two | saingan?

21 4 2
                                    


   Sinar matahari pagi yang lembut berhasil melewati kaca jendela di belakangnya, dan masuk ke dalam kelas katharine. Angin sepoi sepoi dari arah jendela menyapu rambut katharine dengan lembut. Kini, ia tengah duduk di mejanya sembari membaca buku pelajaran yang ia pegang sejak dua puluh menit yang lalu. Fokus nya tak teralihkan pada hal lain. Hingga vearin datang menyapanya.
  
"Katharineee! Kamu mau aku kasih spoiler kdrama ini gaa?"

   Astaga. Katharine benci spoiler.

   "Engga makasih, gw bisa nonton sendiri"

   Setelah katharine menolak tawaran vearin, ia kembali fokus kepada buku pelajaran yang tadinya sedang ia baca.

   "Eh, olimpiade yang itu yaa??"

   Celetuk vearin sedetik setelah ia melihat judul buku yang sedang dibaca katharine. 'persiapan olimpiade tingkat internasional'.

   "Iya"

   "Wahh! Gila gila aku punya temen genius parah wrwrwr"

   "Apaansi rin. Mending lu diem deh kata gw"

   Ucap katharine sembari tersenyum tipis, ia malu jika sedang dipuji oleh orang lain.

   Tentunya pujian tulus, bukan pujian palsu yang sering dilontarkan orang tuannya. Ralat, orangtuanya bahkan tidak pernah memujinya.

   "Right! aku hampir lupa nihh, kamu ikut ga nanti sore main ke apart baru punya si valleriena? Katanya sih itu apart di kasih sama ayahnya buat kado dia, cuz kemarin dia berhasil dapet juara emas di 'top ten ballerina' ihh keren banget ga sih?? But kamu ga kalah kerennya kok! Tapi aku heran, namanya bisa pas gitu ya. Namanya valleriena, dia juga ballerina itu kemarin orang tuannya mikir apa ya waktu ngasih na-"

   Ting
   Ting
   Ting

  'perhatian bagi seluruh siswa siswi De'chamber high school. kini jam sudah menunjukkan pukul 08:15. diharapkan untuk segera masuk ke dalam kelas masing masing. Terimakasih atas perhatiannya.'

   Huft, Katharine menghela napas lega. Sepertinya semesta berpihak pada katharine hari ini. sebab bunyi bell tanda masuk yang tadi berbunyi membantunya untuk mendiamkan vearin. Kini ia tidak perlu meladeni ocehan ocehan gila yang akan dilontarkan oleh vearin secara terus menerus.

   "Tuh masuk, kata gw mending lu diem deh. Gurunya bentar lagi masuk tuh"

   "Males banget ih belajar! Yang lain aja pada mainnya nyogok, noh liat tuh si neveana dia aja nyog-"

   Ucap vearin sembari menunjuk pada seorang anak perempuan yang tengah santai bermain handphone sembari menaikan satu kakinya ke atas meja.

   Menurut rumor yang tersebar, orang tua dari anak perempuan yang kerap dipanggil neveana tersebut memang terkenal menyogok guru guru, demi membuat anaknya mendapatkan nilai yang bagus. Faktanya, hal seperti itu merupakan hal yang lumrah di De'chamber high school.

   Namun tetap saja perkataan yang dilontarkan vearin tadi, sampai ke telinga neveana. Sebelum menyelesaikan kalimatnya, katharine merobek satu lembar halaman buku, lalu menyumpalkannya ke mulut vearin yang sedang terbuka.  Terkadang, mulut vearin memang susah di saring omongannya. Ia hanya berbicara sesuai dengan apa yang ada di pikirannya.

   "Hoek! Phew! apaansih kath!!"

   Ucap vearin sembari melepehkan secarik kertas yang tadinya dimasukan ke dalam mulutnya.

   "Saring omongan lo rin. lagian tuh mulut ngomong mulu. Kalau semisal dia sakit hati gimana?"

   Katharine bukanlah tipe orang yang akan ikut campur ke dalam urusan orang lain. Namun, menurutnya kali ini vearin sudah melewati batas.

Academic achiever | on goingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang