunan sofa dan meja yang di bungkus dengan kain putih berdebu.

“Brengsek. Ternyata mereka hanya mengerjaiku saja” umpatnya dengan melangkahkan kedua kakinya masuk semakin jauh ke rumah tua itu.

“Rumah hantu?” katanya dengan tertawa hambar.

“Yang benar saja! Ini sama sekali tidak terlihat seperti rumah hantu di mataku. Meraka terlalu banyak membual tentang tempat ini” lanjutnya kesal.

“Mereka pikir aku akan takut tidur di rumah ini sepanjang malam?. Tidak! aku bahkan menikmatinya, bodoh!” lanjutnya semakin kesal,

“Bahkan aku berharap rumah ini benar-benar ada hantunya. Jadi aku bisa bercinta dengannya, tidak perduli jika hantu itu berwujud laki-laki sekalipun!” Taehyung bemonolog sebab tak ada seorangpun selain dirinya yang berada di rumah tua ini.

BACK HOME (KookV)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang